Mohon tunggu...
Nosha Gusti Nugraha
Nosha Gusti Nugraha Mohon Tunggu... -

melihat situasi dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teguran Dari Tuhan

14 Juni 2012   01:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:01 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada pertengahan bulan februari 2007. malam minggu aku menghabiskan waktuku untuk memainkan permainan pada video game. Video game Xbox merupakan video game yang baru muncul pada saat itu di Indonesia. Aku sangat senang ayahku membelikannya untukku semenjak aku masih SD yaitu pada tahun 2004. Karena permainan itu sangat menarik akhirnya setiap saat aku selalu memainkannya, selama tiga tahun hobiku selalu bermain video game itu. Sampai suatu saat rumahku telah dirampok. Aku termasuk orang yang pendiam pada saat itu . kegiatanku hanyalah sekolah , les dan istirahat di rumah. Teman temanku hanya beberapa saja dan merekapun jarang bermain dengan ku. Dapat dikatakan bertemu hanya hari libur saja. Perasaanku saat itu biasa saja dan itu merupakan hal yang dilakukan semua orang . tetapi apakah kehidupan ku hanya disini ? tidak terlepas dari lingkaran rumah? Terasa sangat menyenangkan dan bersyukur. Karena fasilitas yang ada pada rumahku sudah dapat dikatakan lengkap. karena banyak permainan / mainan yang menarik sehingga teman temanku sering mengunjungi rumahku untuk bermain. Keadaan keluarga kami juga sangat baik sehingga kita selalu betah berada di rumah. Seakan akan rumah adalah surga kecil yang selalu memenuhi kebutuhan untuk bersenang senang. Karena rumahku berada di perumahan elit . maka fasilitas seperti kolam renang , lapangan bermain dan jogging track merupakan fasilitas yang sering digunakan pada akhir pekan. Bahkan kehidupan di saat itu sangatlah bahagia karena untuk membeli barang dan jasa terkadang tidak memperdulikan harga. Yang penting saat itu kebutuhan kami terpenuhi dengan puas. Itu merupakan nikmat yang di anugrahkan tuhan pada keluarga kami saat itu. Hobiku adalah bermain video game dan berenang . setiap akhir pekan aku selalu melakukan kedua kegiatan tersebut . Namun semua itu menjadi bosan dan tidak menyenangkan pada waktunya, selalu ada rasa yang kurang di hati . tidak ada teman, bahkan untuk bersosialisasipun terkadang sulit jika ingin berbicara pada orang lain. Tetapi rasa itu belum dirasakan semenjak kejadian yang menimpaku pada malam minggu februari 2007. Beberapan bulan sebelum bulan februari ,aku selalu menghabiskan waktu untuk bermain video game . aku tidak peduli terhadap teman-temanku yang selalu menolak untuk bermain bersama karena mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional. Pada saat itu, aku menganggap ujian nasional hanyalah suatu ujian biasa seperti ujian harian,tengah semester lainnya. Jadi aku menganggap nya tidak terlalu serius . ditambah lagi aku dikelas bisa di katakana bukan murid yang bodoh dan selalu mendapat nilai di atas rata-rata. Namun kehidupanku berubah derastis setelah rumahku di rampok pada bulan februari itu . Dengan perampokan itu membuatku menderita dan shok. Mengapa hal ini harus terjadi di rumahlu?dalam hati ku berbicara. Semua barang barang pribadiku hilang seperti MP3 player, tas, Xbox, dan barang berharga lainnya. Dengan kejadian itu hidupku hancur . entah kenapa semua kehidupan ku selalu mengarah ke hal yang buruk. Nilai sekolah menurun, berpikir negatif, tidak mengerjakan tugas sekolah. Dan pada akhirnya akupun tidak memiliki seorang temanpun. Penderitaanku terus berlanjut sampai mendekati hari ujian nasional. Akupun selalu kecewa dengan segala hasil ujian-ujianku ,ujian try out maupun ujian sekolah. tidak ada kegiatan di rumah yang menyenangkan semua selalu menjadi membosankan dan tidak menarik . sampai suatu waktu aku pun frustasi. Dan menceritakan semua kejadiaan ini keguru bimbingan konseling. Aku berutung dia sangat baik dan perhatian kepadaku. Dia ingin mendengar dan memahami kisahku serta memberikan beberapa solusi untuk memecahkannya. Tentunya hal ini tidaklah mudah bagiku, dia memberikan tips-tips seperti menyuruku membuat daftar kegiatan, mencari hobi yang baru, mengikuti acara-acara di luar sekolah dan solusi lainnya yang dia berikan . namun itu semua butuh proses yang panjang karena aku termasuk orang yang tidak aktif pada kegiatan apapun. Dalam kesabaran dan ketabahan akhirnya akupun berpikir bahwa selama ini yang kumiliki hanyalah benda mati yang memberikan kesenangan sesaat. Memang tiidak semua orang memiliki fasilitas sepertiku namun mereka memiliki tujuan hidup yang berarti. Dengan berpikir demikian akhirnya akupun mengubah pola hidupku . setiap hari aku mencoba berbincang-bincang dengan teman yang kurang dekat, aku memiliki hobi baru seperti fotography, melukis dan menjelajah. Kehidupanku berubah semenjak penderitaan itu menusuk jantungku pasca perampokan dirumahku. Akupun akhirnya dapat melakukan ujian nasional dengan tenang . dan mendapat nilai yang tidak buruk. Dengan kisah ini. telah kusadari bahwa penderitaan merupakan proses dalam perubahan sikap kemandirian, berani, ajaran hidup dan juga merupakan anugrah dari tuhan yang mengatur proses kehidupan seseorang. Penderitaan adalah merupakan jalan hidupku untuk berubah dan dengan penderitaan batin,aku dapat berpikir dan menentukan tujan hidupku sekarang. THE END

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun