Korelasi Positif Aspek Budaya Indonesia Pada Pembelajaran BIPA
Essay Â
Oleh Noval Muslim DarazatÂ
   Bahasa indonesia bagi penutur asing atau yang diakronimkan menjadi BIPA adalah salah satu program unggulan yang dirancang secara khusus untuk warga negara asing yang berminat belajar bahasa indonesia untuk kebutuhan pribadi dan sosial. Secara umum tujuan diadakanya program BIPA adalah untuk mengenalkan bahasa Indonesia kepada penutur asing dari berbagai negara, menyebarluaskan bahasa Indonesia, dan mendukung diplomasi kebahasaan Indonesia di dunia internasional sehingga bahasa indonesia bisa dipakai dan digunakan oleh warga negara asing. Selain itu ada tujuan khusus dari program ini yakni menyampaikan informasi tentang Indonesia salah satunya yakni mengenalkan masyarakat dan budaya dari negara Indonesia. Karena dengan pembelajaran pada BIPA ini warga negara asing yang belajar bahasa indonesia bisa mengenal dan mengetahui kultur yang ada di Indonesia baik kondisi sosial, adat istiadat, budaya, suku, dan keanekaragaman lainya yang dapat dieksplorasi.
   Program pembelajaran bahasa indonesia bagi penutur asing memiliki dampak positif terhadap pengenalan budaya atau kultur indonesia bilamana pada pembelajaranya menggunakan aspek budaya baik pada bahan ajar, media pembelajaran, kurikulum dan metode yang digunakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa penemuan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Manfaat yang dapat ditemukan yakni pembelajaran bahasa indonesia yang dilengkapi aspek budaya dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan informasi terhadap warga negara asing dibuktikan dengan beberapa peneliti yang mencoba menerapkan aspek budaya pada bahan ajar seperti peneliti yang bernama Adenarsy AR dan Ahmad Bahtiar menjelaskan dalam penelitian yang berjudul "Diplomasi Budaya Indonesia Berbasis Folklor Lisan Dalam Pengajaran BIPA" bahwa folklor lisan berbentuk dongeng dan pantun dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar pembelajaran BIPA karena dapat meningkatkan keterampilan berbahasa meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis serta mengenalkan budaya Indonesia. Kemudian pada hasil penelitian dari Evi Chamalah yang berjudul "Diplomasi Bahasa dan Budaya Indonesia Melalui Program Cultura"  menunjukan bahwa Program BIPA Cultura telah terbukti efektif dalam mewujudkan diplomasi bahasa dan budaya. Dibuktikan dari pembukaan program BIPA Cultura, selama proses pembelajaran, hingga acara penutupan. Interaksi yang terjalin antara panitia, pengajar, sahabat BIPA, dan pemelajar. Kegiatan diplomasi budaya semakin diperkuat melalui perlombaan membaca puisi dan menyanyikan lagu nasional/lagu daerah Indonesia. Peserta BIPA turut serta dengan antusias dengan pakaian yang mereka kenakan. Kemudian dari segi bahan ajar aspek budaya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peserta BIPA hal ini dikarenakan ada beberapa bukti penelitian yang sudah mencoba mempraktikan bahan ajar dengan aspek budaya seperti salah satu penelitian yang berjudul "Cerita Rakyat Sebagai Upaya Pengenalan Bahasa Dan Budaya Indonesia Dalam Pembelajaran BIPA" oleh Sindi Melinda dan Helmi Muzaki yang menunjukan bahwa bahan ajar pembelajaran BIPA yang mengandung aspek budaya berupa cerita rakyat Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia sebagai bahan atau materi ajar dalam pembelajaran BIPA karena cerita rakyat yang diintegrasikan dalam keempat kompetensi berbahasa menunjukkan tercapainya keempat kompetensi tersebut dan mampu memperkaya penguasaan kosa kata pebelajar asing. Aspek budaya sebagai bagian penting dalam pembelajaran bahasa asing juga dapat didapatkan oleh pelajar asing melalui cerita rakyat. Hal tersebut ditunjukkan dengan ditemukannya unsur-unsur kebudayaan dalam berbagai cerita rakyat Indonesia.  Dari beberapa penelitian tersebut dapat dipahami bahwa adanya korelasi antara aspek budaya dengan pembelajaran BIPA dimana dengan adanya aspek budaya yang diterapkan menjadi komponen pada pembelajaran BIPA dapat menjadi pelengkap materi BIPA sedangkan dengan adanya pembelajaran BIPA maka budaya atau kultur yang ada di Indonesia dapat disebarluaskan dan disalurkan untuk diketahui oleh pelajar BIPA dari berbagai negara.  Disisi lain pandangan dari peserta BIPA menunjukan ketertarikan dan terbantu dengan adanya aspek budaya yang dipakai pada materi BIPA dibuktikan dari hasil penelitian yang berjudul "Budaya Dalam Pengajaran BIPA: Respons Orang Asing Terhadap Budaya Sunda Dalam Hubungan Lintas Budaya" oleh Muhamad Adji, Taufik Ampera dan Tatang Suparman menunjukan bahwa budaya lokal yang diminati untuk dipelajari oleh orang asing adalah budaya sehari-hari yang tampak seperti aspek artefak dan perilaku budaya. Artefak dan perilaku budaya merupakan hal menarik untuk dipelajari karena berkorelasi dengan kebutuhan mereka sebagai orang asing yang perlu beradaptasi dengan masyarakat lokal.
      Efektifitas pembelajaran BIPA dengan adanya aspek budaya indonesia masih belum cukup maksimal diterapkan pada proses pembelajaran dikarenakan masih ada kekurangan yang ditemukan dilapangan oleh peneliti dikarenakan aspek budaya yang diterapkan pada bahan aja terbilang masih sedikit sehingga perlu adanya pembaharuan dan penambahan yang lebih signifikan supaya bahan ajar yang disediakan kepada peserta BIPA bisa maksimal hal ini terbukti dengan adanya penemuan dari hasil analisis yang dilakukan oleh Yanuar Bagas Arwansyah, Sarwiji Suwandi, dan Sahid Teguh Widodo pada penelitian yang berjudul "Rivalitas Peran Budaya Lokal Dalam Materi Pembelajaran BIPA" dalam penelitian tersebut peneliti mencoba menganalisis buku ajar BIPA dan ternyata tidak semua buku memuat tentang aspek budaya dibuktikan dari enam buku BIPA yang diamati, ternyata yang menyajikan materi tentang aspek-aspek sosial budaya masyarakat Indonesia hanya tiga buah atau 50%. Sisanya, sebanyak enam buku atau 50% tidak menyajikan materi tersebut.
      Pembelajaran BIPA dengan menggunakan aspek budaya dapat memberikan manfaat yang signifikan karena adanya korelasi positif baik dari BIPA maupun dari budaya itu sendiri dikarenakan keduanya saling melengkapi satu sama lain hanya saja aspek budaya masih perlu lebih diberikan penekanan dikarenakan masih ada beberapa bahan ajar yang ditemukan kurang adanya penggunaan unsur budaya.
Sumber Rujukan
Purba, S. K., Annisa, A. M., Puandra, E. M., Everyanti, I. C., & Chairunisa, H. (2024). LITERATURE REVIEW: BIPA (BAHASA INDONESIA PENUTUR ASING) SEBAGAI UPAYA INTERNASIONALISASI BAHASA INDONESIA. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 7(2), 8869-8875.
ISO 690
Rahman, A. A., & Bahtiar, A. (2018). Diplomasi budaya Indonesia berbasis folklor lisan alam pengajaran BIPA. Kongres Bahasa Indonesia, 1-17.