Mohon tunggu...
Novalina Saragih
Novalina Saragih Mohon Tunggu... Guru - Seorang istri, ibu dan guru kimia di salah satu SMA di balikpapan

slow

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Melawan Anemia

23 Oktober 2019   08:49 Diperbarui: 23 Oktober 2019   09:05 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Grace adalah siswa kelas X IPA di salah satu SMA swasta di kota Balikpapan. Ia adalah siswi yang sopan dan cerdas. Bulan lalu, ia terpilih menjadi Duta No Anemia. Duta No Anemia adalah seseorang yang secara sukarela mau mengabdikan dirinya untuk mengkampanyekan kepada orang-orang di sekelilingnya tentang penyakit anemia. 

Apa itu anemia? Anemia adalah kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah atau kekurangan hemoglobin (Hb). Hemoglobin merupakan protein yang berfungsi untuk mengikat oksigen yang akan diangkut ke seluruh tubuh kita. Jika hemoglobin yang tersedia sedikit, maka oksigen yang masuk ke dalam tubuh kita juga sedikit. Hal ini akan menyebabkan tubuh mudah lelah, letih, lesu, lunglai dan lalai (5L). Selain itu, kita juga akan sulit berkonsentrasi karena suplai oksigen didalam otak sedikit. 

Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). 

Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai resiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putrid (Kemenkes RI, 2013)

Siswi remaja lebih rentan terkena penyakit anemia karena siklus bulanan yang mereka alami. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi jajan dan makanan yang tidak mengandung unsur-unsur pembentuk sel darah merah, membuat anak remaja lebih rentan terpapar anemia. Kebiasaan buruk sejak usia muda akan mempengaruhi pola hidup mereka hingga dewasa. Setelah menikah, wanita dewasa akan hamil dan nutrisi (baca : sel darah merah) yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan diserap oleh janinnya. 

Jika sel darah merah yang terdapat dalam tubuh ibu hamil tidak mencukupi, maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan janin bahkan dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan berat badan bayi rendah dan secara tidak langsung, anemia dapat menyebabkan kematian terhadap ibu hamil. 

Pemerintah bekerja sama dengan SMP da SMA se-Balikpapan mencetuskan ide untuk memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) kepada semua siswi remaja untuk mencegah anemia sejak dini. 

Grace sebagai Duta No Anemia (mewakili sekolahnya) akan membagikan tablet tersebut kepada teman-temannya setiap hari jumat pagi. Siswi yang sudah mengonsumsi tablet tersebut akan didata dan dicatat nama-nama mereka sehingga dapat terpantau dengan baik. Hal ini dilakukan secara serentak dan kontinu selama 3 tahun ke depan.

Penyakit anemia juga dapat dicegah dengan cara rajin mengonsumsi makanan yang mengandung Fe (zat besi) dan sayuran berwarna hijau. Namun, karena pola hidup dan kecenderungan untuk memakan makanan yang tidak sehat, maka tablet penambah darah tersebut dianggap perlu.

Semoga Grace dapat mengemban amanah sebagai Duta No Anemia dengan baik guna menciptakan generasi produktif, generasi bebas anemia.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun