Jakarta Pusat - Virus Corona si penyakit mematikan yang sudah menjalar ke beberapa negara juga disertai merebaknya berita bohong tentang virus tersebut. Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI), Dr. Mahesa Paranadipa Maykel, M.H menyebut berita bohong kesehatan, termasuk soal Corona, berada di peringkat tiga teratas. Dalam acara diskusi publik 'Belajar dari Corona Si Penyakit Mematikan' yang berlangsung di Hotel Santika Premiere, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Sabtu, (29/02/2020).
Hoax kesehatan, dikatakannya termasuk soal isu Corona, menempati urutan ketiga terbesar.
"Kalau hoax politik hanya mengubah emosi orang. Kalau hoax kesehatan bisa mengancam nyawa," tegas Mahesa.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Mohamad Adib Khumaidi menyatakan virus corona masih terus berkembang sehingga tak satu negara pun yang bisa menjamin terbebas dari virus tersebut. Sementara itu, pemerintah Indonesia sampai hari ini mengklaim negatif corona. Balitbangkes turut meneliti 134 spesimen hingga 26 Februari pukul 18.00 WIB, seluruhnya dinyatakan negatif.
"Virus ini masih berkembang, kita tidak bisa menjamin tidak ada corona di suatu negara, memang perlu penelitian lebih lanjut," kata Adib saat ditanya status bebas corona Indonesia, usai acara kepada wartawan.
Meski demikian sebagian pihak menilai pemerintah belum sepenuhnya transparan dalam antisipasi wabah corona.
"Tidak bisa ada yang menjamin Indonesia bebas dari virus ini, pada saat dia mau ke tubuh manusia itu bisa terdampak. Virus itu tidak mati tapi melemah. Tapi tetap waspada. Jaga kesehatan dan kebersihan serta makan makanan yang bergizi." Tandasnya. (NVD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H