Sebagai pekerja kantoran, sering kali kita melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan surat, undangan, nota dinas, peraturan dan dokumen lainnya. Melihat kesibukan yang dilakukan oleh para karyawan kantor, membuatku meletakkan perhatian kepada salah satu pekerjaan yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang. Yaitu mengantarkan surat.
Mengantarkan surat adalah suatu pekerjaan yang sangat mudah dilakukan. Tidak memerlukan pemikiran, analisis, dan studi kasus yang rumit. Kita cukup menggunakan buku ekspedisi dan siap mengantarkannya kepada orang yang dituju. Bisa kepada unit lain dalam lingkup instansi yang sama, kepada instansi lain dalam lingkup Kementerian yang sama, atau kepada instansi lain yang berbeda Kementerian. Karena saking sederhananya, terkadang kita lupa dengan esensi dari sebuah pekerjaan. Tak jarang dari kita meremehkan suatu pekerjaan tersebut.
Biasanya para staf yang "nakal" menganggap dirinya sudah memiliki pangkat golongan yang tinggi, enggan jika diminta untuk mengantarkan surat. Meski tidak semua seperti itu. Karena baginya, pekerjaan tersebut terlalu remeh untuk dilakukannya. Mereka hanya pantas melakukan pekerjaan yang bersifat teknis, analisis, dan substantif . Sehingga, pekerjaan mengantarkan surat sering dilakukan oleh karyawan yang berpangkat paling rendah sebagai "korbannya". Jika sudah demikian, mari kita lihat kembali esensi dari sebuah pekerjaan. Menurut penulis, tidak ada pekerjaan yang kecil dan besar. Semua pekerjaan itu sama. Sama-sama kita berkontribusi untuk negara. Sama-sama bermanfaat bagi kemajuan organisasi.
Coba kita bayangkan, jika surat itu tidak diantarkan kepada orang yang dituju atau surat itu justru dihilangkan begitu saja. Apa yang terjadi? Betapa carut marutnya sebuah organisasi. Akan terjadi suatu miskomunikasi yang akan menggangu kestabilan instansi kita dengan instansi lain. Kekacauan lah yang terjadi. Maka dari itu, surat ini begitu penting untuk diantarkan kepada penerima. Sama pentingnya dengan pekerjaan yang menggunakan pemikiran analisis seorang staf. Atau juga sama pentingnya dengan pekerjaan berat lainnya.
Jika kita kerja diniatkan kepada Allah, semua pekerjaan yang diminta oleh atasan, sebaiknya kita kerjakan dengan semaksimal mungkin. Kita kerahkan semangat kita untuk sesuatu yang bermanfaat bagi instansi. Orientasi kita bukan lagi untuk menyenangkan atasan, tetapi jauh lebih luas kita berorientasi pada manfaat apa yang akan diterima oleh organisasi.
Jadi, senangilah pekerjaan itu, apapun bentuknya, entah mudah ataupun sulit. Jangan pernah remehkan sesuatu yang sering dianggap kecil. Kita tak mampu menjadi besar jika kita tak mau melakukan sesuatu yang kecil. Mari kita lakukan usaha yang maksimal. Selalu berikan yang terbaik untuk negara. Dengan begitu, pahala akan mengalir dengan derasnya dari Allah Yang Maha Pemurah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H