Moda commuterline sudah menjadi bagian dari keseharian hidup saya. Rumah saya hanya berjarak 200 meter dari Stasiun Tigaraksa hanya 'selemparan batu' sebuah istilah yang menggambarkan jarak yang sangat dekat . Semua kegiatan transportasi akan dimulai dari moda  commuterline. Dan salah satu pertimbangan saya membeli rumah yang saat ini saya tempati juga karena adanya akses Commuterline.
Moda commuterline saya pilih karena sarana transportasi ini tidak mengenal macet, murah meriah, aman dan jadwalnya jelas dan pasti ,  bisa dilihat menggunakan aplikasi KRL Acces. Selain itu moda commuterline sudah terkoneksi dengan moda transportasi lainnya seperti bus Transjakarta, LRT , MRT,  kereta  bandara  dan moda transportasi berbasis aplikasi.
Saya beraktifitas dari rumah dimulai jam 05: 30, hanya butuh kurang dari 10 menit  menuju stasiun Tigaraksa .Saya sengaja memilih jadwal commuterline jam 05:40 karena kereta ini sudah stand by di jalur 1. Ini trik saya agar saya bisa mendapat tempat duduk.
Sebenarnya selain jadwal jam 05:40 masih ada jadwal jam 07:10 kereta stand by alias kereta akan memulai perjalanan dari stasiun Tigaraksa. Jadi kalau saya ingin agak siang ke kantor di Bogor saya memilih jadwal jam 07:10.
Untuk naik commuterline dari Stasiun Tigaraksa ke Stasiun Bogor hanya butuh Rp 11.000 jauh lebih murah bila saya naik moda lainnya, sebagai perbandingan untuk moda transportasi lainnya ke Kota Bogor bisa menghabiskan Rp 50.000 sekali jalan belum lagi waktu yang harus dihabiskan bisa dua kali lipat lebih lama.
Untuk naik commuterline sudah menerapkan cashless. Menggunakan kartu multi trip (KMT) yang dikeluarkan KAI Commuter dan kartu prabayar  yang dikeluarkan pihak bank seperti e-money, Flazz , Tapcash, Brizzi dan beberapa jenis kartu bank lainnya . Metoda pembayaran tiket cashless (e- ticketing) merupakan satu keunggulan dan mencirikan pelayanan kelas dunia.
Penggunaan tapping kartu merupakan kemajuan yang bagus untuk kemudahan akses masuk dan keluar, namun ada baiknya  kartu KMT bisa didesain lebih menarik dengan menfungsikan KMT seperti kartu eksklusif, dimana orang yang akan memiliki KMT sebaiknya mengisi data diri dan memberikan foto diri, dengan begitu akan didapatkan dua keuntungan baik  pengguna dan KAI Commuter.
Keuntungan untuk pengguna KMT, saldo yang berada di KMT bisa diamankan bila terjadi kehilangan, selain itu kartu yang mencantumkan foto diri si pengguna menjadi lebih privat dan eksklusif. Beda dengan kartu parbayar Bank yang bila hilang atau rusak maka  lenyap pula saldonya.
Sedang keuntungan untuk KAI Commuter bisa memiliki basis data pengguna commuterline  sehingga bisa diketahui pengerakan, perilaku , konektifitas  dan jumlah penumpang commuterline, dari sisi marketing lebih banyak lagi. Data pengguna KMT akan menjadi prioritas dalam pelayanan seperti memberikan hadiah hadiah menarik untuk pengguna loyal (Customer loyalty Program).
Saya pernah menulis tentang kartu Transpass yang keluarkan Regie des Transport de Marseille (RTM) - pengelola transportasi  Marseille- , kartu ini digunakan di Metro ( moda seperti commuter di Kota Marsaille Perancis). Kartu Transpass miiliki fungsi seperti KMT namun bisa digunakan disemua moda transportasi yang terintegrasi. Mulai dari Metro, Trem, Bus , Kapal penyeberangan hingga sepeda.
Saldo Kartu Transpass bisa dipulihkan bila terjadi kehilangan kartu jadi keamanan saldo lebih terjamin dan aman. Memang untuk memfugsikan KMT seperti layaknya Kartu Transpass  memerlukan  pengembangan teknologi. Tapi menurut saya KAI Commuter dan pengguna commuter  akan banyak mendapatkan benefit.