Â
Environment is no one’s property to destroy; it’s everyone’s responsibility to protect. – Mohith Agadi
Matahari baru saja menampakkan semburatnya, perlahan tapi pasti alam mulai tersaji indah. Udara dingin menerobos jaket yang saya pakai. Pagi itu saya akan menuju pemandian air panas Cikuray yang terletak di kawasan Gunung Bunder, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Hanya 10 menit dari lokasi penginapan saya menggunakan sepeda motor, sepanjang jalan menuju lokasi, pemandangan indah Gunung Bunder  yang termasuk dalam  Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak begitu menarik. Gunung Bunder termasuk dalam sub montana, di Kawasan ini terdapat hutan pinus, puluhan air terjun, camping ground, pemandian air panas.
Gunung bunder menjadi salah satu tujuan wisata alam. Sarananya sudah termasuk lengkap, ada homestay, villa, hingga kamar kamar yang disewakan penduduk lokal. Yang menarik Kawasan ini dikelola oleh warga didalam sebuah koperasi yang diberi nama Ijo Lokapurna atau biasa dituliskan khalifa.
Pengelolaan alam yang disajikan menjadi lokasi wisata juga dilakukan oleh sekelompok warga di kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Tepatnya di Dusun Manggunturu, Desa Tompobulu Kecamatan Rumbia. Lokasi ini diberi nama Lembah Hijau Rumbia (LHR).
Berawal dari ide seorang pemuda bernama Ridwan Nojeng. Ia menjadi pelopor membangun perubahan warga desa. Awalnya Ridwan Nojeng dianggap aneh ketika mengajak warga untuk menanam pohon karena ia melihat masalah yang akan muncul.
Debit air di desanya mulai berkurang, dan itu awal dari bencana bila tidak dilakukan perubahan cara berpikir warga desa. Ridwan Nojeng memulai kegiatannya dengan membuat pupuk organik pada tahun 2006. Ridwan Nojeng yang dikenal sebagai pegiat lingkungan membagikan pupuk organiknya kepada warga secara gratis.
Warga boleh mengambil pupuk untuk keperluan bertani atau berkebun, lalu setelah mendapatkan manfaatnya Irwan Nojeng memberikan pelatihan membuat pupuk secara mandiri dari kotoran hewan yang warga miliki. Metodenya ternyata ampuh, warga akhirnya bisa membuat pupuk sendiri dan itulah yang diharapkan Irwan Nojeng.
Dari membuat pupuk organik, Irwan Nojeng mulai mengajak warga menanam pohon sebagai langkah penghijauan. ribuan pohon berhasil ditanam dipingging jalan , bantaran sungai  dan mulai menghasilkan sebuah kawasan hijau yang asri dan menarik.
Ridwan Nojeng mulai melakukan pembibitan, jenis pohon yang ditanam adalah pohon yang diperlukan warga, jenis pohon Suren dipilih karena jenis pohon ini merupakan bahan baku kayu untuk membuat rumah, kualitasnya nomor satu sehingga warga  setuju dan mau melakukan penghijauan. Selain pohon Suren, pohon jenis bambu dan beringin juga ditanam.