Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kenapa Pekerjaan Ini Disebut "Pak Ogah"

25 September 2024   09:41 Diperbarui: 25 September 2024   09:47 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pak Ogah sedang bekerja ( Sumber gambar : Harveyzoka/Pixabay)

Mungkin kurang pas bila pekerjaan  ini dianggap profesi. Tapi pekerjaan ini nyata ada disekitar kita, bahkan tak lekang oleh waktu. Hampir di semua kota di Indonesia kita bisa menemukan pekerjaan yang minta recehan. Pekerjaannya  terlihat mudah, berdiri dengan gaya seperti pak polisi lalu lintas mengatur lalu lintas di mulut jalan, atau perempatan jalan untuk  mengatur kendaraan yang lewat. Modalnya peluit , kalau mau lebih keren tambahkan rompi penyelamat dengan warna terang.

Keberadaan mereka kadang lepas dari perhatian kita. Sering tidak dianggap, malah  pekerjaan ini dianggap 'mengganggu'. Sering dicemooh karena penampilannya.

Untuk menekuni pekerjaan ini  tidak dibatasi usia, pendidikan dan ketrampilan khusus. Syaratnya asal mau capek dan punya nyali.Mau melepaskan rasa 'malu' dan cuek dengan sekeliling. 

Mereka biasanya berkelompok, memiliki rasa pertemanan yang kuat. Bila diperlukan mereka akan mempertahankan pekerjaan ini dengan taruhan nyawa. Tak jarang mereka berkelahi bahkan sampai menggunakan belati.

Hasil dari pekerjaan ini segepok recehan antara Rp 500 hingga Rp 1000. Kadang lembaran Rp 2000 an atau bila lagi beruntung mendapat lembaran Rp 5.000 bahkan bisa lebih dari itu namun sangat jarang terjadi, kecuali ada orang super  dermawan.

Kenapa   Disebut  'Pak Ogah"

Frasa Pak Ogah memang muncul secara informal. Tak diketahui siapa yang memulai sebutan pengatur lalu lintas tidak resmi ini disebut 'Pak Ogah". Kemungkinan besar sebutan Pak Ogah merujuk dari karakter tokoh film 'Si Unyil' yang tayang di tahun 80-an. Film buatan PPFN ini memang booming dan menjadi tontonan anak anak yang besar antara tahun 1981 hingga 1993 .

Karakter Pak Ogah digambarkan seorang lelaki dewasa berkepala plontos yang tidak memiliki pekerjaan tetap namun sering meminta uang kepada orang lain dengan ucapannya yang melegenda 'cepek dulu dong" .

 Karakter Pak Ogah memang dibuat agar Film 'Si Unyil' punya banyak warna . Berbagai karakter memang dibuat, seperti karakter Pak Raden yang punya sifat galak dan pelit. Pak Raden dianggap tokoh antagonis yang sering memarahi Pak Ogah yang sering mencuri pohon Mangga kepunyaannya.

Adalah Drs Suryadi yang menciptakan karakter yang ada di dalam film Si Unyil, kata unyil merupakan kata slang yang berarti mungil atau kecil. Maka di Kota Bogor ada sebutan Roti Unyil yang memang bentuknya sangat kecil sekali gigit sudah habis.

Film Unyil merupakan film boneka dengan setting lokasi yang cukup manarik, Di awal tahun 80an, TVRI menayangkan film Si Unyil sepekan sekali pada hari minggu. lagu pembuka film Si Unyil menjadi legenda yang sulit dilupakan anak anak yang pernah menonton film ini . "Hom pim pah Alaiyum gambreng".

Kembali ke tema tulisan, dari mana sebutan 'Pak Ogah' menjadi trademark untuk orang yang mengatur lalu lintas dan meminta uang receh di jalan, mungkin karena kebiasaan gestur tangan yang meminta uang receh yang membuat pengendara ingat karakter Pak Ogah dalam Film Unyil. 

Keberadaan Pak Ogah di jalanan sebenarnya punya sisi manfaat bila dalam peran membantu tugas polisi jalan raya. Pak Ogah ini juga berjasa saat membantu anak sekolah atau ibu ibu yang akan menyebrangi jalan. Walau terkesan amatiran dalam mengatur pergerakan lalu lintas, para Pak Ogah ini paling tidak membantu jalanan tidak macet total karena tidak ada pengendara yang mau mengalah.

Ilustrasi (sumber gambat : Bing Creator AI)
Ilustrasi (sumber gambat : Bing Creator AI)

 

Berapa Penghasilan dari Pak Ogah ini ?

Saya pernah iseng bertanya kepada teman yang berprofesi  mengatur lalu lintas ( Pak Ogah) , kalau sedang bagus bisa membawa pulang Rp 100.000 , bahkan bisa lebih. Namun kalau lagi sial  cuma dapat Rp 30.000. Tidak tentu penghasilan para Pak Ogah ini.

Yang pasti mereka tidak bekerja sendirian, mereka biasanya berkelompok. Tiap kelompok mendapatkan jatah waktu bertugas. Bisa 3-6 jam. Mereka juga membagi tugas dan peran. Ada yang mengatur lalu lintas, ada yang bertugas meminta uang ke sopir atau pengendara. 

Tiap kelompok bisa beranggotakan 3-6 orang. Dalam kelompok mereka akan berbagi penghasilan , seorang ketua kelompok biasanya mendapatkan uang lebih banyak, namun ada juga yang dibagi rata. Tidak peduli ketua atau anggota sama rata.

Dari penghasilan menjadi Pak Ogah, ada yang bisa membiayai keluarganya. Untuk makan sehari hari, beli jajan, bayar paket internet, listrik dan air. Walau tak menjanjikan uang banyak, dari mengatur lalu lintas ada penghasilan yang bisa diandalkan.

Pekerjaan menjadi pengatur lalu lintas ini punya resiko yang sangat besar, nyawa. Karena bisa saja terjadi kecelakaan karena tertabrak atau terserempet kendaraan yang mereka atur. Atau yang lebih mengerikan adakah perebutan lahan yang berakhir perkelahian yang brutal dan bisa mengancam nyawa.

Mirip dengan lahan parkir, pekerjaan pengatur lalu lintas ini punya wilayah kekuasaannya. Tidak sembarang orang bisa ikut mengatur lalu lintas. Salah salah bisa babak belur bila mencoba menyerobot lahan orang.

Secara  keuntungan, menjadi Pak Ogah memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang, kadang berupa barang seperti rokok, makanan atau minuman. Namun sebagai pekerjaan tentu menjadi pengatur lalu lintas alias pak ogah tidak memiliki jenjang karir, tidak mendapatkan jaminan asuransi, kepanasan , kehujanan. diomelin pengendara bahkan dimintai uang oleh jawara atau  jagoan kampung.

Namun bila dipikirkan dengan bijak , di zaman yang sulit mendapatkan pekerjaan. Profesi Pak Ogah menjadi satu lahan pekerjaan informal. Sebagian  bisa membantu perekonomian keluarga masing masing. 

Hanya saja keberadaan Pak Ogah kadang meresahkan bila ada oknum Pak Ogah ini berperilaku memaksa para pengendara, mengganggu pengguna jalan lainnya. Maka Pak Ogah yang seperti ini wajib diberitahukan pihak keamanan untuk diambil tindakan.

 

Selain profesi seperti Pak Ogah ini banyak pekerjaan yang mungkin tidak ditemui di negara lain, pekerjaan informal yang tidak tidak pernah dilihat sebelah mata namun nyata bisa memberikan penghidupan.

Kesimpulannya....

Bila anda saat ini masih memiliki pekerjaan, mungkin dengan pekerjaan saat ini anda mengeluh karena tidak nyaman, gajinya tidak sesuai, jaraknya jauh butuh biaya ekstra, atau bos di tempat anda bekerja judes, galak dan tidak pernah memberi apresiasi. 

Bersyukurlah dahulu, anda masih memiliki pekerjaan. Yang mungkin pekerjaan anda adalah mimpi orang lain. Bekerjalah dengan profesional, semangat dan belajarlah terus dari pekerjaan anda. Ada waktunya anda akan merasakan rindu untuk berada di suasana kerja.

Selamat bekerja...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun