Seiring perjalanan dan perkembangan dunia Security yang semakin pesat terutama pertumbuhan dan persaingan bisnis Security saat ini, dalam hal ini ditinjau dari banyaknya BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) yang bermunculan di dunia persilatan Security. Entah itu dari perseroan terbatas, anak perusahaan, perusahaan asing, praktisi security, instansi pemerintahan, swasta semuanya ikut serta dalam kompetesi untuk mengembangkan bisnis barunya yang bergerak dibidang pengamanan yakni "Security".
Coba bayangkan BUJP saat ini, tersentral di pusat Jakarta sebanyak 564 BUJP yang dikategorikan aktif berdasarkan data artikel ABUJAPI (Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia). Begitu banyaknya perusahaan Security, yang perlu di analisa juga, bagaimana dengan pengguna jasa Security atau istilah lain sebagai klien atau customer "ini menjadi pertimbangan agar sikap dan perilaku security tetap disiplin dan konsisten untuk menjaganya" sebaliknya jika pengguna jasa memilih harga murah jangan berharap sikap dan perilaku security tampil yang terbaik.
Dari masing-masing pendiri perusahaan atau sebagai owner Security diatas sudah seharusnya menjalankan bisnisnya secara professional, tidak hanya perusahaannya saja yang diperhatikan namun sumber daya security menjadi fokus utama, hal ini bisa ditinjau dari sikap dan perilaku Security. Perlu mendisegn dan membuat konsep yaitu pelatihan, pembinaan, pengawasan,sistem evaluasi yang melekat sehingga personil security tetap peduli terhadap sikap dan penampilan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan dilingkungan kerja.
Fenomena saat ini pemilik perusahaan Security hampir rata-rata hanya fokus kepada keuntungan atau margin perusahaan namun kurang peduli dan sadar terhadap kualitas Security, faktanya begini banyak komplain dari klien bahwa security bersikap cuek, acuh tak acuh, kurang ramah, tidak memberikan senyum, security meninggalkan pos, merokok saat bertugas, malam hari security tidur, bahkan security melakukan tindakan kriminal ditempat kerja. Hal ini berisiko tinggi dalam bisnis security dari setiap tindakan security yang tidak memiliki etika, baik dari pelanggaran prosedur, kelalaian dalam tugas, sampai dengan penyimpangan dalam bekerja.
Problematikannya sederhana yang perlu diidentifikasi tergantung dari "BUJP dan pengguna jasa Security" dengan analisa sebagai berikut : 1. Berapakah gaji Security  "UMP atau dibawah UMP", 2. Bagaimana pola jam kerja "apakah 12 jam atau 8 jam kerja", 3. Bagaimana dengan BUJP-nya "mengikuti regulasi pemerintahan atau sebaliknya", 4. Siapa customer atau kliennya "hal ini bisa dianalisa dari bisnisnya ada juga menemukan memang kliennya banyak perhitungan "pelit" ingin harga securitynya lebih murah dan BUJP memang menjual security dengan harga yang murahan".
Analisa sikap dan perilaku Security dari 4 point problematika diatas, baik dan buruknya tergantung "siapa penyedia jasa Security dan pengguna jasa Security" kalau personil Security mengikuti arus dari perusahaannya masing-masing. Hal seperti ini tentu sudah diketahui dari BUJP yang ingin kualitas security tetap terjaga sehingga harga jual security tetap mampu bersaing dalam menghadapi berbagai macam kompetitor lainnya. Oleh sebab itu, jangan remehkan sikap dan perilaku Security?
***
Sikap dan perilaku Security, bisa membangkitkan branding dan reputasi perusahaan BUJP-nya, namun sebaliknya jika tidak terpelihara dengan baik, yang akan terjadi adalah branding perusahaan sulit dipercaya oleh klien, reputasi atau nama baik perusahaan tidak mempunyai nilai positif, kurang percaya diri dalam menghadapi persaingan tender security, menjadi catatan untuk melakukan perbaikan sehingga bisa bersinar di market dan lain sebagainya.
Teori Dasar Sikap dan Perilaku Security :Â
Menurut Soetarto "sikap merupakan pandangan maupun perasaan yang mana disertai dengan kecenderungan untuk bisa bertindak pada objek tertentu. Sikap senantiasi diarahkan pada benda, orang, pandangan, peristiwa, norma, lembaga, dan lainnya". Terjemahan ini akan diuraikan berdasarkan tema utama "Security" yang berhubungan dengan sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di lingkungan kerja.
"Sikap dalam pandangan"- maksudnya adalah seorang security mempunyai panca indera "mata" yang akan difungsikan sebagai penglihatan disekitar area kerja. Dalam penglihatan tersebut secara sadar sudah pasti Security akan mempersiapkan diri untuk melakukan sesuai apa yang mereka pikirkan seperti contoh, security sedang berdiri melihat ke arah kiri, kanan, depan dan belakang berdasarkan situasi dan kondisi saat menjalankan tugas dilingkungan kerja.
Anggap saja yang dilihat customer akan melintasi area kerja dengan demikian secara sadar security harus menunjukan sikap pelayanan terhadap customer tersebut, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sikap dan perilaku itu bagian dari persepsi orang lain yang memberikan tanggapan atau penilaian terhadap aktivitas yang dilakukan oleh security. Maka dari itu, dalam kondisi apapun tetaplah konsisten menjaga sikap dan perilaku di tempat kerja atau istilah lain pos security.