Melalui artikel ini saya akan membahas mengenai keputusan yang diambil oleh Rudy Tanoesoedibjo, terutama seputar strategi akuisisi saham yang dilakukannya. Sekadar informasi, berbeda dengan merger yang prosesnya menggabungkan dua perusahaan menjadi satu, pada praktik akuisisi, dua perusahaan tetap berdiri sendiri. Hanya saja, kepemilikan yang berubah dari pemilik lama kepada pemilik baru. Ada banyak contoh akuisisi bisnis yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri. Di bidang teknologi misalnya, Facebook mengakuisisi Whatsapp pada 2014 lalu dengan nilai USD $19 milyar. Contoh lainnya adalah Western Digital yang mengakuisisi Sandisk dengan nilai USD $19 milyar. Di dalam negeri, contohnya ada BCA yang sudah resmi mengakuisisi Rabobank pada Desember 2019 lalu.
Strategi Akuisisi Saham Dua Tahap untuk Pengembangan DNR Corporation
Rudy Tanoesoedibjo mempunyai banyak perusahaan di berbagai bidang. Lintas bidang merupakan strategi vital dan tips suksesnya untuk terus bergelut di dunia bisnis. Perusahaan-perusahan tersebut ada yang bergerak mulai dari bidang konsultan dan penyedia perangkat lunak (software) di bidang teknologi dan informasi, PT Bisnis Integrasi Global atau BIG, lalu PT Everspin Indonesia, perusahaan penyedia layanan cybersecurity, layanan e-fulfillment penyedia solusi yang menerapkan sistem pengiriman dan inventaris gudang secara online untuk mengelola alur barang di berbagai saluran, iStoreiSend Indonesia atau StoreSend eLogistic Indonesia (SSI), Trinity Healthcare yang bergerak di bidang perdagangan umum, serta DNR Corporation yang memiliki bidang yang sangat beragam. Gebrakan bisnis terbarunya datang dari kedua perusahan terakhir yang disebutkan, yaitu Trinity Healthcare dan DNR Corporation. Fokus utama Rudy Tanoesoedibjo saat ini adalah DNR Corporation yang tentunya kaya akan potensi mengingat ragam bidang yang dimilikinya.
Pengembangan DNR Corporation ini dilakukan secara melalui dua tahap akuisisi. Strategi akuisisi dua tahap diawalinya dengan mengakuisisi PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA), yang sebelumnya adalah perusahaan taksi yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur. Perseroan ZBRA memiliki usaha awal dalam mengoperasikan taksi "Zebra" dan menyewakan limousine. Akan tetapi, sejak tanggal 30 September 2020, ZBRA, perusahaan ini sudah tidak memiliki nilai operasional yang memadai sehingga dilihat Rudy Tanoesoedibjo sebagai peluang untuk memanfaatkan perusahaan ini dalam mengembangkan DNR Corporation miliknya.
Sebelum saham ZBRA diakuisisi, perseroan melakukan penjualan BBG yang dilakukan anak usahanya PT Zebra Energi kepada pihak ketiga. Akuisisi dan pengalihan saham ZBRA dilakukan melalui PT Trinity Healthcare (THC) milik Rudy Tanoesoedibjo. Rudy Tanoesoedibjo mengungkapkan alasan akuisisi ZBRA melaui THC yaitu perseroan akan menjadi perusahaan holding uang yang menjalankan lini bisnis DNR (DNR Corporation bergerak sebagai perusahaan di Indonesia yang memberikan layanan jasa distribusi, logistik, serta pengiriman barang. Bidang-bidang yang dijalankannya yaitu perdagangan umum, termasuk impor-ekspor, hingga pengecer, terutama barang-barang farmasi, peralatan kesehatan, produk konsumer, distribusi, online trading, logistik, serta teknologi informasi yang dijalankan melalui anak perusahaan )setelah akuisisi dan tidak lagi menjalankan bisnis BBG. Setelah saya gali lebih dalam terkait latar belakang Rudy Tanoe, ternyata akuisisi dan restrukturisasi yang rumit bukanlah hal yang asing bagi Rudy Tanoesoedibjo, sebelumnya Rudy Tanoe juga melakukan serangkaian proses akuisisi dan restrukturisasi terhadap  PT Mobile-8 Telecom Tbk.
Akuisisi Konglomerat Rudy Tanoesoedibjo untuk DNR Corporation
Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham. Tindakan akuisisi memiliki tiga manfaat, yaitu mendorong peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, mengurangi tingkat persaingan dengan menggabungkan kekuatan pasar, memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran yang belum dapat ditembus, dan menyediakan managerial skill. Maka akuisisi ini mempunyai banyak manfaat yang dikelola dengan baik oleh Rudy Tanoesoedibjo dalam pengembangan DNR Corporation yang ingin berkembang lebih pesat dan menjadi lebih mudah diakses oleh investor publik.
Lalu jika dilihat berdasarkan keterkaitan dengan jenis usaha, jenis akuisisi terbagi menjadi tiga. Pertama, akuisisi vertikal, yaitu perusahaan akuisitor mengakuisisi perusahaan yang masih berjalan dalam satu mata rantai yang sama dengan perusahaan akuisitor. Kedua, akuisisi horizantal, artinya perusahaan akuisitor akan melakukan akuisisi terhadap perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Ketiga, akuisisi konglomerat, yaitu pengambilalihan perusahaan lain yang tidak berhubungan dengan perusahaan yang bertindak sebagai akuisitor baik secara vertical maupun horizontal. Tujuannya adalah untuk menunjang perusahaan akuisitor dan strategi ini yang dilakukan oleh Rudy Tanoesoedibjo dalam dedikasinya untuk mengembangkan DNR Corporation melalui ZBRA yang pada awalnya mempunyai bidang yang berbeda dengan perusahaan target pengembangan.
Akuisisi Saham Lebih Efektif daripada Terjun ke Dunia Politik
Tindakan terjun ke dunia politik dapat menjadi jalan pintas yang menggoda setiap pengusaha, mulai dari Aburizal Bakrie, Chairil Tanjung, maupun Prabowo Subianto. Namun, langkah ini kurang efektif dibandingkan dengan langkah yang lebih business-oriented, seperti akuisisi saham. Akuisisi saham memudahkan pengusaha sukses untuk tetap fokus di bidang bisnis dan melalukan hal yang benar-benar dikuasainya. Tindakan ini telah dilakukan oleh pengusaha sukses lainnya, seperti CEO Atome Financial Indonesia, Wawan Salum, yang mengakuisisi PT Mega Finadana Finance demi mengembangkan Atome Financial miliknya.
Selain itu, terjun ke dunia politik mempunyai kekurangan sendiri yang perlu diingat. Dunia politik yang ganas dapat mempengaruhi eksistensi bisnis yang dijalani pengusaha jika pandangan politiknya tidak dapat diterima masyarakat. Bisnis yang dijalaniya dapat kehilangan pelanggan, mengurangi pendapatan, dan bahkan kebangkrutan. Hal inilah yang dihindari oleh Rudy Tanoesoedibjo.