Mohon tunggu...
Nova Haya Haniyah
Nova Haya Haniyah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Pelajar

Hi, welcome to my blog!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Skoliosis pada Remaja : Deteksi Dini hingga Penanganan

1 September 2024   10:15 Diperbarui: 1 September 2024   10:21 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kelainan tulang belakang dimana terjadinya perubahan dalam bentuk dan posisi yang awalnya lurus menjadi bengkok atau melengkung, akrab dikenal sebagai Skoliosis. Skoliosis adalah  penyakit yang cukup sering terjadi, dimana penyakit ini dapat menyerang bayi yang baru lahir, remaja dalam masa pertumbuhan, dan lansia.

Pada masa pertumbuhan remaja, sangat rentan untuk terjadinya skoliosis dikarenakan kebutuhan asupan kalsium yang menjadi faktor utama dalam proses pembentukan dan penguatan tulang. Namun, sebagian besar kasus skoliosis tidak dapat dicegah karena berkaitan dengan masalah genetik atau telah cacat dari lahir. Kunci dari skoliosis adalah deteksi dini. Secara umum, skoliosis dapat diobati tanpa operasi jika kelainan terdeteksi sejak dini. Salah satu cara mendeteksi skoliosis sejak dini adalah dengan melakukan penyuluhan atau skrining skoliosis di sekolah atau lingkungan perumahan.


Penanganan Skoliosis

Walaupun gangguan skoliosis ini tidak dapat disembuhkan secara total, namun terdapat beberapa cara agar mencegah bertambahnya bengkoknya tulang dan membuat postur tulang lebih baik.

Berikut beberapa cara mengatasi skoliosis :

Postur tegak
Menerapkan dan menjaga postur tegak dalam kegiatan sehari-hari sangat membantu dalam menjaga posisi tulang.

Olahraga
Aktivitas fisik juga dianjurkan untuk menjaga kekuatan otot dan menjaga keseimbangan tubuh, dengan cara jalan santai, jogging, atau berenang.

Gizi yang baik
Disarankan dapat memenuhi kebutuhan asupan nutrisi yang seimbang guna pembentukan tulang yang kuat.

Terapi
Dengan melakukan terapi, posisi tulang dapat terjaga dan terkontrol dalam masa pertumbuhan.

Referensi
https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1681540122_789702.pdf
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/4157/3688

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun