Mohon tunggu...
Norma Yunita
Norma Yunita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

life is chioce :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyesalan yang Tiada Henti

3 Januari 2014   20:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhir semester, anita mengajak ku pergi berlibur ke suatu tempat tetapi belum tau pasti kemana. Tetapi aku ada janji bersama teman-temanku untuk pergi mancing dan menginap di tempat pemancingan tersebut. Aku sudah menjelaskan kepada anita bahwa liburan kali ini aku tidak bisa menemaninya berlibur. Untungnya anita memahami kemauanku. Kami pun sepakat tidak berlibur bersama. Tetapi perasaanku agak tidak enak hati terhadap anita. Tapi perasaan itu tidak terlalu aku pikirkan benar.

***

Hp ku berdering dan ternyata anita menelponku untuk memberi tau bahwa ia ingin berangkat hari ini. “ Apa aku perlu mengantarmu sayang? ” ujarku. “ Tidak perlu dan” jawab anita melewati telpon. Anita ingin berlibur dipuncak, aku tidak tau pasti dia pergi bersama siapa. Saat aku ingin bertanya dia pergi dengan siapa tetapi dia seperti terburu-buru menutup telponnya. Setelah ia menelpon, aku meng-sms anita. “ Hati-hati di jalan ya sayang. Jangan nakal disana. Kabari aku ya jika sudah sampai. I love you sayang “ itu pesan sms ku untuk anita. Tetapi tak ada balasan apa pun dari anita. Mungkin aku pikir dia tidak ada pulsa.

***

Hari-hari berlalu tetapi tak ada kabar dari anita. Hp ku pun tidak ada berdering satu harian ini. Ada perasaan bahwa anita mungkin sibuk dengan liburannya tapi sesibuk apapun itu anita pasti selalu mengabariku. Aku sangat-sangat tau bagaimana sifat pacarku seperti apa. Anita seseorang yang senang bercerita apa yang dilakukannya seharian. Apapun yang dialaminya selalu diceritakannya kepadaku.

Tiba-tiba perasaanku tidak nyaman bila seperti ini, dia tak ada mengabariku. Aku bergegas mengambil hp ku untuk menelpon anita. Tapi sampai belasan kali aku menelponnya, tidak diangkat. Aku mulai cemas dengan anita, apa yang sedang dilakukannya sampai-sampai aku menelponnya tidak diangkat.

Aku takut ada apa-apa dengan anita. Sebelumnya anita tak pernah pergi tanpa aku. Kali ini dia pergi sendiri dan sangat jauh dari ku. Aku langsung berhenti memancing dan pergi kepenginapan. “ Mau kemana dan? Tak biasa kau gelisah seperti ini saat mancing? Kau memikirkan anita ya? Sudahlah dia pasti baik-baik saja disana. Diakan bukan anak kecil yang mesti kau awasi terus menerus ” ujar romi. Tetapi tak ku jawab sepatah kata pun. Aku hanya meneruskan langkahku kepenginapan dan mencoba menghubungi anita.

Dipenginapan aku sms anita. “ Sedang apa kamu sayang? Kok aku telpon tidak diangkat? Apa kamu baik-baik saja? ” isi sms ku. Tak lama aku sms, hp ku berdering. Ternyata anita menelponku. Segera aku mengangkat telponnya. “ Hallo,, dany.” Ujar anita di telpon. “Hallo sayang. Kenapa tidak ada mengabariku? Apa kamu baik-baik saja disana?” Jawabku. “ Maaf, aku membuat dirimu cemas. Aku lupa mengabarimu karena suasana disini membuatku sangat-sangat kagum akan keindahannya. Aku baik-baik saja kok dan. Kamu jangan terlalu khawatir begitu.” Anita menjawab pertanyaanku dengan tegas. Tiba-tiba aku mendengar anita batuk dan tidak berhenti, tiba-tiba telponnya dimatikan oleh anita. “ Anita, anita, anita? Apa kamu baik-baik saja sayang? ” ujarku dengan rasa khawatir. Aku kembali menelpon anita tetapi hp nya tidak aktif. Sebenarnya aku masih ingin berbicara kepadanya. Aku rasa ada yang disembunyikan anita olehku. “ Apa dia sakit? ” ujarku didalam hati. Tetapi jika ada apa-apa orang yang pertama kali yang dihubungi anita yaitu aku. Anita sangat percaya kepadaku, keluh-kesah apapun pasti diceritakannya kepadaku. Jadi aku tidak berpikir terlalu jauh. Anita juga orangnya selalu setia kepadaku. Tidak aku ambil pusing akan semuanya, bisa berbicara dengan anita saja aku sudah lega biarpun dengan waktu yang sangat singkat.

***

Liburan semester pun sudah selesai, aku pun kembali beraktifitas seperti biasa. Sampai saat ini aku tidak tau kabar dari anita bagaimana. Sepulang kuliah aku berniat untuk pergi ke rumah anita dan menemuinya. Terakhir yang ku tau kabar dari anita hanyalah seminggu yang lalu saat anita menelponku, setelah itu aku tak tau kabarnya. Aku menghubunginya pun nomor hp anita tidak aktif. Aku sangat-sangat cemas dan rindu dengan anita. Tak pernah selama ini kami tak berjumpa, apa lagi seminggu tidak ada kabar dan tidak ada bertemu.

***

Tok, tok, tok. “ Assalamualaikum ”, aku mengetok pintu rumah anita dan mengucapkan salam. Tak lama “ Waalaikumsalam ”, anita membalas salamku dan membukakan pintu rumahnya. Kami saling tersenyum, aku sangat-sangat merindukan anita jadi aku langsung memeluk anita dengan sangat erat. “ Aku merindukan mu sayang ” ujarku. “ Iya, aku juga merindukanmu sayang ” jawab anita. Aku langsung melepaskan pelukanku dan kami langsung duduk di teras depan rumahnya.

Tak lama kami berbicara, anita kedalam sebentar untuk membuatkan ku minuman. Saat anita kedalam, aku melihat cara ia berjalan yang sangat lemah. Aku heran kenapa badannya agak kurusan dan mukanya pucat. Aku sengaja tak bertanya kepada anita. Sudah bertemunya saja aku sangat-sangat sudah senang. Tiba-tiba hp anita berdering, ternyata ada sms dari seorang laki-laki yang bernama farhan yang tak ku kenal dan anita juga tak pernah memberitau ku jika dia memiliki teman laki-laki bernama farhan. Tanpa ragu-ragu aku langsung membaca isi sms itu. Aku terkejut kenapa farhan memanggil anita “sayang”, aku kesal melihat sms anita. Tak lama anita pun datang dan melihat aku membaca sms dari hp-nya. Dia terkejut dan langsung merampas hp yang ditanganku itu. Aku heran kenapa dia sekasar ini kepadaku. Dia langsung bercerita bahwa dia menduakanku. Itu sebabnya selama seminggu dia tidak pernah menghubungiku. Aku langsung pergi menginggalkan anita. Aku tak menyangka sejahat itukah anita kepadaku.

***

Hari-hari berlalu, aku menjalani hidup dengan tanpa mempunyai pacar. Aku mencoba melupakan anita yang sudah mengkhianatiku. Aku mencoba membuka hati untuk orang lain. Aku pikir anita bisa seperti itu kepadaku kenapa aku tidak. Tetapi dalam hati kecilku aku masih mencintai anita. Sering aku tak ingat bahwa aku dan anita sudah putus. Biasa aku sms dia dan mengajaknya pergi ketempat favorit kami di tepian laut. Aku seperti orang aneh jika sudah mencintai seseorang. Aku tak bisa melupakan orang yang aku cintai.

Setiap hari aku sisipkan untuk pergi ketempat favorit aku dan anita. Aku mengenang apa yang pernah kami lakukan disini berdua. Aku ingat saat dia tertawa, menangis dipundakku, suaranya dan senyumnya yang manis. Dulu setiap hari selalu berdua ketempat ini tapi sekarang aku sendiri.

***

Hari minggu aku pergi ke tepi laut untuk menenangkan pikiranku. Dari pagi aku ke tepi laut dan termenung. Tiba-tiba ada yang memanggilku seperti suara anita, tak ku perdulikan panggilan itu mungkin aku terlalu memikirkan anita jadi teringat suara anita yang memanggilku. Tapi tiba-tiba perasaanku benar itu suara anita, anita duduk didekatku dan menangis dipundakku. Aku terkejut melihat anita yang tiba-tiba menangis dipundakku. Lagi-lagi aku tak menyadari bahwa aku dan anita sudah tak pacaran lagi. Dengan seperti biasa aku langsung mengelus kepalanya dan menengkannya. Setelah dia tenang dia langsung bercerita bahwa dia telah diputuskan oleh fahran. Ada perasaan senang dan sedih. Aku merasa anita akan kembali kepadaku.

“ Maafkan aku dany, aku telah mengkhianati orang yang sangat-sangat berharga bagi kehidupanku.” Ujar anita sambil menatap mataku. Aku pun langsung luluh oleh perkataan anita. Aku mengiakan perkataan anita tanpa berpikir lagi, aku sangat-sangat sudah jatuh cinta kepada anita. Apa pun yang dikatakan anita aku selalu menurutinya. Akhirnya kami kembali menjadi sepasang kekasih.

***

Pagi ini aku mengajak anita jalan-jalan berkeliling untuk merayakan kami jadian lagi. Sesampai dirumah anita, aku melihat ada mobil dihalaman rumah anita. Aku tidak memperdulikan siapa yang memiliki mobil itu. Aku langsung saja masuk kedalam ruang tamu karena aku melihat pintu rumah anita yang terbuka. Dengan perasaan senang aku langsung masuk kedalam. Tapi saat aku sampai di ruang tamu, aku melihat anita dan seorang laki-laki sedang asyik berbincang-bincang.

“ Siapa ini sayang? ” aku bertanya kepada anita dengan heran. Anita pun terkejut melihatku tiba-tiba sudah didepannya. “ Maaf dany, aku masih mencintai farhan. Dan farhan juga masih mencintaiku ” ujar anita. Tanpa aku bertanya ada apa anita dengan laki-laki ini, anitalangsung menjelaskannya kepadaku. Dengan rasa kecewa untuk kedua kalinya aku pergi meninggalkan anita dan laki-laki itu. Tetapi anita mengejarku tanpa sepengetahuanku.

Aku berlari dan meninggalkan motorku dirumah anita. Aku sudah tidak perduli lagi dengan anita yang mengejarku. Aku berlari dengan sekuat tenagaku. Apa salahku sampai-sampai dua kali anita bisa mengkhianatiku seperti ini? Aku sangat-sangat tidak bisa menerima semua ini. “ Dany, dany. Tunggu dany.” Ujar anita.

Tiba-tiba terdengar suara seperti truk yang berusaha mengerem. Ada teriakan minta tolong dan teriakan tabrakan. Aku berhenti, aku melihat siapa yang ditabrak. Ternyata anita yang sudah ditabrak oleh truk besar itu. “ Anitaaa, anitaaa, anita jangan tinggalkan aku. Aku mencintaimu.” Aku berteriak dan sambil menangis melihat keadaan anita seperti ini. Aku tak menyangka anita mengejarku.

Sangat banyak darah dikepala anita. Aku langsung meminta bantuan dan membawa anita ke rumah sakit terdekat. Tapi Tuhan berkata lain, aku terlalu lama membawa anita ke rumah sakit. Sekarang aku telah benar-benar kehilangan anita. Aku menyesal kenapa saat anita memanggilku aku tidak mendengar dan berhenti. Untuk terakhir kata-kata yang pernah diucapkan anita kepadaku hanya minta maaf saat di ruang tamu.

Aku benar-benar sangat menyesal. Kenapa aku berlari meninggalkan anita disaat diruang tamu? Kenapa aku tak berhenti? Aku tak terima akhir dari percintaan kami yang seperti ini. Aku menyesal sebab aku merasa aku penyebab kematian anita. Jika anita tak mengejarku maka anita tak sampai seperti ini. Aku berteriak sekuat-kuatnya. Aku tak menerima semua ini. Tak adil menurutku. Kenapa orang yang aku cintai meninggalkanku untuk selamanya?

***

Sudah setahun anita meninggalkanku. Tepat di tepi laut aku duduk disini dan mengingat kenangan kami. Aku sudah bisa berpikir dengan jernih sekarang. Semuanya sudah kehendak Tuhan. Itu yang aku ingat agar aku bisa bangkit lagi dari perasaan merasa bersalah. Aku berjanji kepada anita bahwa aku tak akan mencintai orang lain lagi selain anita. Disini aku selalu mengingat semua tentang anita.

***

Semua orang pasti memiliki kesalahan yang berbeda-beda tetapi berikanlah pintu maaf kepada orang yang selalu membuat kesalahan tersebut. Kita tak tau kapan kita akan mengakhiri kehidupan ini. Sebelum kita menyesal dan seperti aku saat ini. Cintailah orang yang benar-benar mencintaimu dan jangan sia-siakan orang tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun