Mohon tunggu...
Nourica Hastuti
Nourica Hastuti Mohon Tunggu... Lainnya - Writing, Learning

Seorang pejuang ilmu yang sedang belajar menuliskan apa yang "diketahui"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kontrasepsi untuk Pemula, Apa yang Perlu Anda Ketahui?

27 November 2024   14:38 Diperbarui: 27 November 2024   14:40 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perencanaan kehamilan tidak hanya berfungsi untuk menjaga kesehatan reproduksi namun sangat mempengaruhi keadaan psikologis dan kesehtan mental para orang tua. Penggunaan alat kontrasepsi adalah salah satu solusi yang efektif untuk mengatur kesuburan, memberikan jarak pada setiap kehamilan sekaligus memberikan kontrol besar terhadap kehidupan keluarga. Beberapa alat kontrasepsi memberikan efektifitas yang besar dengan tanpa memberikan efek samping yang membahayakan. Simak alat dan metode kontrasepsi berikut beserta tingkat efektivitas dan efek sampingnya untuk memutuskan kontrasepsi yang akan menjadi pilihan Anda...

1. Kontrasepsi Berencana Alamiah (KBA)

Pexels/Anete Lusina
Pexels/Anete Lusina

Kontrasepsi Berencana Alami yaitu dengan mengandalkan catatan terkait masa subur. Perhitungan masa subur biasanya terjadi 14 hari setelah menstruasi sehingga KBA dapat dijalankan dengan tidak melakukan hubungan suami istri dalam masa waktu hari ke 8-16 setelah menstruasi. Metode kontrasepsi ini tidak memiliki efek samping namun sayangnya, hal ini hanya dapat dilakukan jika menstruasi berlangsung dengan teratur setiap bulannya. Selain itu, resiko kehamilan tetap dapat terjadi antara 3-10% bergantung pada kondisi fisik, hormonal dan psikologis suami istri.

2. Kontrasepsi Sederhana

Pexels/Deon Black
Pexels/Deon Black

Kontasepsi Sederhana atau dalam dunia medis dikenal dengan koitus interuptus merupakan metode kontrasepsi tradisional dimana suami mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum mencapai ejakulasi. Tidak ada efek samping dalam metode kontrasepsi ini, namun tantangan memilih melakukan kontrasepsi jenis ini adalah kesepakatan yang solid antar pasangan suami istri dalam melakukannya. Efektivitas kontrasepsi ini juga bergantung pada kondisi area dalam vagina serta ketepatan waktu suami melakukan "pencabutan" alat kelamin dari vagina.

3. Kontrasepsi Mekanis pada Pria

Pexels/Andrey Matveev
Pexels/Andrey Matveev

Penggunaan kondom merupakan alat kontrasepsi mekanis pada pria. Kondom merupakan selubung atau sarung yang terbuat dari lateks yang dipasang pada penis saat ereksi penis ketika melakukan hubungan seksual. Keuntungan pengunaan kondom tidak hanya dapat memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin juga dapat digunakan sesuai kebutuhan. Harga kondom yang terjangkau dan mudah ditemukan dipasaran pun dapat mempermudah pasangan suami istri menggunakannya sebagai pilihan alat kontrasepsi. Pada beberapa pengguna, kondom memberikan efek samping jika pengguna tersebut memiliki alergi terhadap bahan pembuat kondom tersebut.

4. Kontrasepsi Mekanis pada Wanita

Google
Google

Kontrasepsi mekanis pada Wanita disebut diafragma, yaitu selaput lateks berbentuk seperti kubah yang dapat menghalangi pertemuan antara sperma dan sel telur. Diafragma dipasangkan pada bagian dalam vagina tepatnya pada Batasan serviks atau leher rahim. Penggunaan diafragma dapat dilakukan berulang dan per diafragma dapat digunakan hingga 2 tahun. Sebagian diafgrama mengandung spermisida atau zat yang dapat menonaktifkan atau membunuh sprema. Resiko penggunaan diafragma adalah adanya reaksi alerge terhadap kandungan obat spermisida atau pertumbuhan bakteri pada diafragma yang dipakai berulang tanpa dilakukannya proses sterilisasi yang tepat.

5. Pil KB

Pexels/Marta Branco
Pexels/Marta Branco

Pil KB adalah salah satu jenis kontrasepsi hormonal yang berisikan estrogen dan progesteron yang dapat larut dalam saluran cerna dan diabsorbsi melalui aliran darah.

Hormon-hormon tersebut nantinya akan berfungsi untuk menghambat pematangan sel telur, mempercepat peristaltik tuba dan mengubah endometrium sehingga kehamilan akan sulit terjadi. Penggunaan pil harus dilakukan secara teratur dengan mengkonsumsinya 1 kali sehari. Pada beberapa pengguna mengkonsumsi pil dapat mengganggu siklus menstruasi hingga mempengaruhi mood dan berat badan.

6. Kontrasepsi Suntikan

Pexels/Artem Podrez
Pexels/Artem Podrez

Kontrasepsi hormonal berbentuk suntikan dilakukan 1-3 bulan sekali. Suntikan yang diberikan pada injeksi musculoskeletal biasanya pada otot bokong mengandung hormon yang berfungsi mirip dengan kontrasepsi hormonal pil. Efek samping penggunaan kontrasepsi jenis ini dapat mengakibatkan gangguan menstruasi seperti perdarahan yang tidak teratur atau amenorhoe (tidak menstruasi), menurunkan keinginan melakukan hubungan suami istri, gangguan emosi dan fisik seperti timbulnya jerawat hingga sakit kepala.

7. Implan

Google
Google

Implan merupakan kontrasepsi tanam berbentuk kapsul kecil memanjang, yang dilakukan pada otot lengan. Implan juga bersisi hormon yang dapat diserap tubuh dan menimbulkan efek-efek penghambat kehamilan. Implan dapat digunakan selama 3-5 tahun tergantung jenis hormonal yang terdapat dalam kapsulnya. Efek samping yang ditimbulkan mirip dengan kontrasepsi hormonal lainnya.

8. Alat Kontrasepsi dalam Rahim

Google
Google

Alat Kontrasepsi dalam Rahim sering disebut IUD (intrauterine devices) yaitu spiral berbentuk T dipasangkan di dalam rahim. Pemasangan IUD disesuaikan dengan ukuran rahim untuk menghambat pertemuan sperma dan sel telur. Pada IUD diujung benda kecil berbentuk T terdapat lapisan tembaga yang akan dilepas ke dalam rahim sehingga dapat memicu reaksi peradangan yang membuat sperma tidak bisa berenang menuju telur. Selain IUD juga terdapat IUS (intrauterine system), yang berisi hormon progesterone yang dapat menghambat kesuburan. Keduanya dapat digunakan dalam masa waktu 8-10 tahun dengan memerlukan tenaga professional untuk proses pemasangannya. Efektivitas penggunaannya juga sangat unggul dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya. Efek penghambat kehamilan juga dapat hilang setelah IUD/IUS dilepaskan tanpa batas minimal waktu. Kontrasepsi ini juga sangat baik untuk ibu menyusui tanpa mengganggu produksi ASI. Hanya saja pada beberapa pengguna pernah mengeluhkan ketidaknyamanan pada istri sebagai pengguna ketika pemasangan IUD/IUS tidak pas atau bergeser dari posisi seluma atau keluhan tidak nyaman saat melakukan hubungan suami istri pada suami saat ujung penis tersentuh dengan benang control dari IUD.

9. Tubektomi

Google
Google

Tubektomi yaitu kontrasepsi mantap yang dilakukan pada wanita dengan mengikat atau memotong bagian tuba falopi. Proses ini dilakukan dengan metode operasi dan dapat dilakukan bersamaan dengan operasi postpartum. Membutuhkan kesiapan dan keputusan yang final untuk melakukan kontrasepsi ini.

10. Vasektomi

Vasektomi adalah kontrasepsi mantap yang dilakukan pada pria dengan pemotongan pada saluran vasdeferens. Sama seperti tubektomi, kontrasepsi ini adalah kontrasepsi mantap dilakukan hanya jika pasnagan suami istri telah mengambil Keputusan untuk tidak memiliki anak lagi.

10 pilihan kontrasepsi dengan alat dan metode serta efek samping masing-masing menjadi pilihan Anda untuk menentukan kontrasepsi mana yang nyaman untuk Anda. Jangan lupa diskusi dengan pasangan Anda dan dilanjutkan konsultasi dengan tenaga ahli. Ingat, memilih kontrasepsi tidak hanya berfungsi untuk menjaga Kesehatan reproduksi namun juga memberikan kenyamanan pada keluarga. Selamat memutuskan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun