Aku suka perjalanan
Puluhan senja sudah aku lewati dengan akhir yang sama
Yaitu malam kelam yanag dingin dan berangin
Padahal tadinya cahaya merah ke emasan dari ujung pantai disana
Bisa saling menghangatkan
Sebelum akhirnya malam hitam, kembaali lagi masuk pada kesepian
Lalu untuk apa gunanya perjalanan?
Bisanya membuat lelah berkepanjangan
Hatinya masih tetap muram, tapi dunia tidak mau tau
Dipaksa senyum mengelabui musuh
Pura-pura bahagia, jiwanya jadi gila
Pura-pura bisa, lalu kewalahan dihantui harapan
Datang untuk menangis, pulang untuk kemalangan
Dalam setiap perjanan, terlalu banyak cerita yang tidak bisa dijadikan pelajaran
Bohong kalau belajar dari pengalaman
Nyatanya berkali-kali mengulang rasa yang salah
Berkali-kali jugaa bodoh pada satu ruang yang sama
Lalu untuk apa masih ada disni
Pergi saja, kepergianmu tidak dicari
Hilangmu tidak dihiraukan
Melewati dingin dimalam hari
Sepertinya sudah menjadi kebiasaanku sekarang
Karna aku bisa menangisi semuanya, tanpa harus semuanya tahu
Sekuat itu aku pernah berpura-pura
Semuanya baik-baik saja
Hanya aja mimpinya yang terlalu jauh
Aku pernah luka, dan didewasakn oleh lara
Keluar rumah hanya untuk tertawa lepas, dan kembali pulang hanya untuk menangis sendirian
Terimakasih perjalananku
Terimakasih aku
Maaf sering merepotkan raganya
Maaf masih suka melukai hatinya
Panjang umur untuk setiap perjalanan
Sampai pada akhirnya
Pulang ke Tuhan tetap menjadi tujuan
Semoga Tuhan Memberkati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H