Mohon tunggu...
Nova Cipta Fahlevi
Nova Cipta Fahlevi Mohon Tunggu... -

hanya pengkonsumsi regular pop saja , sedikit memasangkan earphone dari track2x stereo indie pop, sedikit mengeja kumpulan paragraph2x fiksi, sedikit berbincang tentang kisah2x dan keajaiban huruf2x alphabet kunjungi saya di : http://silemahozenk.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kosong

1 September 2010   13:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kosong
by : nova cipta
beberapa saat setelah percakapan senja jingga …..
Ruangan itu tetap kosong, ruangan yang di bangun dari pondasi – pondasi harapan dari beribu-ribu doá dipekatnya lelap hari, sudut tembok keyakinan yang tetap kokoh tegap berpijak pada satu koordinat,.. Percaya.
Atap teduh, penuh akan gumpalan lembut dari awan – awan impian, senantiasa menjaganya dari perubahan iklim di bulan November. Pintu juga jendela yang selalu terbuka mengundang hangat siraja tengah hari, tulus, cerah tanpa mengharapkan imbalan yang setimpal.
Sesekali orang membicarakannya, pujian cemooh, pengharapan dan entah emosi apalagi hasil helaan nafas embun dipagi hari, atau gejolak panas kecepatan hemoglobin dari gerakan tidak konstan pompaan jantung menuju impuls saraf ke otak di teriknya siraja tengah hari, yang tak henti-hentinya mencubiti kulit ubun-ubun.
Atau juga dekap silang kedua tangan erat, kuat dari pekat pandangan hasil penurunan seperempat suhu setelah terik, yang sesekali sebuah sinar bulat mengintip dihamparan langit bertabur titik – titik kecil terang sebatas ukuran jendela di sebelah kanan ruangan.
Beberapa orang hadir untuk berteduh dari semua keluh, lalu menjauh.
Beberapa orang masuk menerka-nerka benda-benda yang cocok diletakan sebagai hiasan, tetapi hanya tetap saja menerka.
Beberapa orang memilih menetap tanpa sempat menggarap lalu pergi begitu cepat.
Ruangan itu tetap sunyi, & kosong mungkin gumaman barisan semut dapat terdengar pada usangnya tembok sebelah timur,
kadang seekor burung hinggap dilandasan jendela dengan sebatang ranting kecil pada paruhnya, lalu leluasa masuk, tetapi sayang sudut-sudut tembok tidak cukup kuat dari beberapa tempelan ranting-ranting kecil maha karya gagal dari seekor burung, niatnya membuat sarang.
Entah berapa rotasi lagi, pintu dan jendela itu akan tertutup, padahal semua orang memiliki kunci itu, hanya saja mungkin mereka lupa, tidak sempat atau memang menginginkannya tetap kosong dan terbuka.
Jingga senja perlahan bercampur dengan beberapa warna lain, lalu terlihat semakin gelap, Ruang itu masih kosong, ….
Ruang hati menanti tangan suci untuk mengunci ………

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun