SMK Negeri 1 Slawi
Jl.KH.Agus Salim Slawi-Kab.Tegal Sekolah berstandar Internasional, Student Today Manager Tomorrow Dan logo serta slogan itu, mungkin hal yang sulit terlupakan dari hidup saya hingga kelak.. Sebuah sekolah yang unik. Lapang dan dengan bermacam murid yang ada di tengahnya. Sampai ketika pagi tadi..
Selasa, 15 Desember 2009 Perjalanan menuju Sudirman antara Slipi-Tanah Abang.. Sekitar pukul 08.15 wib "Beberapa siswa siswi sebuah sekolah mengenakan seragam PKS (bukan ParPol) sedang mengatur lalu lintas kemacetan Jakarta.."
Teringat sebuah kenangan, ketika baru memasuki sekolah yang sepertinya 'asing'. Maklum, seperti kebanyakan remaja lain, saya lebih tertarik masuk SMA dibanding SMK. "Apa sih SMK, muridnya cewek semua, bisa kuper aku..", pikir saya dulu ketika harus beradu mulut dengan Ayah tercinta. Tetapi pepatah mungkin bener, "Ridho (bukan Rhoma) Orangtua adalah Ridho Allah juga". Sekeras apapun menentang, orangtua tahu yang paling baik untuk anaknya. Dan akhirnya, saya bersekolah di SMK N 1 Slawi (SmeanZa) dan lulus dengan predikat memuaskan. (Alhamdulilah). Kembali ke PKS, apa itu PKS? Bila sudah lupa, saya ingatkan. PKS yang bukan Parpol ini adalah singkatan dari Patroli Keamanan Sekolah. Dan jujur saja (maaf untuk para kompasianer maupun para pembaca blog serta notes di FB saya yang dulu adalah anggota PKS), saya kurang suka dengan orang-orang dari PKS ini. Lho? haha, saya juga normal. Terkadang ingin membangkang dan sedikit nakal. Jadi rasanya, ada tembok penghalang kalo PKS ini tetap kluyuran di sekolah. Bagaimana tidak, orang-orang PKS ini khan kaki tangannya staff STP2K. Apalagi ini? Yap. STP2K is.. Satuan Tugas Pelaksanaan Ketertiban dan Keamanan. Dan jujur juga, guru-guru yang masuk dalam jajaran Staff STP2K ini juga termasuk guru-guru yang terkenal iler (maap, magsudnya 'killer'). Gimana nggak? Saya masih inget, waktu itu lagi ngtrend-ngtrend nya album Agnes Monica. Biasanya, artis. Rasanya kurang eksis kalo gak bikin sensasi dengan sejuta gaya. Yang rambutnya diwarnai inilah, itulah. Kaos kaki digini'in, digitu'in. Sampe pake sabuk turping (turun pinggang-red.) yang ukurannya seperti bukan buat ngiket pinggang tapi buat ngiket hewan qurban. (^^V) Ini, temen saya yang pengen ngetrend atau emang trend nya lagi bener-bener trendy tho? Ke sekolah, pake rok turping, sabuk gede. Sepatu teplek warna-warni. Dan ini, jelas sesuatu yang 'ngledek' staff STP2K. Dan waktu itu, pagi-pagi. Dekat pos satpam, para guru STP2K sudah siap dengan wajah semur, maap. Sangar, membawa tali rafia warna-warni sepanjang kurang-lebih satu meter. Gak jelas juga sih waktu itu buat apa tali rafia yang biasa buat ngiket 'Paket Koperasi' tiba-tiba ada ditangan para STP2K. Damn! Bener tho... Temen-temen yang biasa pake rok turping dan sabuk gede, sabuknya disita en digantiin rafia yang warna-warni.. hiihihi.. ga boleh dilepas sampe jam pulang sekolah. Dan lebih parahnya, tuh sabuk di iket di pohon rindang depan sekolah! (Kaya akar beringin dah!). Dan saya bersyukur, dulu saya termasuk siswi yang rapih dalam berpakaian. Jadi saya termasuk orang-orang yang bebas dari masalah dengan orang PKS. :D Dan disamping, salah satu kegiatan siswa-siswi "Bangsawan" a.k.a Bangsa-bangsa Keawanan. (Orang-orang yang kesiangan-red.) Yang terpaksa dipaksa untuk menyapu halaman yang super duper hiper mega luaaas. Sampe bel jam pelajaran pertama berdendang. Dan saya, adalah salah satu siswi yang pernah menyandang predikat "Bangsawan" tersebut. Bukan sesuatu yang membanggakan memang. Tapi itu jadi sebuah tantangan dan kenangan yang bener-bener susah dilupain. Menyapu halaman dengan daun-daun yang begitu kecil berjatuhan dan harus disapu sampai bersih. Belum lagi kalo waktunya musim ujan turun, rumput-rumput jadi jauh lebih gemuk dibanding tubuh saya yang terbilang kurus. Mencabutnya, harus sekuat tenaga. (Istilah Tegal ngokonya : "Cabud sukete sisan oyod-oyod'e"). Bahkan otak nakal saya sering bertanya-tanya. Saya sekolah di SMK ini tujuannya buat apa tho? Buat jadi manager atau buat jadi cleaning service? Abis.. Tiap telat, tiap ngelanggar peraturan, disuruh nyapu halaman. Hufh. Tapi Smeanza tak seburuk yang ada dalam otak nakal saya. Saya diajarkan banyak hal yang awalnya tak saya mengerti sama sekali. Mengetik 10 jari buta, Persamaan dasar akuntansi, bahkan pengenalan dan penggunaan mesin dan alat-alat kantor yang sampai saat ini, ketika saya harus bekerja di kantor semua pendidikan SmeanZa benar-benar membantu saya. Istilahnya "Ra Ngisin-ngsinna..." [gak malu-maluin-red.] Dan sekarang, seperti jadi candu kerinduan yang harus dipandang ketika perasaan itu datang. Rindu rindangnya sekolahku, rindu didikan para guru, rindu dengan tugas-tugas yang menumpuk, rindu sahabat-sahabat tempat curhat dan berdebat. Rindu teman-teman yang mungkin sekarang sudah memiliki kehidupan sendiri-sendiri. Entah itu berkarir, berwirausaha, atau mungkin sekarang sudah menikah dan berkeluarga. Halah-halah. Dan yang tak bisa dilupa, ketika setiap hari sabtu. Seusah 7K (saya sampe lupa kepanjangannya, coba saya ingat : Kebersihan, Kesehatan, Kerapihan, Ketertiban, Keindahan, Kesopasan dan apa lagi.. entahlah..) Saya masih harus memposting Mading Sekolah. (~_~) Dan ketika sudah tidak ada bahan lagi, maka tulisan-tulisan karya saya yang terpaksa harus dimuat dan diterbitkan [Narsis mode : ON] dan saya tidak memungkir. Berkat itu, orang-orang lebih mengenal saya. :) hahaks.. Dan didepan halaman tengah juga, letak perpustakaan sebagai sarang Mading Smeanza. Tempat berkumpul dan bercanda anak-anak Mading. Hingga sore, menatap hijaunya rumput atau sekedar melepas lelah dan menghabiskan hari. Saksi bisu para remaja penuntut ilmu. Yang ingin maju dan berkembang, terbebas dari kebodohan dan kebutaan aksara. Dan SmeanZawi, engkah adalah sesuatu yang tak pernah bisa lepas dari memory. Apapun yang pernah berlalu, engkau tetap jadi saksi muda dan remajanya aku. Kau tempat bernaungnya segala pengalaman yang ada. Thx Smeanza.
Didedikasikan untuk seluruh keluarga besar SMK Negeri 1 Slawi. Guru dan alumni serta murid-murid yang masih menjalani pendidikan. Sukses dihadapan kita semua.
Also Publish: Noriez Blog, Noriez FB 'n Noriez Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H