Mohon tunggu...
Muhammad Nouval Puja Kesuma
Muhammad Nouval Puja Kesuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - stay alive and be proud.

Amorfati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Pasca Pandemi Covid-19

6 Januari 2024   18:31 Diperbarui: 6 Januari 2024   19:10 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasca pandemi Covid-19, dapat dikatakan hampir seluruh negara di dunia telah mengalami banyak sekali perubahan. Dimulai dari aspek kesehatan dan kemanusiaan. Kita semua tahu bahwa pandemi Covid-19 telah membuat sejarah dan luka yang sangat dalam bagi keberlangsungan hidup manusia. Virus Covid-19 memakan korban jiwa sebanyak ±6,4 juta manusia dari seluruh dunia.

Lalu perubahan kedua adalah pada sektor ekonomi. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis kemiskinan bagi negara Indonesia. Banyak keluarga dan individu yang mengalami penurunan pendapatan akibat kehilangan pekerjaan karena di PHK secara sepihak. Di tambah terjadinya inflasi yang mengakibatkan harga-harga berbagai barang kebutuhan menjadi naik atau bertambah mahal.

Perubahan ketiga yang menjadi perhatian khusus adalah aspek kehidupan sosial. Pasca virus Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia, manusia sebagai dampaknya seakan harus me-reset kembali hubungan dengan sesama manusia lain, bahkan dalam lingkup keluarga sendiri.

Hal tersebut pun mengakibatkan terjadinya perubahan dalam setiap individu manusia. Yang paling signifikan yang mungkin juga kita rasakan adalah perubahan emosional. Selama kurang lebih 3 tahun virus Covid-19 melanda, kita diwajibkan untuk mengurangi interaksi antara sesama manusia. Bahkan sampai dibuatkan sebuah peraturan untuk menerapkan lockdown bagi setiap rumah, yang wilayahnya terpapar virus Covid-19.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa selama pandemi Covid-19, rata-rata diantara kita hanya bisa menghabiskan waktu berada di dalam rumah atau kamar saja. Hingga seiring waktu berjalan, akibat minimnya interaksi sosial selama pandemi, terjadilah gejolak emosional yang tidak beraturan. Gejolak emosional yang dimaksud tersebut ialah “kesepian”.

Pertama yang harus diketahui, kesepian ini semacam sinyal atau bahasa tubuh yang terjadi secara naluri atau tidak dapat kita kendalikan. Seperti halnya kelaparan, tubuh akan memberikan sinyal bahwa ia membutuhkan makan. Begitupun dengan kesepian, yang bahwasanya tubuh tersebut sebetulnya membutuhkan interaksi sosial.

Sebagaimana orang kelaparan, jika kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi dengan baik, maka tubuh akan melawan dengan sendirinya. Kesepian pun demikian, jika kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi dengan baik, maka itu dapat berdampak buruk bagi jiwa manusia tersebut.

Kesepian menjadi tantangan yang sangat serius pasca pandemi Covid-19. Akibatnya, mentalitas serta motivasi terutama bagi anak muda untuk memperbaiki kehidupannya menjadi menurun drastis. Banyak dari mereka yang masih terjebak dalam lingkaran hitam tersebut seakan menyerah karena tidak ada yang berpihak dengannya. 

Namun terlepas dari itu semua, pandemi Covid-19 telah memberikan kita pelajaran serta pengalaman tersendiri. Dengan berjalannya waktu, kita harus yakin bahwa hal tersebut akan membaik sedikit demi sedikit. Kita semua hanya perlu menerima serta melangkah maju. Karena rintangan sulit dan perubahan kehidupan yang terjadi cukup drastis, tanpa disadari sebetulnya telah membuat setiap manusia bertumbuh menjadi lebih kuat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun