Penulis :Â Noto Susanto.,S.E.,M.M.,CSTMI.,CPHCM.,CNHRP.,CHLP.,CPS.,CPI.,CCSRMP.,CPRM.
Tentang: Security Karir, Security Konsep, Penulis Harian Lepas, Penulis 15 Buku, Dosen Ilmu Manajemen UNPAM, Head of L&D OCS Group Indonesia, Intrepenership.
"Anda bingung memikirkan risiko atau belum tahu risiko mau dibuang kemana"? Atau anda belum tahu juga berbagi risiko kepada siapa, jangan khwatir dalam pembahasan kali ini, akan diuraikan secara tuntas terkait "Risk Transfer". --- Transfer risiko membuat Anda tidur pules dan nyeyak, tidak perlu khwatir lagi dengan usaha atau bisnis yang anda tekuni saat ini? Tapi jangan berharap banyak dengan transfer risiko "bahwa risikonya akan hilang" melainkan membuat anda lebih tenang dalam memikirkan apa yang akan terjadi hari esoknya.---
Risk Transfer  bagian dari pengalihan risiko atau membagikan risiko kepada pihak lain yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman serta tanggung jawab terhadap semua jenis risiko yang telah disepakati oleh kedua pihak tersebut. Baik dari sisi ekonomi dan finansial, aset perusahaan, asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan, sumber daya manusia yang berada di perusahaan, kebijakan pemerintah maupun kebijakan perusahaan itu sendiri dan hal lainnya yang bisa dibagikan risiko yang ada.
Mentransfer risiko kepada pihak yang mempunyai kemampuan menganalisa terhadap aspek apa saja yang menjadi prioritas , terutama risiko yang sering terjadi atau risiko yang dinilai levelnya high (risiko level tinggi) dengan demikian semua kegiatan perusahaan fokus terhadap operasional yang menjadi dasar produck management yang dijalaninya.
Output produck yang dihasilkan menjadi lebih fokus terutama keuntungan yang diperoleh perusahaan, secara tidak langsung perusahaan meningkatkan inovasi kegiatan produksi karena risiko sudah dipindahkan kepada pihak lain. Namun, secara perilaku atau budaya kerja tetap menjadi tanggung jawab manajemen internal, oleh karenanya agar dilakukan pengawasan secara berkala agar tidak terjadi pelanggaran, penyimpangan, kelalaian, dan lain sebagainya.
Diversifikasi atau strategi manajemen risiko ditentukan oleh kekuatan pimpinan perusahaan, walaupun keuntungan menjadi fokus utama "yang harus diingat ---bahwa risiko datang kapanpun bisa terjadi" jadi jangan takut mengeluarkan biaya juga untuk perbaikan baik yang sudah direncanakan atau atas dasar rekomendasi terkait kondisi yang tidak menentu seperti contoh perubahan letak atau lokasi kerja, kebutuhan peralatan dan perlengkapan kerja baru, pemberian penghargaan kepada karyawan dan lain sebagainya.Â
----"Membagikan risiko bukan berarti risiko diserahkan semunya kepada pihak lain, melainkan masih mengikat terhadap tanggung jawab dalam melakukan pengawasan dan evaluasi aktivitas yang ada dalam perusahaan atau bisnis Anda yang dikelolah"-----Tidak bisa dihindari "mau sembunyi dimanapun risiko yang berawal dari kejadian atau peristiwa pasti menghampiri Anda, oleh sebab itu segala bentuk apapun atau objek apapun pasti ada risikonya baik kecil maupun besar"-----Begitu juga logika dalam kehidupan sehari-hari, walaupun menjauhi dari risiko "tetap saja datang"?.
Secanggih apapun strategi, konsep, teknologi, prosedur, sistem sampai dengan sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan tinggi "risiko tetap datang dan risiko akan menghampiri sendirinya"? Suka tidak suka atau mau tidak mau, perusahaan wajib mempersiapkan budget untuk menghadapi risiko tersebut. Atau ada tindakan manual yang bisa mengatasi risoko namun belum aman dan tidak ada jaminan untuk ganti rugi, karena bersifat internal perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa Cara Transfer Risiko yang mungkin bisa digunakan dalam perusahaan Anda :