Mohon tunggu...
Norma sela
Norma sela Mohon Tunggu... Sejarawan - universitas muhammadiyah kalimantan timur

_

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Memahami Potensi dan Risiko Geologis dalam Pembangunan Wilayah Bontang

29 Maret 2024   11:46 Diperbarui: 29 Maret 2024   12:13 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami Potensi dan Risiko Geologis dalam Pembangunan Wilayah Kota Bontang

Kota Bontang, terletak di Provinsi Kalimantan Timur, menonjol sebagai salah satu kota terbesar dalam produksi gas alam di Indonesia. Berjarak sekitar 100 km dari Kota Samarinda, Kota Bontang memiliki luas wilayah mencapai 158,2276 km2, yang dibagi menjadi tiga kecamatan: Bontang Utara, Bontang Selatan, dan Bontang Barat.

Dikenal sebagai pusat industri, Kota Bontang menjadi tempat berdirinya beberapa perusahaan tambang yang besar. Badak NGL, Pupuk Kaltim, dan Indominco Mandiri adalah beberapa contoh perusahaan besar yang beroperasi di wilayah ini. Penguatan Kota Bontang sebagai pusat industri juga termanifestasi dalam Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2012 - 2032. Tujuan dari tata ruang tersebut adalah menjadikan Kota Bontang sebagai kota maritim yang kaya akan industri, dengan pedoman lingkungan yang ketat, dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat melalui perencanaan tata ruang yang terintegrasi. Rencana ini juga menetapkan Kota Bontang sebagai bagian integral dari pusat kegiatan nasional, bersama dengan kota-kota perkotaan Samarinda dan Balikpapan.

Oeleh sebab itu penting memahami potensi dan risiko geologis dalam pembangunan wilayah Bontang tak dapat diabaikan. Ini tidak hanya berdampak pada keberlanjutan lingkungan, Salah satu alasan utama mengapa memahami potensi dan risiko geologis penting adalah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali, misalnya, dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang serius, termasuk deforestasi, erosi tanah, dan kerusakan habitat satwa liar. Dalam jangka panjang, kerusakan lingkungan ini dapat mengancam kelangsungan hidup ekosistem dan keseimbangan ekologis secara keseluruhan. tetapi juga pada keselamatan masyarakat dengan kerentanannya terhadap bencana geologis seperti tanah longsor dan gempa bumi, memerlukan tindakan pencegahan yang tepat. Tanpa pemahaman yang memadai tentang potensi risiko ini, keselamatan dan keamanan penduduk kota dapat terancam dan pertumbuhan ekonomi yang berkelajutan dengan memahami secara holistik aspek geologi, langkah-langkah pembangunan yang tepat dapat diambil untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat.

Rencana Tata Ruang Wilayah harus mempertimbangkan dengan cermat aspek geologi, tidak hanya dalam mengidentifikasi potensi sumber daya alam, melainkan juga dalam memetakan risiko bencana yang dapat timbul akibat karakteristik geologis suatu wilayah. Pentingnya pembaruan dan evaluasi rutin terhadap rencana tersebut menjadi semakin menonjol, mengingat kondisi geologis yang terus berubah seiring waktu. Dengan melakukan pembaruan dan evaluasi secara berkala, pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat menyesuaikan strategi pembangunan dengan perubahan yang terjadi dalam kondisi geologis, sehingga dapat mengurangi risiko bencana dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, langkah-langkah adaptasi yang responsif terhadap perubahan geologis menjadi kunci untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan aman, dengan memastikan bahwa rencana pembangunan tidak hanya relevan pada saat disusun, tetapi juga mampu mengakomodasi dinamika lingkungan yang terus berubah. Dengan demikian, pembaruan dan evaluasi yang rutin terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi landasan penting dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat serta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ekonomi di wilayah yang bersangkutan.

Proses ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah daerah, ahli geologi, pemangku kepentingan lokal, dan masyarakat umum. Dengan keterlibatan semua pihak, kebijakan yang efektif dan implementasi yang baik dapat dijamin. Kolaborasi ini memungkinkan berbagai perspektif dan pengetahuan yang berbeda untuk disatukan, sehingga langkah-langkah yang diambil menjadi lebih holistik dan terinformasi secara baik. Selain itu, melalui keterlibatan aktif masyarakat umum, akan tercipta pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya memahami potensi dan risiko geologis dalam pembangunan wilayah, serta dukungan yang lebih besar terhadap langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Dengan demikian, kolaborasi ini merupakan langkah yang krusial dalam menjaga keberhasilan dan keberlanjutan proses ini.

Integrasi aspek geologi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi kunci kesuksesan dalam mengelola pembangunan wilayah secara holistik dan berkelanjutan. Langkah-langkah konkret seperti pemetaan potensi sumber daya alam, identifikasi zona-zona rawan bencana, serta implementasi teknologi mitigasi bencana harus dilaksanakan dengan segera guna mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang ada sambil mengurangi risiko terhadap kejadian bencana geologis yang berpotensi merugikan. Selain itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kesadaran mereka akan potensi risiko geologis yang ada di sekitar mereka serta tindakan mitigasi yang dapat mereka lakukan. Dengan demikian, kolaborasi yang erat antara pemerintah, ahli geologi, pemangku kepentingan lokal, dan masyarakat umum menjadi kunci utama dalam menjaga keberhasilan implementasi rencana ini dan menjadikan Kota Bontang sebagai contoh dalam pengelolaan geologi wilayah yang efektif dan berkelanjutan.

Dapat disimpulkan bahwa memahami potensi dan risiko geologis dalam pembangunan wilayah Kota Bontang merupakan hal yang sangat penting. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga dengan keselamatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Dengan mempertimbangkan dengan cermat aspek geologi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, termasuk identifikasi potensi sumber daya alam dan pemetaan risiko bencana, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat. Pembaruan dan evaluasi rutin terhadap rencana tersebut juga menjadi penting untuk menyesuaikan strategi pembangunan dengan perubahan kondisi geologis yang terus berlangsung. Kolaborasi antara pemerintah daerah, ahli geologi, pemangku kepentingan lokal, dan masyarakat umum menjadi kunci dalam menjaga keberhasilan dan keberlanjutan proses ini. Dengan keterlibatan semua pihak, kebijakan yang efektif dan implementasi yang baik dapat dijamin, menjadikan Kota Bontang sebagai contoh dalam pengelolaan geologi wilayah yang efektif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun