Duka dan doa menjadi satu kata dan aksi terhadap delapan (8) prajurit TNI yang gugur dalam menjalankan amanat dan tugas menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di bumi Cenderawasi.
Sungguh perjuangan dan juga pembelaan para prajurit TNI itu sangatlah mulia. Sungguh apa-apa yang telah dilakukan para prajurit TNI yang mulia itu untuk mengawal dan menjaga wilayah NKRI merupakan tugas kenegaraan yang sangat super mulia.
Terus terang apa yang terjadi pada delapan prajurit TNI itu membuat kita berduka dan sedih. Bagaimana tidak. Pengawalan dan pembelaan pada keutuhan NKRI di Indonesia paling timur itu dijalankan dengan baik, dan harus berhadap-hadapan dengan kelompok kriminal bersenjata yang menyerang tiba-tiba.
Sungguh. Duka dan doa itu selalu menyelimuti kepada masyarakat Indonesia, yang mendukung penuh upaya-upaya dari TNI guna menjaga kedaulatan dan keutuhan Indonesia di bumi Papua.
Penyerangan di pos TNI wilayah Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, terjadi pada pukul 09.30 WIT, dengan korban tewas bernama Pratu Wahyu tewas dan korban luka Lettu Reza luka. Kedua anggota TNI itu berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.
Penyerangan di wilayah Sinak, Kabupaten Puncak menewaskan tujuh anggota TNI. Mereka yakni Sertu Udin dan Sertu Frans dari Koramil Sinak, dan lima anggota lain dari Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak, yakni Sertu Ramadhan, Pratu Edi, Praka Jojo, Praka Idris, dan Pratu Mustofa.
Mereka diserang saat dalam perjalanan menuju landasan perintis Sinak untuk mengambil alat komunikasi.
Penyerangan yang dilakukan para kelompok kriminal bersenjata itu sudah tidak manusiawi dan melanggar hak hidup dan hak asasi manusia. Tentu saja apa yang dilakukan para kriminal bersenjata di Papua haruslah ditindak secara tegas, dan tepat. Karena itulah, upaya-upaya dari TNI dan Polri guna menuntaskan kasus penembakan kepada delapan prajurit TNI yang gugur harus dilakukan secara cepat, dan menyisir wilayah-wilayah kelompok separatis tersebut, sehingga dapat diambil tindakan tegas.
Apalagi Menko Polhukam Djoko Suyanto dengan tegas menyatakan, pihak-pihak yang mengganggu, dan kelompok yang mengingkari wilayah kedaulatan. Pemerintah akan mengambil sikap tegas dan jelas sehingga akan menutup gerakan kelompok-kelompok bersenjata di Papua. Seperti dilansir metrotv.com, Jumat (22/2).
Apapun yang telah dilakukan para kelompok bersenjata itu haruslah dilakukan tindakan tegas, dan jelas. TNI dan Polri yang saat ini mengejar kelompok kriminal bersenjata di Papua haruslah didukung oleh masyarakat Indonesia untuk menumpas setiap gerakan yang ingin merongrong NKRI. Kita sebbagai masyarakat tentunya sangat mendukung upaya pemerintah yang akan melakukan tindakan tegas dan keras pada kelompok bersenjata tersebut.
Hilangnya nyawa dari prajurit pengawal NKRI itu haruslah dibalas dengan tindakan tegas dan keras agar tindakan yang dilakukan kelompok bersenjata itu tidak terjadi lagi.
Tentu saja kita berharap agar bumi Cendrawasih damai, aman dan sejahtera seperti yang kita harapkan bersama-sama. Namun bila ada benih-benih yang akan merongrong kedaulatan NKRI tentunya TNI harus tegas dalam mengamankan dan menjaga NKRI.
Prajurit TNI yang telah gugur, dan telah merelakan darahnya di bumi Papua itu kita semua berdoa semoga ke-8 prajurit yang meninggal dunia dengan sangat terhormat tersebut diberikan tempat yang sangat mulia disisi Tuhan Yang Maha Esa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H