Kepuharjo merupakan salah satu desa di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa yang rindang karena penuh dengan pohon yang cukup tinggi. Namun pada 26 Oktober lalu, sang Merapi bererupsi dengan mengeluarkan wedus gembel nya yang menyapu desa Kepuharjo. Menurut Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto, dari 8 dusun 7 setengah porak poranda. Dimana 8 dusun yaitu kaliadem, jambu, petung, kopeng, batur, pagerjurang, kepuh, dan manggong (detiknews.com) Lalu ketika saya kesana kemarin, saya memang melihat secara langsung bagaimana dusun yang sekarang mirip dataran tanah putih. Karena hamparan yang ada didepan saya semua nya berwarna putih, berbatu, berpasir, dan gersang. sebelum masuk ke dusunnya yang porak poranda tersebut, saya sempat bertanya kepada salah satu penyintas di SMK Cangkringan, di tempat ini banyak sekali penyintas tua renta. Lalu saya mendekati salah satu penyintas. Namanya Marjoutomo, usianya saya tidak tahu tapi yang jelas dia sudah simbah-simbah. Lalu dia menggunakan bahasa jawa halus, karena saya tidak paham. Lalu saya jelaskan saya tidak bisa bahasa jawa yang halus, pake bahasa indonesia saja. Ternyata simbah nya tidak bisa bahasa indonesia, lalu dia bilang kalau jawa ngoko bisa ? saya bilang bisa.
singkat cerita, beliau berasal dari dusun kopeng. Sudah tidak punya rumah lagi, bingung mau ngapain lagi. Peralatan rumah tangga juga tidak punya lagi, bingung harus berbuat apa. Dan mereka juga membutuhkan jarik karena belum ganti. Mata saya sempat berkaca-kaca mendengar simbah itu bercerita, apalagi dia terus berulang-ulang menceritakan kegalauannya sambil memegangi tangan saya. Setelah itu saya harus potong karena teman sudah memanggil, tapi beliau sepertinya tidak mau melepas tangannya. Lalu saya jelaskan, akan saya usahakan membantu tapi jangan terlalu mengharapkan saya. Karena saya juga bukan siapa-siapa. Setelah simbah itu paham, saya pun tersenyum dan beliau pun ikut tersenyum. kami pun pamit.
[caption id="attachment_80969" align="alignright" width="300" caption="diambil dari atas, terlihat kecil padahal kalau disana besar"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H