Mohon tunggu...
Nova Harahap
Nova Harahap Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

dream catcher, abdi negara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Korea oh Korea

9 Desember 2011   18:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:37 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda tidak perlu khawatir jika tidak bisa menyanyi. Dengan bertampangkan menarik, ciamik, dan mengikuti perkembangan jaman, anda bisa jadi terkenal kok.

Ini memang pendapat sok tahu saya. Berkembangnya dunia musik yang berkiblat kepada Korean style, tentu saja mewabah sampai ke Indonesia. Boy dan girl band menjamur bagaikan jamur yang memang dibudidayakan. Saya iri?. Tentu tidak. Malahan senang. Sumringah melihatnya. Kreatif dan menjanjikan untuk saat ini.

Jangan lupa untuk terus meng-up-to-date lagu-lagu Korea terbaru. Hapal liriknya malah lebih bagus. Meskipun jujur saya susah  mengingatnya, apalagi melafalkannya. Silap-silap lidah saya bisa kegigit.

Seorang teman yang addict terhadap Korea, sampai-sampai ikutan kursus bahasa Korea. Sangat positif. Alasannya sih gampang, biar ngerti apa yang dinyanyikannya. Atau ada yang lebih dahsyat lagi, biar bisa kuliah disana. Wih! yang ini amat sangat saya dukung. Semua orang juga mau, tak terkecuali saya.

Pembantu kakak saya (ah, saya menyebutnya assistant saja ya) juga terkena wabah ini. Suka nyanyiin lagu-lagu Korea. Selesai beres-beres rumah, sang assistant sudah siap sedia mantengin TV. Nonton film Korea. Untungnya pekerjaan rumah gak ada yang terbengkalai. Semua beres.

Cerita punya cerita, memang paling susah bagi saya untuk mengingat kosakata  Korea, China, Japan, dan India. Entah apa sebabnya. Dari nama orangnya, lirik lagu, percakapannya, ucapannya, sampai judul filmnya. Padahal saya kan masih muda. Itu pula sebabnya, demam Korea ini hanya berpengaruh sedikit ke saya. Saya tidak anti Korean style. Saya juga tidak benci. At least, model pakaian menumpuk-numpuk juga berdampak kesaya. Lebih gaul kata teman. Keren sih..Tapi saya kepanasan. Gerah !.

Sebelum Korea datang. Indonesia sudah diserbu oleh India. Masih ingatkan dulu film India  diputar setiap hari di stasiun televisi. Lagu-lagunya pun juga booming. Kemudian datang Jepang dengan Harajuku style-nya mampu menyihir para pesohor-pesohor di negeri ini. Dan sekarang Korea, lebih besar dan lebih berpengaruh. Dari musik, pakaian, rambut, make up, sampai merubah pola pikir.

Banyak loh yang terobsesi gara-gara Korean wave. Badan langsing, muka cakep, dan hidung mancung menjadi salah satu alasannya. Terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap operasi plastik semakin mengindikasikan bahwa banyak orang yang sudah terobsesi karenanya. Yang lucu adalah ketika di alam nyata seorang perempuan harus mendapatkan seorang lelaki yang harus memiliki sifat dan rupawan yang (harus) hampir sama dengan artis Korea. Kalau yang ini, saya angkat tangan deh. Ampun!.

Sekali lagi, obsesi terhadap sesuatu ya boleh-boleh saja. Tapi jangan sampai merubah diri kita yang sebenarnya.

Kalau anda bisa menyanyi, tidak usah lipsync.

Kalau anda bisa menari, jangan diam saja.

Kalau anda bisa menyanyi dan menari, mari bentuk boyband..

Sekian

Salam Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun