Mohon tunggu...
NAB AB
NAB AB Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

kangen jogja .. mencoba kembali (lagi) untuk merangkai kata menjadi cerita. Selamat membaca dan terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Harapan sang Petani Salak Pondoh

24 November 2010   12:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:20 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_76672" align="alignleft" width="300" caption="doc pribadi mas dik-HUMA:selamat datang di dusun Pandean"][/caption] para penyintas dalam diamnya selalu memikirkan masa depannya, salah satunya Pak Pendi penyintas dari Pandean. Dalam curhatannya ia mengatakan, bagaimana nasib kita selanjutnya pasca merapi ini. Mata pencaharian utama mereka ialah salak pondoh dan nira. Namun akibat hembusan awan panas yang menyerang dusunnya, hampir 90 persen kebun salak dan pohon nira rusak berat. Pohon-pohon itu masih dipenuhi abu vulkanik. Menurut dia, abu ini mematikan pohon salak. Lalu dia melanjutkan ceritanya, jalan singkat untuk menyelamatkan kebun salak pondoh ini langsung memanen salaknya, meskipun rasanya tidak enak, karena belum matang dan salak itu harus cepat dijual karena ketika di panen, salak-salak itu dibersihakan dengan air untuk membersihkan abu vulkaniknya. Padahal salak itu tidak boleh kena air karena akan cepat busuk. Dan perlu diketahui pada bulan Desember sampai Januari (puncaknya) itu merupakan panen raya. Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan ialah menyelamatkan tanah dan tunas salak yang mau tumbuh (itu pun kalau tidak mati terkena abu vulkanik) dengan jalan menebang dan mencabut salak yang mati tersebut. Kenapa di tebang ? karena tunas dari pohon salak/pondoh, sudah pecah dan banyak yang kebakar ujungnya. Sehingga salak tidak mungkin menghasilkan buah lagi. walaupun katanya abu vulkanik itu bisa menyuburkan tanah, tapi memakan proses lama. Kata dia sekitar setahun. Maka untuk mempercepat kesuburan tanah, petani salak harus mengolah tanah untuk menjadi tanah siap tanam yaitu dengan membuat lubang kemudian diberi pupuk kandang, pupuk daun-daunan untuk proses fermentasi. setelah media tanam siap, mulai dari menanam sampai menghasilkan buah perlu membutuhkan waktu 2-3 tahun. itulah yang dikeluhkan masyarakat petani, khususnya di lereng merapi sebelah barat (magelang). kedepan petani salak pondoh merasa bingung untuk kelangsungan hidupnya dari pascagempa sampai panen salak tersebut. mereka membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya kurang lebih 3 tahun itu. Harapan mereka usaha baru yang bisa mereka lakukan dan cepat menghasilkan sekarang adalah beternak kambing dan ikan. Semoga pemerintah bisa mendengarkan keluhan mereka. dusun pandean , Srumbung - Magelang 21 november 2010 [caption id="attachment_76678" align="alignnone" width="300" caption="kebun salak dan kelapa yang hancur"]

12906022461393262854
12906022461393262854
[/caption] [caption id="attachment_76677" align="alignnone" width="300" caption="salak yang belum siap panen pun harus di panen"]
1290602196358107557
1290602196358107557
[/caption] [caption id="attachment_76675" align="alignnone" width="300" caption="salak pondoh yang tertutup abu vulkanik"]
12906020851658093797
12906020851658093797
[/caption]
12906019921589065258
12906019921589065258
[caption id="attachment_76673" align="alignleft" width="300" caption="pohon salak berjatuhan "]
12906019251787426086
12906019251787426086
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun