Generasi Z merupakan salah satu generasi yang sering diperbincangkan di lingkungan kerja. Sudah bukan rahasia umum lagi generasi z mendapat julukan "generasi problematik" di lingkungan kerja, bahkan sudah ramai di media sosial tentang permasalahan ini.
Sebagai generasi z yang lahir pada tahun 2ooo-an, saya merasa terpanggil karena julukan tersebut. Karena penasaran, saya kemudian mencari artikel di internet dengan kata kunci "generasi z di lingkungan kerja", banyak media yang membahas hal tersebut. Setelah membaca dari beberapa sumber, saya coba simpulkan kenapa generasi z dianggap sebagai generasi problematik di lingkungan kerja.
1. Agak sulit diajak untuk berkolaborasi dan bekerjasama dengan tim
2. Memiliki motivasi dan etos kerja yang rendah
3. Perilaku yang kurang baik dengan sesama rekan kerja
Dari 3 poin tersebut, berdasarkan pengalaman saya selama bekerja di beberapa tempat, tidak bisa dipungkiri memang ada beberapa generasi z yang memiliki sikap tersebut, tetapi tidak semua.
Disisi lain banyak generasi z yang memiliki skill dan profesionalisme yang tinggi. Generasi z punya kelebihan seperti melek dunia digital, inovatif, kreatif, dan bisa menciptakan ide-ide yang bahasa anak sekarang "diluar nurul dan gahabis fikri".
Jadi menurut saya perusahaan tidak perlu takut untuk mempekerjakan generasi z, jangan hanya karena 1 sampai 2 orang, perusahaan membatasi untuk merekrut generasi z. Masih banyak generasi z yang memiliki etos kerja, profesional dan punya keinginan untuk berkontribusi di dalam perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H