Berziarah ke Arab Saudi, khususnya untuk haji dan umrah adalah cita-cita setiap muslimin dan muslimat dimana saja berada. Bagi yang berkunjung ketanah suci ini pasti suatu hal baru dan asing, maklum saja adat dan budaya kita berbeda-beda, dari segi bahasa, dan makanan. Tentang bahasa, kita hanya mampu berisyarat untuk berkomunikasi dengan orang-orang dinegeri padang pasir ini, terutama saat berbelanja dipasar-pasar, biasanya saya sering lihat jemaah haji Indonesia memakai kalkulator untuk menawar sebuah barang  dengan pedagang, dengan cara menuliskan angka yang diinginkan sebagai minatnya untuk membeli barang tersebut, unik. Yang menguasai bahasa inggris tentu tidak begitu kesulitan, sebagian pedagang memakai dialek Eropa ini untuk berkomunikasi. Biasanya bahasa Arab Fus-ha jarang digunakan oleh pedagang, karena kebanyakan pelayan-pelayan toko juga pendatang dari negara-negara lain seperti India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Ethiopia, Thailand, Philipina, Nigeria dan lain-lain. Kebanyakan dari mereka tidak menguasai bahasa Arab Fus-ha itu, untuk kesehariannya mereka berkomunikasi dengan dialek Amiya (bahasa kampung). Hanya orang-orang Timur-Tengah saja yang terkadang berdialek Fus-ha dengan pembeli (Yaman, Suriah, Palestina, Yordania, Mesir, Lebanon, Maroko, dan lain sebagainya). Mengenai hidangan, tentu tidak semua orang bisa untuk menyesuaikan selera, karena hidangan mereka berbeda dengan hidangan kita sehari-hari, seperti kata pepatah "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya". Tapi tidak salahnya kita mencoba mencicipi hidangan asing dari suatu daerah atau negara yang kebetulan kita kunjungi. Negara penghasil petrol ini kaya akan budaya, dari segi wisata dan kulinernya. Beraneka macam hidangan dari berbagai bangsa sering kita jumpai disini, restoran-restoran dari seluruh negara dibangun dinegara ini untuk mempermudah jemaah haji mencari hidangan dari negara mereka. Harganya memang tidak berbeda dari negara kita, misalnya seporsi nasi campur plus gulai, osengan, dan sup bisa mencapai target harga SAR.12 sampai SAR.15 (sekitar tiga puluh ribu rupiah), tambah minuman juz atau kalengan sekitar SAR.2 (empat ribu rupiah). Biasanya sering kita jumpai restoran-restoran didekat hotel kita ditempatkan yang menyediakan hidangan-hidangan Arab, sesekali kita mencicipinya kalau perlu kita bawa ketanah air resep memasaknya, hidangan arab mudah didapat dimana-mana seperti nasi bukhari (nasi yang dimasak dicampur ayam atau daging) rasanya lezat dan sedap, tentu saja bagi seleranya yang menyukainya, hidangan ini adalah menu khas untuk makan siang setiap keluarga dinegeri ini, maka dari itu dengan mudah kita bisa mendapatkannya direstoran terdekat dengan harga terjangkau. Tapi kalau setiap hari merogoh kocek sampai SAR.50 untuk beli hidangan makan siang dan malam praktis terlalu boros, lebih baik masak sendiri kan?! Nah, artikel kali ini saya akan berbagi bagaimana cara memasak nasi bukhari yang sering kita jumpai direstoran-restoran saat kita di Arab Saudi. Menu kali ini akan menjadi santapan dan hidangan yang lezat tergantung cara memasaknya. Semoga bermanfaat. Mari kita menyiapkan bahan-bahan dan rempah-rempah untuk memasak nasi bukhari. Bahan-bahan: - 4 gelas  beras ukuran 290ml, untuk sekeluarga (pilih beras yang dimasak tidak cepat lembek, saya kurang tahu beras apa kalau di Indonesia). - 2 ekor ayam. - Secerek air panas. Rempah-rempah: - 4 biji kapulaga - 10 biji cengkeh - kayu manis secukupnya - jinten bijian dan serbuk - serbuk ketumbar - 1 biji maggi rasa ayam - 2 biji bawang bombay besar - 1 ras bawang putih - 5 biji tomat merah segar - sebiji jeruk nipis segar dan kering - garam - penyedap rasa (ajinomoto) - minyak goreng/mentega (margarine farm) - 4 sendok makan pasta tomat - 1 sendok teh serbuk kunyit - lada - kulit jeruk iris seperti korek api - 1 biji wortel, iris seperti korek api - segenggam kismis dan almond Cara memasaknya: - cuci dan rendam beras, biarkan sementara kita mengerjakan bumbu untuk rempah-rempah. - potong ayam seekor menjadi empat bagian, cuci bersih kemudian taburi garam dan perasi jeruk nipis agar menghilangkan rasa anyir, cuci kembali dantiriskan. - potong bawang merah dan bawang putih, kapulaga, cengkeh, dan kayu manis kemudian haluskan dengan blender. - haluskan pula 5 biji tomat merah segar. - masukkan minyak goreng kedalam panci berukuran besar, taruh kedalamnya bawang merah dan putih beserta rempah-rempah yang telah dihaluskan tadi, aduk-aduk hingga berubah kekunung-kuningan, kemudian masukan tomat yang sudah dihaluskan, masukan serbuk jinten, ketumbar dan kunyit, lada, maggi, garam, penyedap rasa, 4 sendok makan pasta tomat, dan jeruk nipis kering, aduk bumbu dan rempah-rempah. - masukkan ayam kedalam rempah-rempah tadi, aduk-aduk agar bumbu menyatu dengan ayam, tuangkan secerek air panas kedalamnya, biarkan hingga 30 menit. - 30 menit berlalu, angkat ayam  dari bumbu dan rempah-rempah, taruh kedalam sebuah nampan untuk dipanggangLumuri sedikit minyak goreng kepermukaan ayam, taburi garam dan lada, kemudian masukkan nampan berisi ayam tersebut kedalam open, nyalakan open atas dan bawah secara bersamaan dengan panas maximum, biarkan hingga 30 menit sampai ayam berubah agak kuning keemasan. - setelah ayam diangkat, masukkan beras kedalamnya, masukkan bersamanya potongan-potongan wortel dan kulit jeruk, taburkan sesendok makan  bijian jinten, kemudian masak sampai matang. - siapkan minyak untuk menggoreng kismis dan almond. [caption id="" align="aligncenter" width="250" caption="nasi bukhari, gmbr dari website: rehansheik.blogspot.com"][/caption] Setelah tiga puluh menit berlalu, nasi telah matang, ayampun telah terpanggang. Siapkan sebuah nampan untuk menaruh hidangan yang telah kita masak tadi, kaut nasi penuhi permukaan nampan, susun ayam panggang diatasnya, taburkan kismis dan almond goreng. Sajikan hangat-hangat untuk makan siang keluarga anda.
Selamat mencoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H