Disleksia sebagian orang paham dengan istilah ini. Sebuah istilah yang digunakan untuk orang yamg mengalami gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan dalam membaca, menulis atau mengeja . Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata kata yang diucapkan dan mengubahnya didalam huruf atau kalimat.
Uniknya , walau tergolong dalam gangguan saraf di bagian otak yang memproses Bahasa.Penderita tidak berpengaruh dalam tingkat kecerdasan. Banyak penderita disleksia berhasil dalam berbagai bidang. Contoh yang paling nyata adalah Bulan Poerbo Ayu. Wanita asal Indonesia yang kini bermukim di Malaysia.
Bulan Ayu beruntung bertemu dengan Jaldeen Mohd Ali , seorang Pria asal Malaysia seorang pakar disleksia . Pertemuan yang berujung dengan jalinan pernikahan di tahun 2006. Bulan ayu di assesmen sebagai penderita disleksia yang berhasil. Hal yang tanpa disadari dirinya sendiri. Walau bila di runut dari masa kanak kanak ketika mulai mengenal angka dan huruf, Bulan Ayu menemui banyak kesulitan.
Terutama dalan beberapa hal ketika dalam memahami apa yang dibaca, cepat lupa , sulit mengingat nama nama orang, sukar mengingat nomer telpon.
Dari Penasaran dan keinginan untuk lebih mengenal tentang disleksia, Bulan Ayu belajar serius. Apalagi begitu ia  memiliki mertua seorang pakar nomer satu tentang disleksia di Malaysia, Sariah Amirin. Bahkan digelari Ibu Disleksia Malaysia.
Bulan Ayu benar benar 'tenggelam' dalam dunia disleksia. Melihat kenyataan bahwa anak anak disleksia kerap mendapat stigma 'bodoh', 'aneh' dan cenderung disisihkan dalam lingkungan.
Penggambaran anak disleksia pernah saya saksikan dalam sebuah film India yang dibuat di tahun 2017 " Taara Zameen Par"Â .Seorang anak bernama Ishaan yang kerap mendapat cibiran dan sikap keras lingkungan sekolahnya. Bahkan orang paling terdekatnya , ayah dan ibunya. Sang anak dianggap bermasalah dan harus dipindahkan ke sekolah asrama.
Ishaan digambarkan anak yang tidak mampu melakukan hal hal remeh seperti mengikat tali sepatu, mengancingkan pakaian, suka berbicara sendiri dan sering terlihat tertawa sendiri dan emosi yang labil.
Tentu hal ini terjadi karena tak ada yang paham problem serius yang dialami . Bayangkan bila tak ada yang peduli akan kesulitan  seorang anak disleksia , cemoohan , bullyan bahkan cap anak bodoh akan diterima.
Dalam film  ini, beruntung ada seorang guru kesenian baru bernama  Rams Shankar Nikumb  yang juga penderita disleksia. Dari guru inilah Ishaan  bisa diselamatkan dengan memberitahu pihak sekolah dan keluarga. Lalu memberikan terapi dan perlakuan yang tepat sesuai bakat yang dimiliki Ishaan yaitu menggambar.