Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

IKN, Standar Indonesia Baru?

17 Agustus 2024   08:52 Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:06 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istana Presiden di IKN (sumber via kompas.com)

Ibu Kota Nusantara masih menuai pro dan kontra. Proyek besar dan dana fantastis dengan waktu penyelesaiannya yang lama membuat IKN menjadi proyek mercusuar. Di tanah Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara  Kalimantan timur. 

Proyek memindahkan ibu kota dari Jakarta terus dikebut. Apalagi upacara bendera kemerdekaan 17 Agustus menjadi momen sakral sekaligus pembuktian. Ini adalah tahun terakhir Presiden Joko Widodo berkuasa. Sebagai penghormatan terakhir, upacara diadakan di dua tempat. Jakarta dan IKN.

Ini adalah upacara bendera paling monumental untuk Presiden Jokowi. Selama 10 tahun berkuasa, momen perayaan 17 Agustus kali ini adalah peringatan sekaligus upacara perpisahan secara kenegaraan.

Membahas IKN memang sangat menarik, dari sisi manapun akan membuat perbincangan menjadi hangat. Bukan karena bahasan politik. Latar belakang dukung mendukung. Tapi saya ingin menuliskan IKN sebagai standar nasional pembangunan di Indonesia.

Sebagai orang yang pernah melihat langsung kondisi  pedalaman di beberapa wilayah di Indonesia, saya ingin mengajak melihat IKN sebagai proyek besar yang punya dampak bagi seluruh rakyat Indonesia.

IKN bukan proyek pribadi, ia adalah proyek yang sebagian dibiayai APBN, sebagian dibiayai konsorsium swasta, investasi asing dan dana lainnya. IKN akan menjadi halaman pertama negara dan republik ini.

Menilai Indonesia tentu akan mengaitkan dengan IKN. Apa yang terlihat, terdengar dan dirasakan rakyat Indonesia tentang IKN adalah harapan. Melihat dan mendengar air di IKN bisa diminum langsung. itu saja sudah membuat sebagian rakyat di Indonesia timur yang kesulitan air akan berharap air yang ada di wilayahnya kelak akan diurus negara hingga layak diminum langsung dari kran. Atau minimal air benar benar mudah didapat warga dengan kualitas yang layak.

Karena standar IKN adalah air bersih yang bisa diminum langsung, maka paling adil, dalam radius 30-50 km disekitar IKN, air juga bisa diminum warga secara langsung. 

Air masih menjadi masalah dan polemik yang ada di negeri ini. Saya pernah melihat sebuah pulau diluar Kota Kupang yang kesulitan air bersih, warga harus membeli air dalam dirigen yang harganya cukup menguras dompet warga. 

Menurut data BPS melalui Susenas 2019, ada 26,35% wilayah di Indonesia tidak memiliki akses air minum layak. Uniknya kesulitan air itu bukan di daerah terisolir tapi di kota besar dan pulau pulau besar (Jawa, Bali, Nusa Tenggara). Bila menggunakan data dari World Resources  Indonesia (WRI) , Indonesia akan menghadapi ancaman serius kekurangan air bersih pada tahun 2040. Ditambah data WWF for nature Indonesia di tahun 2019 ada 550 sungai di Indonesia yang mengalami pencemaran dan sebagian dalam kondisi kritis.

Sebuah sinyal Indonesia dalam keadaan yang tidak baik baik untuk urusan air bersih. Maka pembangunan IKN dengan fasilitas pengolahan air yang begitu canggih seharusnya menjadi standar untuk seluruh Indonesia. IKN harus  adalah prototipe, tidak berhenti proyek air bersih hanya di IKN. 

IKN dibangun dengan sarana transportasi yang mencengangkan, taksi terbang , teknologi dari korea itu dibawa ke IKN. Ujicoba sudah dilakukan. Dengan moda transportasi udara maka IKN diproyeksi menjadi kota tanpa kemacetan

 Untuk pelayanan transportasi di IKN saat ini menggunakan kereta otonom, kereta yang mampu berjalan tanpa rel dengan mengandalkan sensor pada marka jalan ini mampu mengangkut 200 orang penumpang dengan tiga gerbong. Kereta otonom sudah dioperasikan saat membawa para tamu undangan saat upacara bendera 17 Agustus.

Kereta otonom merupakan moda yang akan dikembangkan di IKN. Sebuah pengembangan teknologi transportasi yang luar biasa. tentu berharap kereta otonom juga akan dikembangkan di kota kota di Indonesia. Mengurangi beban KRL Jabodetabek yang berdesak desakan. Atau menggantikan sarana transportasi yang sudah tidak layak. 

Proyek kereta otonom menjadi proyek nasional yang dikembangkan juga di kota lain. IKN hanya etalase awal saja, tahun depan kereta otonom sudah beroperasi di jakarta, Surabaya, bandung, Medan , Makassar, Manado, Merauke dan kota lainnya. itu baru menarik dan memberi manfaat luas.

Termasuk taksi terbang yang juga akan dikembangkan di kota kota lain terutama Jakarta yang sering terjadi kemacetan. Mengurai kemacetan dengan taksi terbang apakah sebuah solusi ? perlu dikaji dan dibuktikan. 

IKN saat ini menyedot perhatian nasional, seluruh media massa tak pernah luput memberitakan kemajuan IKN. Namun harus diingat pula, luas Indonesia dari ujung barat ke timur hampir mirip dengan luas benua Eropa. Tidak adil bila terus membincangkan kemegahan IKN tapi lupa masih banyak PR di negeri ini.

Gizi buruk, stunting, gaji guru yang masih banyak dibawah standar, isu perusakan lingkungan, pengangguran, anak putus sekolah, standar kesehatan yang belum merata, kekerasan,perdagangan anak,  keamanan di sebagian papua, hingga masalah politik yang mirip arisan. 

Logo Kemerdekaan ke 79 (sumber via kompas.com)
Logo Kemerdekaan ke 79 (sumber via kompas.com)

Di perayaan kemerdekaan ke 79, dengan tagline Nusantara Baru, Indonesia Maju. Berharap tidak terjebak dalam euforia semu. Merasa bangga namun banyak yang meratap. Merasa Merdeka namun ternyata banyak yang masih terjajah. 

Negeri ini layak menjadi besar dan sejahtera. Bukan hanya untuk segelintir orang atau sekelompok orang saja. Jaya dan sejahtera untuk seluruh rakyat Indonesia. Mungkinkah terwujud ? 

Dirgahayu Republik Indonesia, Aku bangga menjadi bangsa Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun