Mohon tunggu...
Nosha Gusti Nugraha
Nosha Gusti Nugraha Mohon Tunggu... -

melihat situasi dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teater Hijau: “Bertahanlah Budaya dan Moral Bangsa Indonesia”

18 Juni 2012   13:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:49 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta – Teater pada tanggal 12 juni 2012 yang diadakan di auditorium gelanggang remaja bulungan, Jakarta Selatan. Merupakan suatu pentas seni teater dengan tema aku membaca lagu dengan titik berat membaca tradisi . Teater ini berjudul mengota dengan pemain dari teater hijau lima satu universitas pembangunan nasional. Terdapat nilai budaya-budaya yang dapat diambil dari dari pementasan yang berjudul mengota tersebut . Cerita mengota menjelaskan bahwa sebuah cermindimana nilai nilai tradisi yang luhur dan mengajarkan budi perkerti kini telah dihadapkan dengan nilai nilai individual.

Seorang sutradara M. Djunaedi Lubis atau biasanya di panggil bang ucog membuat suatu kisah tentang anak-anak desa yang dipengaruhi oleh budaya luar yang dapat mengancam nilai nilai tradisi bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dulu. Dengan diadakan teater mengota diharapkan masyarakat Indonesia dapat menjaga nilai budayanya meskipun budaya luar masuk ke Indonesia. Teater dengan judul mengota ini telah mengajarkan bahwa kebersamaan , budi pekerti baik dapat tetap terjaga apabila kita tidak meninggalkan budaya Indonesia yang sudah ada sejak leluhur.

Dikisahkan terdapat anak-anak dari sebuah desa yang memiliki mimpi untuk hidup senang . kemauan itu di pengaruhi oleh peran jahat (ka mons) . karena ka mons memiliki sifat awal yang baik mereka terlena oleh bujukannya untuk meninggalkan desa dan tinggal di kota tentunya dengan mengubah sifat lugu mereka sebagai anak menjadi orang yang kehilangan arah dari nilai budaya Indonesia. Mereka memilih untuk tinggal di kota dengan mengubah nilai nilai budaya yang ada. sehingga mereka melakukan perbuatan yang jauh dari nilai kebersamaan , melainkan timbul rasa egois yang tinggi dalam setiap jiwa anak.

Tentunya kehidupan masyarakat pada setiap zamannya akan berubah. Berubah dikarenakan majunya teknologi yang menyebabkan era globalisasi semakin terasa apalagi pada daerah perkotaan. Dengan demikian lambat laun budaya Indonesia sedikit demi sedikit ditinggalkan . contohnya permainan daerah bentengan ,gobaksodor, congklakdan lainnya. Permainan tersebut padahal memiliki dampak positif pada sang anak mereka telah mendapatkan suatu pembelajaran mental , kebersamaan, kekeluargaan dan tidak mementingkan kepentingan individu.

Dengan demkian teater mengota memiliki nilai makna tinggi akan menjaga kebudayaan Indonesia. Dan telah disampaikan dalam cerita. Tentunya kita boleh saja mengambil budaya luar yang baik namun kita juga tidak boleh meninggalkan budaya Indonesia. Keindahaan teater mengota telah memberikan pertunjukan bagi semua orang untuk memulai suatu sifat kebersamaan ,gotong royong, dan kualitas budaya kita untuk tetap dijaga.

13400250451926117797
13400250451926117797

“Budaya budaya luar yang menyenangkan namun tanpa terasa hal hal menyenangkan tersebut telah menggeser nilai nilai budaya Indonesia” menurut bang ucog. Inilah tujuan yang disampaikan terhadap penonton untuk merubah sikap mereka menjadi lebih peduli terhadap budaya Indonesia. Sesungguhnya nilai budaya luar tidak selalu buruk , namun jika bertentangan dengan budaya kita sudah seharusnya disaring nilai budaya tersebut dan tentu nilai budaya indonesia dapat terjaga dengan baik. dibutuhkan kepedulian kita terhadap sesama dan saling mempererat tali persaudaraan guna memperkokoh nilai budaya, budi pekerti dan terhindar dari sifat konsumtif serta individualisme.

Teater hijau upn telah menyampaikan dan menyadarkan masyarakat dengan menampilkan pertunjukan mengota. Budaya indonesia yang begitu banyak dan pluralisme .pada pertunjukan mengota ini menunjukan bahwa budaya Indonesia yang begitu banyak dapat bertahan jika kita memiliki nilai kebersamaan yang tinggi.Keindahan budaya kita tentunya dapat mempersatukan dan meningkatkan nilai toleransi terhadap budaya yang begitu banyak.

Dibawah ini adalah wawancara saya dengan sutradara yang cinta akan keindahan budaya Indonesia

Saya: Mengapa anda memilih judul mengota pada teater kali ini?

Bang Ucog :mengota merupakan judul namun tema yang ada di festival kesenian ini sudah ditentukan oleh dewan kesenian Jakarta dengan tema aku membaca lagu dengan titik berat membaca tradisi, dari tema tersebut maka terjadilah judul mengota ini..

Saya: apa pesan moral yang didapatkan oleh masyarakat dengan menonton teater dengan judul mengota ini?

Bang Ucog: bahwa sebenarnya Jakarta sudah berubah ketika aku waktu kecil dengan aku sekarang kebetulan aku orang urban dari kota lain dan akhirnya pindah kejakarta dan banyak perubahan di Jakarta . nah itu yang menjadi titik berat mengota menjelaskan bahwa banyak perubahan tatanan nilai dimana manusia sudah banyak bergeserdan anak anak yang menjadi target yang merusak tatanan nilai dan moral mereka dan mereka akhirnya menjadi generasi yang rusak.

Saya : ada tidak unsur budaya pada teater mengota ini?

Bang ucog: unsur budaya ada ,dalam teater ini terdapat permainan anak tradisional,nyanyian anak dan itu semua merupakan pesan dan nilai luhur turun menurun dan sekarang aku cermati telah hilang . namun keindahan permainan Indonesia sudah tergantinkan dengan shopping, jogged.

Saya: ada peran monster dalam teater ini apakah monster itu diibaratkan dengan budaya luar?

Bang Ucog: iya, karena aku memakai logika anak anak , aku anggap aku anak anak. Jadi ketika ada sesuatu budaya luar yang datang mereka tidak dapat menolak. Karena budaya itu hadir tanpa mereka minta pula.namun monster dalam cerita ini sebenarnya tidak menakutkan malah monster ini menyenangkan buat mereka namun budaya menyenangkan tersebut merubah tatanan nilaikita dan nenek moyang kita

Saya : peran anak anak dan orang tua , sebenarnya mereka berasal dari mana /desa mana? Karena saya tidak mendengar bahasa daerah saat pementasan?

Bang Ucog: Sebenarnya tadi ada bahasa daerah, seperti nyanyian gelang sepatu gelang. Kita bisa mendengar dari bahasa lewat nyanyian. Jadi dengan adanya berbagai macam bahasa menunjukan bahwa di Jakarta memiliki banyak budaya cultural yang bercampur aduk.jadi mengapa tidak menggunakan bahasa daerah, karena Jakarta memiliki banyak budaya dan cultural .

Saya: yang terakhir bang ucog,apa keindahan dari teater mengota yang tadi tampil?

Bang Ucog: keindahan dalam teater bagaimana kita dapat menonton teater dengan santai dan tidak banyak pikiran jadi keindahan dalam teater bagaimanana saya dapat menyulap temen temen yang menonton, yg umurnya 20 tahunan menjadi anak anak dan menghidupkan panggung ini layaknya permainan di terang bulan dan unsur unsure itu jadi sebuah nilai keindahan yang sudah seharusnya kita lestarikan dan dijaga

13400253541902906876
13400253541902906876

Setelah berwawancara dengan sutradara bang ucog telah dipahami bahwa kita sudah seharusnya memiliki rasa kebersamaan yang tinggi . teater hijau mengajarkan penonton tentang nilai budaya yang harus dijaga meskipun budaya luar datang tanpa kita sadari. Memiliki budaya yang beraneka ragam sudah seharunya kita bangga . karena keindahan budaya indonesia masih dapat terjaga dengan baik untuk saat ini. Keindahan budaya Indonesia sudah seharusnya kita jaga dan lestarikan karena hanya dengan nilai-nilai tersebut tidak akan tercerai berainya budaya indonesia yang beragam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun