Mohon tunggu...
Muhamad Nour
Muhamad Nour Mohon Tunggu... Buruh - Love traveling

Paguntaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang-orang Tidung di Kalimantan Utara - Budaya dan Cerita Klenik, Mistis dan Mitos

13 Januari 2014   14:22 Diperbarui: 4 April 2017   17:20 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat kita masih anak-anak, kita pasti pernah mendengar dari orang tua cerita mistis atau hal yang menyeramkan. Entah benar atau tidak, cerita ini disampaikan secara turun temurun oleh orang tua dengan maksud, biasanya untuk menakuti anak-anaknya agar patuh. Legenda hantu dengan berbagai karakter unik dan seram akhirnya berkembang luas menjadi mitos di komunitas tertentu.

Di Indonesia, cerita legenda dan mitos hantu yang secara luas dikenal diantaranya adalah sundal bolong, leak, pocong, genderuwo, tuyul, jelangkung, kuntilanak dan bahkan yang ditiru orang modern Kolor Ijo. Mitos hantu ini diceritakan dengan banyak variasi tergantung premis dan budaya setempat. Termasuk kemudian banyak produser dan sutradara film Indonesia yang over creative menciptakan karakter genre hantu yang nyentrik nan seksi serta mengekspos sensualitas seperti pocong muka pengen, diperkosa Setan, suster ngesot, Jelangkung main Facebook, suster keramas dan banyak lagi film dengan judul-judul yang semakin konyol dan anehnya, banyak yang nonton. Hantu-hantu rekaan Punjabi bersaudara ini berhasil membuat hantu-hantu asli Indonesia punah dan tidak dijadikan film.

Komunitas suku Tidung, etnis asli yang mendiami pesisir utara Kalimantan hingga Sabah Malaysia juga memiliki beberapa cerita mistis yang diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi dikomunitas tersebut hingga saat ini. Bagi generasi sekarang, legenda dan karakter hantu yang diceritakan oleh orang tua tersebut sangat membumi dan menggelorakan imaginasi, apakah benar legenda ini terjadi, apakah hantu ini seseram yang dibayangkan. Bila di legenda barat kita mengenal karakter seram seperti drakula, troll, kurcaci, dan tokoh fantasi jahat yang diciptakan melalui imajinasi John Ronald Reuel Tolkien dalam buku Lord of the Ring, maka di komunitas Tidung, kami diceritakan karakter hantu Indalau, Siad, Tumber Bauk, Andau, Puntianak, Sitan Tengkayu, Balan atau Bebalan, Jernun, dan Perakang, yang juga banyak dikenal dalam legenda hantu di komunitas melayu dan bugis. Karakter-karakter seram ini diceritakan hidup dalam kawasan sungai, laut, hutan sesuai dengan lingkungan tempat tinggal orang-orang asli Kalimantan. Tahun 1980an, adalah biasa melihat potongan ikan hiu gergaji dibelakang pintu rumah orang-orang Tidung dan daun kelor yang dianggap bisa mengusir roh-roh jahat.

Berikut adalah beberapa jenis hantu yang sering diceritakan oleh orang-orang tua Tidung terdahulu:

Siad adalah sosok seram yang keluar pada waktu hari mendung saat hujan mau turun. Para orang tua sering mengingatkan anaknya tentang sosok menakutkan yang menunggu mereka bila keluar rumah dalam keadaan mendung.

Tumber Bauk menurut orang tua dulu berbentuk seperti sapi yang hanya keluar pada tengah malam khususnya malam jumat.

Bebalan adalah sesosok mahluk yang hanya mencari darah jika pada malam jumat, para orang tua menceritakan mereka akan berdiam dibawah ranjang.

Andau memiliki kaki terbalik yang berdiam dibelakang rumah. Orang tua dulu sering mengingatkan anaknya agar tidak keluar malam khususnya didalam hutan. Ada juga versi lain dari hantu Andau yaitu dia sering terdengar menangis keras dari suatu tempat tanpa terlihat. Orang Tidung dahulu bila tiba-tiba seorang anak menangis saat sedang tidur maka sering terlontar kata-kata "anja-anja andau".

Puntianak, seperti karakter umum yang juga dikenal dikomunitas lain di Indonesia, dikenal mencari wanita yang sedang hamil tua untuk diambil janin bayinya. Ada versi lain yang mengatakan Puntianak tinggal dipohon yang banyak benalu dan mencari anak perempuan berambut panjang yang tidak diikat untuk dijadikan anak.

Perakang dideskripsikan sebagai mahluk halus dengan mata merah gigi bertaring dengan wajah berdarah. Perakang ini dipercaya bisa diusir dengan daun kelor.

Aki Ungkung adalah karakter yang sering berkeliaran saat waktu magrib dan senang berbaring diatas kasur tanpa terlihat. Orang tua menceritakan hantu tak terlihat ini pada anaknya bila masih bermain saat Magrib tiba.

Sitan Tengkayu adalah karakter hantu yang berdiam dipinggir laut didalam hutan Mangrove

Balan-Balan atan Bebalan adalah hantu terbang yang mirip dengan Perakang yang bermata merah menyala namun juga mirip Leak yaitu kepala terbang dengan isi perutnya, mencari darah.

Jernun adalah hantu laut yang berdiam di air berlimbu yang hanya ada pada malam hari berbentuk cahaya api dilaut gelap. Ada versi lain juga, bahwa Jernun berbentuk burung dengan mata yang merah. Jernun ini banyak diceritakan oleh para nelayan Tidung saat ber-tugu (alat tangkap udang yang sangat tergantung pasang surut air yang dipasang pada tiang-tiang kayu dengan nama lokal Belayan).

Indalau adalah mahluk gaib yang legendaris yang hobi menyembunyikan anak kecil dibalik pintu atau dibawah kolong rumah atau juga didalam rimbunan pohon Belungis, sejenis pohon palem dengan daun berduri. Berpuluh tahun silam banyak kejadian dimana beberapa anak kecil ditemukan sedang tertidur dibawah kolong dan pepohonan, entah kejadian ini kebetulan belaka karena anak itu terlalu lelah hingga tertidur atau memang disembunyikan Indalau.

Komunitas Tidung jaman dulu memiliki beberapa budaya klenis diantara persembahan untuk mahluk halus yang dinamakan Kelangkang. Kelangkang ini adalah sebuah anyaman dari bambu yang diatasnya diisi beras merah, putih, kuning, hijau, ayam panggang, pisang dan tembakau. Biasanya Kelangkang ini ditempatkan di suatu tempat (hutan) yang dianggap berdiamnya mahluk halus dengan tujuan kesembuhan dan tolak bala. Budaya lain yang dikenal dalam komunitas suku Tidung adalah upacara Besitan dimana kegiatan ini diutamakan untuk permohonan kesembuhan bagi seseorang yang sedang sakit parah yang dipercayai sedang diganggu oleh mahluk halus. Upacara ini bergulir sangat mistis dengan tabuhan gendang dengan irama semakin lama semakin keras. Saat ini, kegiatan Kelangkang dan Besitan hanya merupakan bagian dari upacara budaya dan adat.

Orang-orang Tidung juga mengenal cerita rakyat dari cerita oral secara turun temurun diantaranya yang paling terkenal adalah Ibenayuk, Batu Tinagad, Jelutung dan lain-lain. Ada beberapa bukti dimana cerita oral ini pernah terjadi dimasa lampau.

Benar atau tidak, beberapa cerita dan legenda hantu ini bila dijelaskan dengan logika, yang jelas pola pengasuhan orang-orang Tidung jaman dulu sangat dipengaruhi kondisi alam dengan hutan lebat, sungai, dan laut dimana selalu ada resiko yang bisa terjadi dengan anak mereka bila pergi tanpa ditemani oleh orang tua, seperti tenggelam, kesasar didalam hutan, digigit ular berbisa, dan jatuh. Orang-orang Tidung lampau sangat erat kehidupan laut, berburu buaya, mencari hasil hutan biasanya sarang burung dan madu dan sudah sangat jelas mereka sering melihat binatang buas. Selain itu, penjelasan logis lain atas munculnya larangan-larangan beraktifitas pada  waktu tertentu misal malam jumat, hari jumat, magrib dan malam hari adalah dimaksudkan agar orang-orang Tidung yang mayoritas muslim untuk lebih tekun melaksanakan aktifitas religius seperti shalat dan mengaji.

Bersambung…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun