Mohon tunggu...
novance silitonga
novance silitonga Mohon Tunggu... Penulis - senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terima Kasih Demokrasi: Refleksi Hari Demokrasi Internasional

17 September 2021   12:57 Diperbarui: 17 September 2021   12:58 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Walaupun kita mengetahui ada gelombang balik dari demokratisasi ke rezim otoritarian, tetapi tetap saja demokrasi merupakan rezim pemerintahan yang jauh lebih baik dari rezim apapun walau bukan rezim yang sempurna. 

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga internasional IDEA tahun 2018 menyebutkan jumlah negara demokrasi terus bertambah. Lebih dari setengah negara di dunia (62 persen atau 97 negara)  sekarang adalah negara  demokrasi dibanding hanya 26 persen pada tahun 1975. 

Lebih dari setengah penduduk dunia (57 persen) dan lebih dari 4 miliar orang sekarang tinggal di beberapa negara demokratis dibandingkan (36 persen) pada tahun 1975. 

Disisi lain, porsi negara non-demokrasi sudah berkurang lebih dari separuhnya sejak tahun 1975, dari 68 persen menjadi 25 persen tahun 2018. Singkatnya adalah bahwa demokrasi dapat ditemukan di seluruh penjuru jagat ini.

Perlu direnungkan pula bahwa demokrasi di prakteknya bukan tanpa gejolak. Justru gejolak itu menunjukkan kenormalan demokrasi sebagai sebuah sistem pemerintahan. 

Negara-negara demokrasi membuka peluang untuk kontrol rakyat dan kesetaraan politik tetapi sekaligus ia seakan-akan mengekang kebebasan hak-hak sipil, menutup akses mendapatkan keadilan dan hak-hak sosial dan hak kesetaraan. inilah mengapa demokrasi menyediakan seperangkat aturan hukum dan mendorong penegakkan hukum sehingga demokrasi berjalan tanpa cacat.

Akhirnya kita mampu berkata demokrasi membawa dunia menjadi lebih baik, memungkinkan atau setidaknya memberi peluang untuk hidup tanpa ada rasa takut. 

Demokrasi mengiring kebebasan setiap insan untuk menawarkan perdamaian. Pada akhirnya melalui demokrasi, dunia punya harapan terwujudnya kemanusiaan yang adil dan beradab. Terima kasih demokrasi.

Novance Silitonga, bekerja di Populus Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun