Dasar kau keong racun
Baru kenal eh ngajak tidur
Ngomong gak sopan santun
Kau anggap aku ayam kampong
Kau rayu diriku
Kau goda diriku
Kau colek diriku
Eh ku takut sekali
Tanpa basa basi kau ngajak happy happy
Eh kau tak tahu malu
Tanpa basa basi kau ngajak happy happy
Mulut kumat kemot
Matanya melotot
Lihat body semok
Pikiranmu jorok
Mentang-mentang kau kaya aku dianggap jablay
Dasar koboi kucai
Ngajak check-in dan santai
Sorry sorry sorry jack
Jangan remehkan aku
Sorry sorry sorry bang
Ku bukan cewek murahan
Huuhhhhh…. Capek dan penat rasanya setelah memusatkan pikiran untuk mendengarkan dengan seksama seluruh teks lagu ini. Lalu saya bertanya “Apa yang ingin lagu ini tawarkan pada pendengarnya?”
Mengamati liriknya dari awal sampai akhir yang sarat mengumbar kemarahan, menyimak kata-kata yang tidak pantas, saya kembali ingin tahu kepada siapa lagu ini ditawarkan?
Lagi-lagi saya mencoba mencari karena saya yakini setiap kreativitas pasti mengandung kegunaan. Saya mencoba melihat “Pada even seperti apa lagu ini pantas dinyanyikan?”.
Saya tidak menemukan jawaban yang tepat! Yang terbersit justru tugas berat sebagai seorang ibu yang harus menerangkan “kata-kata sulit” dalam lirik lagu itu bagi telinga anak-anak saya yang masih berusia dibawah 10 tahun, bila lagu ini booming dikemudian hari. Apalagi ada rencana dari salah satu pemusik di negeri ini yang berniat meng-aransemen ulang.
Yang terbayangkan justru anak sekolah yang menghardik kawannya: “Dasar Ayam Kampung!”.
Yang kudengar justru seorang anak ABG yang merayu teman wanitanya :Check-in, yuk!”
Yang kutahu seorang ibu yang harus menghadap guru bk karena anaknya hobby mencolek.
Ah, Keong Racun…. Kau memang RACUN!!!!