Mohon tunggu...
Novana TriLestari
Novana TriLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri KH Ahmad Siddiq JEMBER

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN KHAS Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Penyimpangan Sosial

7 Desember 2021   19:47 Diperbarui: 7 Desember 2021   20:07 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyimpangan sosial yaitu perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan norma sosial dan aturan yang telah ditetapkan. Semua orang pasti pernah melakukan perbuatan menyimpang, dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. seperti membuang sampah sembarangan, melanggar peraturan lalu lintas, mendengarkan musik dengan volume keras, makan dengan tangan kiri, itu semua juga termasuk perbuatan menyimpang meskipun hal yang mungkin sepele menurut semua orang. Dan tanpa disadari kita semua pasti juga pernah melakukan perbuatan menyimpang,

Perbuatan menyimpang di zaman sekarang marak dimana-mana, sudah dianggap hal yang biasa. Seperti yang kita ketahui banyak berita yang telah beredar tentang pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur, selain itu juga pembunuhan dimana-mana. Begitupun dengan minum-minuman keras dan beralkohol itu sudah hal yang biasa bagi anak remaja, bagi mereka sudah termasuk kesenangan tersendiri. Padahal itu semua termasuk perbuatan menyimpang yang berdampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain.

Faktor-faktor Penyimpangan Sosial yaitu:

  1. Keterbelakangan ekonomi. Seseorang yang sudah malas bekerja dan pengangguran demi menghasilkan uang, untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya mereka menghalalkan segala cara yang ada, yaitu termasuk penyimpangan sosial dan sangat merugikan orang lain. Seperti pencurian, permapokan, begal, dan sebagainya.
  2. Faktor lingkungan atau pergaulan. Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi jika kita salah dalam pergaulan, apalagi ketika kumpul dengan orang yang selalu melakukan penyimpangan sosial. Jika kita tidak bisa menghindari maka lama-kelamaan kita juga bisa terpengaruhi karena sudah kebiasaan kumpul dan sangat dekat. Misalnya, sering berkumpul dengan orang yang suka berjudi, mabuk-mabukan, ataupun lainnya. Jika kita sering berkumpul dengan orang seperti itu, maka kita akan terpengaruhi, dan melakukan penyimpangan sosial.
  3. Pengaruh Media Sosial. Sekarang jamannya sudah era digital. Melakukan segala aktivitas sudah tidak manual lagi tapi sudah serba digital. Dan pastinya ada dampak positif juga ada negatifnya. Banyak sekali negatifnya dan itu termasuk dalam penyimpangan sosial, dengan menggunakan media sosial sudah kelewat batas wajar. Seperti melihat tayangan yang tidak layak, misalnya film tentang kekerasan. Jika tersebut dilihat oleh orang yang kurang wawasan atau anak kecil, bahayanya bisa di terapkan dan dapat mengakibatkan penyimpangan sosial.
  4. Bersosialisasai yang gagal. Sosialisasi itu baik dan sangat penting. Tetapi jika orang yang salah dalam bersosialisasi itu juga tidak baik dan bisa fatal, seperti orang yang hanya ikut sosialisasi saja tanpa memahami tujuan dan maksud tertentu. Gagal dalam mendalami norma-norma dan peraturan yang ada. Dan akhirnya mengakibatkan melakukan penyimpangan-penyimpangan sosial.
  5. Pendidikan yang keras dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga juga sangat mempengaruhi kehidupan anaknya. Apabila keluarga mendidik dengan baik, pasti seorang anak juga akan menjadi pribadi yang baik. Pendidikan yang keras sangat tidak baik bagi anak. Seperti jika anak melakukan kesalahan sedikit orang tua mnghukumya dan suka main fisik atau orang tua yang suka melarang anaknya. Jika anak sering dimarahi dan dilarang maka anak akan malah tertekan. Akibatnya mereka akan melapiaskan rasa kecewa dan sedihnya diluar lingkungan keluarga dan melakukan perbuatan yang menyimpang

Adapun perilaku menyimpang yang sering terjadi pada pelajar yaitu tawuran antar pelajar. Penyebab perilaku tawuran terkadang hanya mulai dari masalah yang sangat sepele. Seperti masalah percintaan, saling menjelekkan, atau yang sering terjadi biasanya karena nonton sebuah hiburan dan saling senggol-senggolan dan mengakibatkan lawannya tidak terima. Akhirnya terjadilah tawuran antar geng atau kelompok. Selain tawuran pelajar yang sering terjadi yaitu bullying. Bullying adalah perilaku kejahatan atau kekerasan yang dilakukan oleh satu orang atau berkelompok untuk melukai seseorang juga bisa secara fisik seperti memukul, mendorong, mencekik, ataupun menendang.

Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk meminimalisir perbuatan menyimpang. Pendidikan agama islam sangat memiliki peran penting dalam mencegah perbuatan menyimpang. Karena pendidikan agama islam membantu manusia khususnya dalam memperbaiki akhlak dan moral seseorang. Adapun tujuan perkembangan moral yaitu untuk menjadikan individu mempunyai perilaku, etika, akhlak yang baik dan positif yaitu yang sesuai dengan norma atau peraturan yang ada, dan membiasakan individu berperilaku sesuai dengan aturan, norma, ataupun agama.

Akhlak juga mempunyai peran dalam membina masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera lahir maupun batiniah. Dengan demikian akhlak sangat mempunyai peran aktif dalam menghasilkan produk yang baik. Seperti pada tujuan pendidikan, yaitu tidak hanya menghasilkan ilmu yang baik tetapi juga tingkah laku yang terpuji. Antara tujuan pendidikan akhlak dengan tujuan pendidikan agama islam sangat erat kaitannya, sebagaimana pendidikan akhlak menjadi tujuan yang berarti untuk pendidikan islam. Oleh karena itu, dalam pendidikan agama islam tidak hanya menghasilkan seseorang yang hanya cerdas, namun juga menghasilkan individu yang mengenal Allah dan mengerti arah hidup yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun