Pagi tadi langit berselimut jelaga.
Dingin, katanya.Â
Seok-seok rumput dihantam duga.
Dan kaus kaki itu, tetap saja bersahaja.
Rindu membuatnya tak gampang tega.
Bilamana dunia tetiba pandai berdusta.
Kaus kaki itu, ia si daya yang perkasa.
Biar sepatu mencarinya jika saja butuh kaca.
Tak ada yang percuma bagi Kaus Kaki kita.
Ia tetap ada, dengan atau tanpa kita minta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!