Mohon tunggu...
NAB AB
NAB AB Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

kangen jogja .. mencoba kembali (lagi) untuk merangkai kata menjadi cerita. Selamat membaca dan terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jadilah Gula batu, kawan

4 Januari 2011   01:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:59 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

alkisah di sebuah negeri hidup seorang guru yang bijak bernama Kong zi. ia memiliki seorang murid bernama Zi Gong. Pada suatu hari sang murid bertanya kepada gurunya, "bagaimana seseorang harus bersikap di dalam hidup" ?. Lalu sang guru tidak menjawab dengan kata-kata. diajak lah sang murid ke dapur Sang guru sudah menyiapkan air yang sedang dimasak sampai mendidih, lalu sang guru mengambil batu dan dimasukan lah batu tersebut. Lalu sang guru menjelaskan ke muridnya, kamu janganlah seperti batu.. batu itu begitu keras, direbus didalam air mendidih pun tak berubah kerasnya. Jangan merasa paling benar dan tidak bisa berubah, padahal kehidupan itu selalu berubah. Kedua,  sang guru mengambil lagi sebuah bongkahan salju dan dimasukkan ke dalam air mendidih lagi. kamu jangan seperti bongkahan salju. kelihatan keras, berkarakter, punya prinsip dan teguh pendirian namun baru di uji sebentar saja semuanya lenyap tak berbekas. Lalu yang ketiga sang guru mengambil sebutir telor mentah dan memasukkannya ke air mendidih lagi. setelah matang dan menjadi telor rebus. dimana yang isinya telor berupa cairan sekarang menjadi keras. kamu jangan menjadi telur rebus. baru belajar dikit sudah merasa mampu menguasai semua. baru paham secuil ayat suci sudah sah memonopoli kebenaran, sombong dan takabur. Untuk contoh yang ke empat, sang guru mengambil wortel mentah dan dimasukkan ke air mendidih lagi. selang beberapa waktu wortel tersebut diangkat. wortel yang semula keras menjadi lunak dan tetap dikenali sebagai wortel. artinya melambangkan keluwesan, fleksibilitas dan kukuh mempertahankan prinsip. namun lihatlah air yang tadi, ternyata warna ataupun rasa air nya tidak berubah. artinya tidak ada nilai tambah dari sang wortel. bisa dibilang perbuatan wortel menjadi sia-sia. tidak mengubah apa-apa Dan yang terakhir sang guru memasukkan gula batu ke dalam air mendidih tersebut. Lalu ia mengatakan kepada muridnya, jadilah gula batu. tubuhnya memang hancur seperti bongkahan salju, tapi bukan karena ia tidak punya prinsip. kelihatannya ia kalah, tapi sebenarnya dialah pemenang, yang menguasai dan yang membuat air berubah menjadi manis. biarkan orang menyangka dirinya menang padahal telah dikalahkan secara cerdik dan halus. (sumber: Bertambah bijak setiap hari, Tanuwibowo) dari beberapa contoh diatas, bisa disimpulkan bahwa kita sebagai manusia senantiasa harus melihat keadaan disekeliling kita. menakar kekuatan kita sampai dimana. Tetap memegang prinsip yang kita punya tapi jangan merasa diri yang paling benar, terbukalah untuk menerima pendapat dan pemikiran. Dan yang terpenting berbuatlah sesuatu yang bermakna buat orang lain. Perbuatan itu tidak harus terjun ke medan bencana. Perbuatan yang bermakna buat orang lain ialah ketika kita bisa merasakan ataupun membuat senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajah orang lain tersebut. Sudahkah anda membuat orang disekitar kita tersenyum bahagia di awal tahun 2011 ini ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun