Tahun 2024 ini tidak sejalan dalam pilihan Presiden "kalah dan menang" pasti semuanya mau menang, karena Presidenya juga sama-sama "tidak mungkin juga kan, yang mendukung Capresnya kalah tidak ada Presidennya". Sebaliknya hanya yang pendukungnya saja yang menang baru ada Presidenya, masing-masing Individu yakni masyarakat Indonesia. Semoga sampai keputusan KPU berjalan damai, aman dan lancar tidak terjadi indikasi kecurangan.
Beda Pendukung Tetap Ikut Kampanye, Cerita masih saya bersama istri "Sabtu 10 Febaruari 2024" kebetulan hari libur, tawaran pertama ke istri "dek ikut kampanye Pak Anis ya" istri menjawab malas ah jauh, tidak ada parkir dan jalan kaki jauh. Lanjut saya jelaskan, belum di coba sudah bilang begitu, akhirnya tetap ikut meski agak keberatan. Karena rencananya akan bertemu teman anak di TK "ternyata tidak jadi karena situasinya tidak memungkinkan" parkir jauh dan jalan kaki sangat padat.
Janjinya akan bergantian "Paginya ke JIS dukung Pak Anis dan Siangnya ke GBK dukung pak Prabowo" saya teriak siap lah...setelah mengikuti ke JIS ternyata situasi tidak seperti yang dibayangkan, karena keburu cape duluan jalan kaki dari JIS ke parkiran hampir 30 menit dalam kondisi macet bersama kumpulan orang lainnya yang sama-sama ikut kampanye Pak Anis juga.
Saya bersama anak dan istri menggunakan seragam disegn baju pak Anis, namun warnanya saja yang berbeda "Saya menggunakan baju warna putih, istri menggunakan baju warna Navy-Nasdem, Nayla menggunakan baju warna Orange-PKS, sedangkan Athallah menggunakan baju warna hijau-PKB. Baju kampanye saya disegn sendiri dengan tujuan untuk memeriahkan kampanye Pak Anis.
Kemudian cerita dari kampung telponan bersama dengan Ibu dan minta Informasi sekilas pemilu di kampung "ternyata yang menang adalah 02 Pak Prabowo". Lanjut ngobrol dengan ibu dalam obrolan menyampaikan "ibu ngak ikut dukung 01" ngak ikut bantuan Noto ya. Karena ibu tidak mengenal Anis, kenalnya dengan Pak Prabowo yang sering memberikan bantuan, meski dibantu oleh melalui kader partai Gerindra.
Saya sebagai anaknya "ngak mungkin maksa" yang bu ngak apa2 lah karena sudah mencoblos 02, padahal sebelumnya minta untuk nyoblos 01. Tapi pilihan yang berbeda karena di kampung suasana mengikuti siapa yang paling dominan, karena hampir rata-rata di kampun ibu saya mendukung 02. Intinya pilihan sesuai dengan hati nurani terutama menentukan Presiden 5 tahun kedepan.
Semoga selalu damai baik dalam keluarga maupun untuk Indonesia tercinta, beda pilihan itu biasa tapi tujuan kedepan bisa menikmati kehidupan yang makmur dan sejahtera. Yakinkanlah semoga yang terpilih menjadi Presiden "tetap amanah" dan yang paling penting adalah masyarakat termasuk saya dan keluarga merasakan pemimpin baru, oleh sebab itu memilih pimpinan benar-benar paham isi visi dan misinya untuk masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H