Mohon tunggu...
Nor Hilmi Wati
Nor Hilmi Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Dakwah opini untuk kebangkitan ummat yang hakiki

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Bergeming, Stunting Kian Genting

25 Juni 2023   06:58 Diperbarui: 25 Juni 2023   07:01 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JANGAN BERGEMING, STUNTING KIAN GENTING

Oleh: Nor Hilmi Wati (Mahasiswa)

"Berilah aku 10 orang pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia" sebuah kutipan dari Ir. Soekarno tentang pengkiasan peran besar pemuda melalui potensi yang dimiliki. Kita semua sepakat anak-anak hari ini akan tumbuh menjadi generasi penerus estafet kepemimpinan bangsa di masa depan tapi mirisnya banyak dari mereka yang kini justru harus berhadapan dengan permasalahan stunting. Sebagaimana yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur khususnya di Kecamatan Samarinda Seberang setidaknya ada 5.536 data stunting yang terkonfirmasi. Apa itu stunting? Dari laman yankes.kemkes.go.id stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan (kognitif maupun motorik) anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Apakah penyebab terjadinya stunting? faktor ekonomi? atau ketidaksediaan pangan bergizi? Stunting dapat terjadi semata-mata bukan hanya karena masalah ekonomi atau ketidaksediaan pangan bergizi tapi juga termasuk kurangnya edukasi para orang tua mengenai cara pola asuh yang tepat. Sebagaimana dalam laman kaltim.tribunnews.com Kepala Puskesmas Sempaja kota Samarinda mengatakan bahwa kasus stunting yang terjadi di Sempaja penyebabnya bukanlah karena persoalan kemiskinan melainkan pola asuh yang tidak baik. Sampai sini dapat kita katakan bahwa stunting merupakan permasalahan kompleks yang harus dicari akar permasalahannya.

Sayang beribu sayang sepertinya pemerintah hari ini tidak cukup tajam dalam menganalisa akar utama penyebab stunting. Hal ini dibuktikan dengan upaya-upaya yang dilakukan sampai saat ini belum bisa menuntaskan permasalahan stunting secara total. Seperti anggapan stunting dapat dicegah jika pemahaman tentang stunting kepada masyarakat digencarkan lagi. 

Tentu upaya ini tidak akan mengentaskan stunting hingga tuntas sebab faktor utama stunting adalah kurangnya peran negara dalam mengurusi rakyatnya, seperti 1) negara denial akan fakta tingginya angka kemiskinan di dalam negeri, 2) negara menutup mata akan kondisi masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, primer maupun sekunder, 3) negara tidak memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh seperti akses pendidikan, kesehatan, pangan, dan lainnya, 4) negara membiarkan SDAE (Sumber Daya Alam Energi) yang harusnya dapat memberikan kesejahteraan untuk masyarakat, dikuasai oleh sekelompok orang. Dengan kata lain stunting hadir karena masalah sistemik negeri ini. Sistem kehidupan sekuler kapitalis hari ini menjadikan negara tidak lagi menjalankan perannya untuk mengurusi rakyat. Melimpahnya SDAE tidak menjadikan negeri ini terbebas dari stunting yang terus menghantui generasi.  Berbanding terbalik dengan negara dalam sistem kehidupan Islam yang memahami benar bahwa fungsi dan tugasnya adalah meriayah (mengurusi) rakyat dengan menjadi pelayan rakyat sehingga negara akan memastikan rakyatnya aman dan sejahtera yaitu terpenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Negara Islam mampu mencegah stunting dengan menerapkan pengelolaan yang baik dalam kehidupan bernegara, baik dalam sistem ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun pergaulan. Sistem ekonomi yang diterapkan dalam negara adalah sistem ekonomi Islam, di mana SDAE dikelola secara mandiri oleh negara yang kemudian hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat melalui pemenuhan kebutuhan pokok berupa sandang, pangan dan papan. 

Pendidikan dapat dinikmati secara gratis mulai dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi, termasuk fasilitas penunjang pendidikan seperti buku, laptop, asrama/kos, dan lain-lain. Negara juga akan memastikan bahwa setiap laki-laki dewasa memiliki pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga tidak ada para ibu atau wanita yang terpaksa harus bekerja banting tulang sampai menomor duakan peran dan tugas utamanya sebagai ummu warabatul bait yaitu ibu dan pengatur rumah tangga. Para orang tua akan dipastikan sudah mempunyai bekal pemahaman mengenai pola asuh anak sesuai Islam, sehingga akan menciptakan generasi-generasi unggul yang sehat secara jasmani maupun rohani dan berkepribadian Islam. Dengan begitu stunting dapat dicegah sebelum terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Allah Taala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 24). Wallahu a'lam bish showab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun