Yang Pasti Cerdas di Tengah Ketidakpastian") menyebutkan tentang 'cerdas level 2' yaitu menggunakan uang tabungan untuk berinvestasi. Saat ini banyak pilihan produk keuangan yang dapat menjadi pilihan investasi. Pertanyaannya, mau pilih yang mana?
Tulisan saya sebelumnya ("Proses berinvestasi dapat dibilang mirip dengan berpacaran. Berawal dari rasa suka lalu berlanjut ke pengenalan karakter masing-masing sambil menjajaki apakah sesuai dengan tujuan atau harapan kita. Dalam prosesnya pacaran ini tidak melulu soal hati tapi juga perlu logika.
Begitu pula berinvestasi, dari berbagai produk keuangan yang tersedia, ada beberapa yang menarik minat saya untuk mempelajarinya lebih lanjut sebelum saya mulai berinvestasi. Saat ini saya berinvestasi dalam bentuk deposito, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), saham, dan Peer To Peer (P2P) Lending.
Deposito masih menjadi investasi favorit saya sampai saat ini. Ibaratnya pasangan, deposito ini tipe orang yang sederhana dan dapat memberikan rasa aman dalam hubungan yang stabil. Modal minimum deposito ditetapkan oleh bank yang menerbitkannya. Saat ini ada yang mulai dari Rp5 juta. Jangka waktu penempatan biasanya 1, 3, 6 atau 12 bulan.
Bunga saat ini berkisar 5% per tahun dan diberikan saat jatuh tempo. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin deposito bagi bank yang menjadi peserta LPS dengan tingkat bunga yang wajar dan masih dalam batas maksimum simpanan yang ditetapkan oleh LPS. Jadi aman, kan.
Berikutnya ORI. Bagi saya ORI ini seperti pasangan yang stabil, mapan, dan memiliki kepedulian sosial. Kita dapat membeli produk ORI selama periode penawaran berlangsung. ORI017 yang telah berakhir masa penawarannya pada 9 Juli 2020 dimulai dari modal minimum Rp1 juta. Kupon yang diberikan di atas rata-rata tingkat bunga deposito dan diberikan setiap bulan selama masa kepemilikan ORI.Â
ORI017 memberikan kupon tetap sebesar 6,4% per tahun dan jangka waktu 3 tahun. Pokok dan kupon dijamin pemerintah. Dengan membeli ORI berarti kita turut mendukung pembiayaan pembangunan nasional. Lebih lagi, hal ini dapat menjadi salah satu bentuk kepedulian sosial kita.
Ketiga, saham. Saya berinvestasi saham dengan cara membeli dan menjual saham untuk jangka pendek. Berinvestasi saham seperti ini ibarat berpacaran dengan seorang petualang, sementara saya sendiri orang rumahan.Â
Hari ini mengajak saya naik gunung, minggu depan arum jeram, lalu berikutnya panjat tebing. Sungguh menantang adrenalin. Sayangnya hubungan ini tidak cocok untuk saya.
Untuk mulai berinvestasi saham kita dapat mendaftar ke perusahaan sekuritas dan menyetor modal, dimana nilai minimumnya tergantung masing-masing perusahaan sekuritas. Lalu kita dapat mulai membeli saham.Â
Keuntungan saham didapat dari harga jual saham yang lebih tinggi dari harga belinya. Untuk mulai menjadi investor saham memang tidak sulit, tetapi memperoleh keuntungan dari saham tidaklah mudah. Kita harus meluangkan banyak waktu untuk belajar tentang saham.Â