Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Wiranto Jadi Pendamping Jokowi di Pilpres 2019? Jangan, Berat, Nanti "Quattrick"

1 Maret 2018   02:07 Diperbarui: 1 Maret 2018   09:15 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pilpressleman2004.blogspot.co.id

Setelah PDIP resmi menyatakan akan kembali mengusung Jokowi di Pilpres 2019 mendatang, situasi politik tanah air mendadak alay. Sejumlah tokoh dan politisi berlomba-lomba caper (cari perhatian) layaknya remaja zaman now yang sedang dilanda asmara. Saling klaim dan saling mencocok-cocokkan. Yang di sini mengatakan Ketumnya cocok jadi pendamping Jokowi, yang di sana juga demikian.

Namun, di antara banyak tokoh yang mulai mencari simpati masyarakat demi menjadi Cawapres Jokowi, ada satu tokoh yang membuat saya begitu menggelikan ketika mendengarnya. Menggelikan karena tak sadar diri, tak sadar diri karena sudah 3 kali gagal. Siapa lagi tokoh tersebut kalau bukan Wiranto.

Ya, hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Hanura, Yus Usman Sumanegara. Ia menilai bahwa Wiranto cocok menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019 mendatang, karena menurutnya Wiranto banyak memiliki pengalaman. Ya, betul. Banyak pengalaman kalah, bahkan sampai hattrick (3 kali).

Di negara demokrasi ini, setiap warga negara bebas dan memiliki hak untuk menjadi calon presiden maupun wakil presiden, tapi, mbok ya, ukur diri dan jangan memaksakan kehendak, gitu lho. Seharusnya, kegagalan hattrick dijadikan cerminan bahwa keinginannya sudah tidak dikehendaki masyarakat.

Sejarah mencatat. Wiranto 3 kali tersingkir dalam pertarungan Pilpres. Pertama, pada Pilpres 2004. Ia berpasangan dengan Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Ia langsung tumbang di putaran pertama. Pasangan SBY-JK terpilih setelah sukses menanklukkan pasangan Megawati - Hasyim Muzadi pada putaran kedua.

pilpressleman2004.blogspot.co.id
pilpressleman2004.blogspot.co.id
Belum kapok, Wiranto kembali bertarung di Pilpres 2009. Namun, kala itu bukan Capres. Ia menjadi pendamping Jusuf Kalla. Hasilnya, Wiranto kembali gagal. Duet SBY-Boediono berhasil menang hanya dalam satu putaran.
caraksara.blogspot.co.id
caraksara.blogspot.co.id
Lagi-lagi kekapokan Wiranto belum mencapai puncaknya. Dengan PeDenya ia menyatakan akan kembali bertarung di Pilpres 2014 menggandeng Hary Tanoe. Namun sayang beribu sayang, ia kembali tumbang untuk ketiga kalinya. Benar-benar hattrick!

abisyakir.wordpress.com
abisyakir.wordpress.com
Setelah mengalami tiga kekalahan, kini Wiranto kembali ramai diperbincangkan publik, dikabarkan akan mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Entah kabar ini benar keinginan dirinya sendiri atau bukan, namun yang pasti, para petinggi Hanura telah merekomendasikan dirinya.

Jika benar demikian, kekalahan hattrick yang dialami Wiranto dalam pertarungan Pilpres, sangatlah patut untuk diperhitungkan oleh Jokowi maupun timnya. Bukan apa-apa, di posisi Capres maupun Cawapres, Wiranto tidak pernah bernasib baik. Ia selalu kalah, kalah dan lagi-lagi kalah. Jangan pilih Wiranto untuk dijadikan wakil di Pilpres 2019 mendatang! Berat, nanti 'Quattrick'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun