Ah, aku sedang tak ingin berkata-kata, sampai akhirnya sebuah kecup hangat mendarat di pipi. Tak terima, sontak ku hapus kecupan itu dengan sehelai tissue.
Malang, ciuman tak mampu di kembalikan. Justru terhapus oleh sehelai tissue. Tissue ku buang ke tong sampah, sampah di angkut oleh petugas Dinas Kebersihan. Dibawa dan diangkut ke Bantar Gebang..
Oh sampah, terhampar luas dan terbentang. Setiap ujung mata yang terpandang hanya gundukan sampah. Dan si tissue pengusap kecup ada di antara hamparan sampah yang terbentang.
Terik panas kekeringan, rintik gerimis hujan deras membasahi si tissue. Dan kini, kecupanmu luntur bersama hancur leburnya selembar tissue yang menghapus kecupanmu.. Nasibmu jadi sehelai tissue..
♥ Noriez
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H