SAMPANG - Anak usia dini memiliki potensi untuk mengembangkan dasar-dasar keterampilan dalam berpikir saintis, teknologi, merekayasa, memiliki rasa seni dan matematis (STEAM). Potensi ini dapat teraktualisasi apabila anak memperoleh stimulasi pembelajaran melalui kegiatan main yang tepat terkait hal tersebut baik di satuan PAUD maupun di rumah. Keterampilan ini akan sangat berguna bagi kehidupan anak saat ini hingga seterusnya sepanjang hayat.
STEAM PAUD adalah suatu pendekatan unik untuk pembelajaran anak usia dini. Pendekatan ini didasarkan pada konsep bahwa anak-anak belajar melalui pengalaman mereka dalam lingkungan yang berbeda. Steam adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics. Ini memungkinkan anak-anak untuk mengasah banyak keterampilan penting melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan dan menantang.
Pembelajaran STEAM dimulai sejak dini. Namun, STEAM bukan tentang memperlihatkan kartu huruf atau mengajarkan berhitung pada anak. STEAM merupakan hal-hal praktis yang dilakukan oleh anak-anak setiap hari. Beberapa contoh dari pembelajaran STEAM adalah memeriksa bentuk, membuat miniatur mobil dari bahan kardus bekas atau botol bekas, bermain "pasar-pasaran", menuang cairan dan berbagai material lainnya, mengisi dan mengosongkan wadah-wadah dalam berbagai ukuran, dan mencampur berbagai warna cat untuk menciptakan warna baru. Banyak aktivitas sehari-hari anak menggunakan keterampilan STEAM.
STEAM penting untuk membantu anak-anak usia dini untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Ini memberikan anak-anak kemampuan untuk belajar tentang berbagai keterampilan penting dengan menggunakan berbagai media dan alat. Ini juga memungkinkan anak-anak untuk menggunakan kreativitas, imajinasi, dan keterampilan mereka dalam pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran STEAM kali ini, saya akan bermain tenggelam dan terapung dengan menggunakan telur. Bahan-bahan yang digunakan ada telur, gelas plastik, air, garam dan sendok. Anak-anak menuangkan air pada 3 gelas plastik. anak mengambil 4 sendok makan garam dan dimasukkan kedalam gelas yang pertama, sedangkan gelas ke dua di isi garam sebanyak 2 sendok, dan gelas yang ke 3 tanpa di campur garam. Lalu anak-anak memasukkan telur ke dalam gelas satu persatu. Anak-anak mengamati hal apa yang terjadi, setelah ada sesuatu hal yang menarik maka anak dapat berpikir kritis bahwa telur dapat melayang, mengapung dan tenggelam di karenakan adanya massa air dari garam yang telah dicampur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H