Mohon tunggu...
Noval Ariyanto
Noval Ariyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah hiking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sinergi Budaya Tahlilan di Desa Gondang bersama Mahasiswa KKN Regular UIN Walisongo Semarang Posko 14

5 November 2024   20:59 Diperbarui: 15 November 2024   12:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Desa Gondang, Kabupaten Kendal, tahlilan menjadi tradisi yang rutin dilaksanakan, terutama setiap malam Jumat atau pada acara tertentu seperti haul dan syukuran. Tahlilan adalah sebuah tradisi keagamaan dalam masyarakat Muslim, terutama di Indonesia, yang bertujuan untuk mendoakan arwah mereka yang telah meninggal. Tahlilan biasanya melibatkan pembacaan kalimat tahlil, yaitu ucapan "La ilaha illallah" (Tiada Tuhan selain Allah), serta doa-doa lain seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan surat-surat pendek dari Al-Qur'an. 

Kegiatan ini diadakan secara berjamaah dan dipimpin oleh seorang pemuka agama atau anggota masyarakat yang mengerti tata cara tahlilan.Tahlilan tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja, tetapi kaum perempuan juga ikut dalam kegiatan tahlilan. Pada momen tersebut, warga desa berkumpul untuk mendoakan arwah keluarga yang telah meninggal, diiringi dengan pembacaan tahlil, doa, dan sholawat.

Suasana tahlilan semakin semarak dengan kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Walisongo Semarang posko 14 yang berlokasi di desa Gondang. Mahasiswa ini ikut serta, tidak hanya sebagai tamu, tetapi juga sebagai bagian dari kegiatan dengan mengikuti tahlil dan doa bersama. Kehadiran mahasiswa KKN UIN Walisongo disambut baik oleh warga, menciptakan suasana keakraban dan menambah kekuatan nilai gotong-royong di antara peserta.

Bagi mahasiswa, ini menjadi pengalaman berharga untuk belajar langsung tata cara tahlilan serta merasakan nilai spiritual yang kuat dalam kehidupan masyarakat desa. Sebaliknya, warga desa juga merasa senang dapat berbagi tradisi ini dengan generasi muda, sekaligus berharap agar budaya tahlilan terus lestari.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa tradisi keagamaan, seperti tahlilan, dapat menjadi jembatan harmonis antara generasi dan menjadi ruang silaturahmi yang mempererat hubungan antara mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Gondang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun