Sejak dalam kandungan, manusia sudah melakukan komunikasi terutama dengan ibu sebagai bentuk komunikasi yang pertama kali. Pada saat janin didalam kandungan, faktor psikologis dari ibu akan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak yang berada di kandungan, demikian juga komunikasi yang dilakukan oleh ibu dengan janinnya.Â
Misalnya: ibu yang dengan penuh kasih sayang membelai perutnya saat hamil, maka akan memberikan rangsangan positif bagi janin, dan hal tersebut sebagai pengiriman pesan ibu bahwa, "kehadiran sangat kami diharapkan". Sebaliknya ibu yang tidak memperhatikan kehamilannya, atau jarang memberikan rangsangan pada janin, hal tersebut juga bisa memberikan isyarat komunikasi lain.
Komunikasi juga akan selalu terjalin dengan saudara-saudara, teman bermain, teman bekerja, atau orang lain yang menggunakan jasa kita. Oleh karena itu komunikasi akan selalu kita lakukan mulai dari dalam kandungan sampai meninggal. Â
Proses komunikasi tidak selamanya berjalan sesuai harapan, akan tetapi sebagiannya malah menimbulkan hubungan yang menimbulkan kenyamanan baik bagi kedua belah pihak, maupun salah satu pihak. Untuk itu perlu ada sebuah upaya agar terjadi jenis komunikasi tersebut.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan cara menggali semangat komunikasi terapeutik, dan bisa dijadikan prinsip serta dilakukan dalam hubungan sehari-hari. Komunikasi terapeutik itu seperti apa?
Kita awali dengan sebuah pemikiran bahwa perjalanan waktu di dunia terkadang membuat manusia  berada dalam kondisi menderita penyakit secara fisik maupun psikis. Kesadaran bahwa dirinya sakit membuat manusia itu mencari cara untuk mendapatkan kesembuhan. Salah satu caranya yaitu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.Â
Proses konsultasi ini tentunya mempergunakan proses penyampaian pesan yang menghasilkan sebuah pemahaman antara komunikator dengan komunikan. Hal inilah yang disebut komunikasi.Â
Hubungan komunikasi antara pasien sebagai seorang yang sakit dengan tenaga kesehatan disebut dengan komunikasi terapeutik, yakni sebuah interaksi tatap muka yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan emosional dan fisik pasien.Â
Komunikasi terapeutik adalah pengiriman pesan antara pengirim dan penerima dengan interaksi antara keduanya yang bertujuan untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sakit, yaitu teknik verbal dan nonverbal yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk fokus pada kebutuhan pasien.Â
Komunikasi terapeutik merupakan proses dimana perawat secara sadar mempengaruhi pasien atau membantu pasien dalam pemahaman yang lebih baik melalui komunikasi verbal dan nonverbal1 . Sebuah perawatan yang bertujuan untuk kesembuhan serta kesehatan pasien tentunya akan sangat dipengaruhi oleh hubungan klien dengan perawatnya. Apabila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa-biasa .Â
Komunikasi antara perawat dan pasien bukan hubungan biasa akan tetapi memiliki tujuan yang pasti agar pasien mendapatkan kesembuhan. Jadi, komunikasi disini bukan sekedar bicara dan mendengarkan akan tetapi dilakukan untuk mendapatkan hubungan terapeutik.Â