Peristiwa pemadaman listrik yang terjadi minggu lalu se-Sumatera Bagian Selatan sepertinya membuat kalang kabut sebagian besar masyarakat.
Bahkan wilayah yang terdampak sangat besar, meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu , Lampung, dan Bangka Belitung.
Diperkirakan 4,3 Â juta pelanggan PLN Â harus mengalami kerugian , karena adanya gangguan transmisi SUTT 275 kV Linggau-Lahat.
Sebagai orang awam, saya tidak tahu persis apa yang sedang terjadi tentang dunia perlistrikan dan ketahanan listrik negara.
Sebagai ibu rumah tangga, tentu dengan listrik padam walaupun sementara, juga terkena dampaknya. Biasanya masak nasi sudah beres dengan penanak nasi , harus beralih dengan kompor, mana gas di sekitar sudah langka lagi.
Belum lagi mau tentang urusan cucian , karena mati listrik gak bisa menghidupkan pompa air. Okelah hal itu bisa ditunda. Yang biasa komunikasi HP sebagai alat yang vital aduh..ini juga kena imbasnya.
Karena biasa tiap hari nebeng teman berangkat kerja, jadi nggak bisa WhatsAppan.
Belum lagi kebayang yang punya usaha , perkantoran, ...saya tidak akan cerita hal itu. Yang jelas saya sampai tiga kali bolak- balik ke jasa pemgiriman paket , karena tak bisa kirim berkas penting.
Meskipun demikian, ada hal yang bisa membuat tersenyum, karena setiap peristiwa yang terjadi akan selalu ada hikmah dibaliknya.
Bila waktu listrik mati kaum ibu repot masak, di lingkungan pasar ternyata banyak warung pagi yang menjual sarapan hari itu ludes laris manis. Warung nasi Uduk, nasi goreng, nasi pecel dan jajanan lainnya hari itu menikmati berkahnya.