Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CNLP, CPS.
Menulis dan membaca bagian yang tidak terpisahkan terutama dalam mencari ide dan konsep tulisan, yang menarik tentunya dalam kegiatan dan peristiwa apapun.
Ide dan konsep itu datang dari diri sendiri atau dari lingkungan sekitar, artinya menulis itu dengan apa yang dilihat, apa yang dipikirkan, menulis dengan mudah, dan apa yang kita mau dan apa adanya kita tulis.
Menulis dengan melihat situasi lingkungan sekitar seperti melihat kejadian, peristiwa, kegiatan, informasi, berita, masa lalu, situasi keluarga, sedang jalan-jalan, sedang kuliner, situasi virus Corona, situasi politik, situasi apapun bisa dijadikan tulisan.
Dengan berbagai situasi dan kondisi apapun di lingkungan sekitar, agar kita mampu mengelolah emosi untuk menentukan tujuan akan menulis tentang apa, sehingga emosi tersebut lebih muda dikontrol untuk sebuah tulisan.
Kebetulan kesempatan sore ini, saya mengikuti webinar 'Ngaji Virtual Literasi' yang di sampaikan oleh pak Ustadz Cahyadi Takariawan dan pak Ustadz Salim dengan materi yang diberikan tentang 'Merangkai Kalimat Untuk Indonesia Bermartabat'.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/10/img-20201210-wa0068-5fd205468ede481b832422f2.jpg?t=o&v=770)
Selama sekitar dua jam berlangsung pak Ustadz Cahyadi menyampaikan Emosi positif dalam menulis, tentunya tidak hanya emosi positif saja yang kita tulis bisa juga dalam kondisi emosi negatif.
Maksudnya emosi Negatif, jika kita mengalami kekecewaan, kesedian, putus asa, sedang menangis, ini bisa saja dijadikan tulisan namun perlu kita simpan sampai beberapa hari kedepan, sehingga cerita tersebut bisa dibuat narasi tulisan yang lebih baik. Tidak di publish di media sosial pada saat kita mengalami emosi negatif tersebut.
Sedangkan emosi Positif, dengan kegembiraan, kebahagiaan, dan kesenangan terhadap situasi bisa ditulis dengan seindah dan senyaman mungkin, artinya bisa dijadikan tulisan yang bermanfaat untuk orang lain.
Emosi positif dan negatif tersebut, semua bisa menjadi tulisan namun harus mampu mengelolah sebaik mungkin agar tidak menjadi penyesalan di kemudian hari, terutama emosi negatif yang berdampak buruk terhadap penulis sendiri.