Mohon tunggu...
Nourmaya Masyitha
Nourmaya Masyitha Mohon Tunggu... -

ordinary. unpretentious. mathematical student-teachers'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencegah Orang yang Melintas Ketika Shalat

8 Januari 2011   04:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu aku pergi bersama sahabatku, Marhamah, ke sebuah pusat perbelanjaan di kota kami. Ketika memasuki waktu zhuhur, kami pun segera pergi ke mushala kecil yang berada di basement. Mushala itu sedang penuh-penuhnya. Kami harus menunggu giliran tempat untuk shalat. Akhirnya, setelah menunggu beberapa menit, kami mendapatkan tempat. Tapi yang sangat disayangkan, tempat yang kami dapatkan tidak ada sutrah. Jadilah tas kami tumpuk untuk dijadikan sutrah. Tingginya sudah sekitar dua jengkal. Sesuai dengan Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya dalam Perang Tabuk tentang tinggi sutrah orang yang shalat. Maka beliau menjawab:

مِثْلُ مُؤْخِرَةِ الرَّحْلِ

“Semisal mu’khiratur rahl.” (HR. Muslim no. 1113) Mu`khiratur rahl adalah kayu yang berada di bagian belakang pelana hewan tunggangan yang dijadikan sebagai sandaran si penunggang hewan tersebut. Tingginya sekitar 2/3 hasta. (Nailul Authar 3/4, Taudhihul Ahkam, 2/64, Asy-Syarhul Mumti` 1/731) Kami pun memulai shalat. Marhamah berdiri disebelah kiriku. Dia menjadi imam. Mulailah dia bertakbiratul ihram. Begitu banyak orang yang wara-wiri di depan kami, tapi, kami tidak memedulikan karena mereka tidak lewat di antara kami dan sutrah.. Bangkitlah kami menuju rakaat kedua, tak lama setelah itu, seseorang hendak lewat di hadapan kami, di antara kami dan sutrah. Pada  saat itu juga, tangan kanan Marhamah mencegah wanita itu untuk lewat di depan kami. Aku terhenyak kaget, namun buru-buru kukembalikan konsentrasi shalatku. Tak lama, wanita itu pun mundur, dan Marhamah mengembalikan tangannya dalam sedekap. Wanita itu pun berjalan lewat di belakangku. Nampaknya, orang di belakangku sudah selesai shalat. Setelah shalat usai, aku tidak menanyakan apapun tentang kejadian tadi, kejadian yang baru pertama aku alami. Marhamah merentangkangkan tangan kanannya dan mencegah wanita tadi untuk lewat. Belakangan aku tahu bahwa yang dilakukan Marhamah itu bukan sesuatu yang tanpa dasar dan tanpa tuntunan. Awalnya, aku melihat sebuah poster yang menggambarkan seseorang yang mencegah orang  yang hendak melewati sutrahnya: [caption id="" align="aligncenter" width="181" caption="mencegah org yg melintas"][/caption] Aku pun teringat dengan pengalaman shalat jama'ahku dengan Marhamah. Kemudian, akhirnya aku pun tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, dari Abu Sa’id Al-Khudriy  berkata : “Aku mendengar Rasulullah  bersabda : “Jika salah seorang dari kalian sholat dengan mengahadap sesuatu yang menutupinya (sutrah), dan ada seseorang yang mau lewat di hadapannya maka tahanlah, jika menolak maka tahanlah dengan kuat, karena sesungguhnya itu adalah syaitan.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dari situ, barulah aku ber-"Ooh", Subhanallaah.. memang benarlah yang dilakukan Marhamah, dia mengamalkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.. Aku sangat bersyukur karena bisa mendapatkan pelajaran nyata dari hadits ini. Benar-benar merasakan langsung bagaimana pengamalan hadits tersebut di antara banyak orang (dan aku) masih belum atau belum bisa mengamalkan hadits tersebut. Masih membiarkan orang seenaknya melewati sutrah kita.. Allahu musta'an.. Semoga Allah memberikan kemudahan dan kemampuan kepada kita untuk mengamalkan sunnah-sunnah Rasul-Nya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun