Mohon tunggu...
Nova Lailatul Rizkiyah
Nova Lailatul Rizkiyah Mohon Tunggu... -

college student in Faculty of mathematic and sains Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Berjilbab, Pliz!

17 Agustus 2012   02:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:38 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hijabers adalah satu kata yang saat ini tak asing kita dengar terutama bagi kalangan muslimah. Yang dari asal muasalnya menurut bang wiki adalah Hijab atau ħijāb (bahasa Arab: حجاب ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang.
Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata "hijab" lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim (lihat jilbab). Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.
Jadi hijabers menurut saya adalah suatu komunitas atau pecinta jilbab. Definisi yang saya gunakan memang sedikit rancu. Namun, intinya hijabers adalah kelompok dari masyarakat khususnya muslimah yang memakai atau menggunakan kerudung.
Tapi yang akan saya bahas kali ini bukanlah tentang hijab dari sisi definisi agama, karena memang sudah jelas hukumnya wajib memakai kerudung bagi muslimah seperti yang ada di surat Al-Ahzab ayat 59. Lantas?
Akhir-akhir ini tentu kita sering melihat majalah-majalah hijabers yang terdapat tutorial cara menggunakan jilbab dengan ribet. Tak hanya majalah, di video tutorial jilbab pun juga demikian. Saya tidak mempersoalkan keribetan tersebut. Saya hanyalah muslimah berumur 18 menginjak 19 tahun yang ingin membahas fenomena ini dengan cara pandang saya.
Bagi seorang perempuan khususnya muslimah tentu ingin sekali dipandang cantik. Memakai kerudung dengan ditambah aksesoris, busana muslimah yang sedang in. Wah, siapa yang tidak suka? Sudah muslimah, tampil modis lagi. Anggaplah bernilai plus. Tapi, ada satu hal yang ingin saya cermati adalah sebenarnya kita memakai kerudung dan segala macamnya lalu ingin dianggap cantik oleh siapa? Jika ingin dianggap cantik oleh sesama manusia, tampaknya kerudung tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Memakai kerudung bukan sekedar tampak secara fisik, namun juga harus tercermin dari hati dan perbuatan.
Fenomena memakai kerudung supaya tampak cantik luar seringkali kita lihat. Jelas sekali bahwa muslimah yang memakai kerudung akan terlihat lebih cantik. Seperti kejadian yang pernah saya alami ketika saya datang ke festival hijabers pertama yang diselenggarakan di bandung, tepatnya di sasana budaya ganesa sekitar bulan juni 2012, saya melihat muslimah-muslimah yang semuanya memakai kerudung seperti yang ada di tutorial-tutorial hijabers ditambah busana yang katanya lagi trend saat ini. Semua muslimah yang ada disana cantik sekali. Ya, namanya juga festival. Tapi, dari kerudung ataupun busana yang mereka pakai itulah terbersit di dalam fikiran saya saat itu ada sesuatu yang berlebihan. Berlebihan dalam hal apa? Berlebihan dalam hal berbusana ataupun berpakaian, baik itu kerudung dan lain sebagainya. Sudah jelas dalam Al-Qur’an bahwa Allah tidak menyukai hal-hal yang berlebihan. Mungkin ya namanya lagi ngetrend. Lantas, kita itu sebenarnya umat siapa? Jika ada yang ngetrend seperti ini, ikut. Lalu trend pun berpindah kita ikut juga. Sampai akhirnya apakah kita memakai kerudung ataupun berbusana muslimah hanya ikut-ikutan? Ya, terserah. Semuanya akan kembali pada pribadi muslimah masing-masing.
Jadi, seperi judul diatas jangan berjilbab pliz jika hanya ingin dipandang cantik oleh orang lain. Jangan berjilbab pliz jika hanya ingin menambah riya’ di mata manusia. Jangan berjilbab pliz jika hanya sekedar ikut-ikutan trend.
Namun, Niatkanlah berjilbab hanya untuk Allah, hanya untuk Dia yang Maha Segalanya. Marilah kita yang merasa sebagai muslimah memakai jilbab dan berbusana sopan tanpa berlebihan. Marilah kita berhijab yang baik dengan tak jemu-jemu belajar agama kita sendiri lebih dari sekedar memakai jilbab di fisik saja. Semoga Allah selalu merahmati kita wahai para muslimah.
Pukul 5.26 12 August 2012
Semoga bermanfaat,
Nb :
saya bukanlah menantu, saudara, apalagi istri dari seorang kyai.
Saya juga bukan lulusan pesantren.
Saya terlahir dan terdidik di pendidikan formal seperti orang Indonesia kebanyakan
Saya ingin, masih dan terus berproses untuk mencari kebenaran yang hakiki

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun