Setelah pemasangan OBS on P180 UG4 tgl 25 Jan 2012 yang lalu, nubi belum berkesempatan lagi untuk mencoba motor ini, sampai akhirnya ada ajakan dari teman2 untuk short riding ke Puncak Jawa Barat pp pada tanggal 28 Jan 2012. Nubi langsung ok, karena ini kesempatan bagus untuk mencoba performance OBS. Apakah P180 dengan OBS ini mampu melibas tanjakan-tanjakan di Puncak dengan lebih baik? Can't wait... :D Pada hari yang sudah ditentukan seperti biasa kami berkumpul di Shell Pemuda, sekalian isi full tank P180. Total ada 8 rider dengan tunggangan yang berbeda2, ada Vixion, Scorpio, 2 Vario, Kymco, Tiger, MP3 dan tentunya P180 UG4 with OBS plus top box E20. Pada jam 7.05 kami berangkat dari Shell Pemuda. Jalur yang ditempuh adalah Cawang - Condet - Raya Bogor - Cibinong - Sentul - Bukit Pelangi - Puncak Pass. Singgah sebentar di Dewi Sartika, Cawang untuk menjemput satu rider Kymco. Jalur ini adalah jalur yang relatif tidak asing buat nubi. Jalanan relatif lancar (kecuali pasar Cibinong, macet gak jelas) dan kondisi cuaca cukup cerah. Sepanjang perjalanan nubi merasakan performa mesin P180 bekerja halus seperti biasa, bahkan bisa dikatakan sedikit lebih halus dan sedikit lebih responsif dibandingkan dengan sebelum pemasangan OBS. Tepat setelah fly over Cibinong, jalanan macet seperti biasa karena keramaian pasar dan banyaknya pedagang yang berjualan sampai memakan jalur, angkutan umum yang berjalan lambat dan bottle neck di ujung pasar. Rombongan harus merayap perlahan selama beberapa waktu. Pada kondisi ini biasanya hawa panas dari mesin langsung terasa di kaki, namun kali ini agak berbeda, jauh lebih adem! Pertanda OBS melakukan tugasnya dengan baik untuk membuang panas berlebih. Selepas pasar, nubi sengaja agak menggeber motor ini dan bisa dirasakan tenaga mesin tetap terjaga, no drop. Akselerasi selepas macet tidak berbeda dengan pada kondisi jalanan lancar sebelumnya. Woohoo, mantab! Selanjutnya tikungan2 menanjak maupun menurun di jalur bukit Pelangi bisa dilewati tanpa kendala, lancar. Menjelang Gadog seperti biasa kami berhenti sejenak untuk beristirahat.
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556813c60423bdaf3a8b4568.jpeg?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556813c90423bdaf3a8b4569.jpeg?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556813cd0423bdaf3a8b456a.jpeg?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556813d00423bdaf3a8b456b.jpeg?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556813d20423bdaf3a8b456c.jpeg?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/556813d50423bdaf3a8b456d.jpeg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI