Mohon tunggu...
Nouvia Syahrun
Nouvia Syahrun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sandwich Generation

20 Desember 2023   19:15 Diperbarui: 20 Desember 2023   19:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah "Sandwich Generation" sering diucapkan oleh anak-anak sekarang. Lalu, apa sebenarnya Sandwich Generation? Generasi ini merujuk pada individu yang menanggung tanggung jawab keuangan baik untuk keluarga yang lebih tua maupun yang lebih muda. Banyak diantara mereka yang mengeluh tentang permintaan dan tuntutan keluarganya agar mereka mencapai kesuksesan. Mengapa? Tujuannya adalah agar mereka dapat membantu meringankan beban keluarga, termasuk membiayai pendidikan adik-adik, menghidupi orang tua di masa tua, atau bahkan membayar hutang yang belum terlunaskan. Beberapa dari mereka mungkin berpikir, "Mengapa harus memiliki banyak anak?" atau "Siapa yang ingin memiliki adik?" Mengapa jadi mereka yang harus bertanggung jawab?

Pikiran kritis mereka ini harus bisa dimaklumi, karena mereka juga memiliki impian dan cita-cita untuk masa depan mereka, seperti memiliki rumah, kendaraan, atau menabung. Oleh karena itu, ketika mereka telah dewasa dan memiliki penghasilan, wajar jika mereka berharap dapat membiayai diri mereka sendiri sebagai langkah modalitas untuk bekerja.

Sandwich generation ini bukanlah isu yang sederhana. Situasi ini melibatkan pertimbangan dan pengaturan yang baik. Sebagai anak yang hidupnya diberi kasih sayang dan dibiayai oleh orang tuanya dari kecil hingga sekarang ini, kita harus membalaskan jasa mereka dan berbakti kepada mereka.  Penting untuk mengatasi situasi ini adalah dengan memahami perbedaan antara "menanggung beban orang tua" dengan "berbakti kepada orang tua". Berikut adalah beberapa cara kita dapat mengatasi situasi ini:

1. Komunikasi yang terbuka: Berbicara dengan orang tua tentang kebutuhan dan perasaan kita dengan ajukan yang jelas dan penuh hati.

2. Mengatur keuangan: Mengatur pengeluaran dan pendapatan kita untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk mempersiapkan masa depan kita.

3. Membantu orang tua: Membantu orang tua dalam kegiatan sehari-hari, seperti membantu dalam rumah, belanja, atau perawatan kesehatan.

4. Mengembangkan skill financier: Mempelajari skill financier, seperti investasi, penginvestasi, dan pengelolaan keuangan, untuk membantu mempersiapkan masa depan kita dan keluarga kita.

5. Mencari dukungan luas: Mencari dukungan eksternal, seperti bank, pemerintah, atau lembaga, untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga kita.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita mengharapkan dapat mengatasi situasi sandwich generation dan menjaga keseimbangan antara generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun