Asrama Musiman
(Novaldi ARaska)
Asmara Musiman
---
Duh.. Duh.. Duh..Gusti.
Di antara iseng atau baiknya Engkau, yang tumpahkan segelas air-Mu basahi bumi.
Di tengah rasa dingin yang dengan mudahnya menembus kulit, hingga menggetarkan tulang.
Sepasang tangan yang sedikit lebih besar dari wanita kebanyakan, melingkar tepat di pinggang rampingku.
-
Ah, kehangatan penuh ketulusan yang memecah hawa dingin, hingga hancur berkeping-keping.
Aku yang terbiasa bersahabat dengan nestapa, bersua jua dengan bahagia barang sekali saja.
-
Duh.. Duh.. Duh.. Gusti..
Engkau baik? Atau terlalu murah hati?
Aku menjadi gila dalam hitungan detik!
-
Saat itu pun aku mulai lupa diri.
Bukan hanya segelas air-Mu, Gusti.
Bahkan jika Engkau tenggelamkan Bumi saat itu juga, aku tidak lagi peduli!
Asalkan dekapan itu, tidak pernah pergi meninggalkanku sendiri lagi.
-
Tetapi perjalanan ini mendekati ujung, gusti.
Ah, cepat sekali!
Sepasang tangan yang tadi, melemahkan dekapannya hingga terlepas.
Sekiranya hendak menjaga agar tak terlihat oleh pasukan penjaga kedamaian kampung, yang hanya tahu rasa iri juga dengki.
-
Duh.. Duh.. Duh..Gusti..
Berapa banyak yang harus kubayar kepada-Mu agar kisah ini ada kedua, ketiga dan kesekian kali lagi?
Satu perak, dua perak, cukupkah?
---
Di Taman Gaib, 11 Juli 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H