Mohon tunggu...
Norham Abdul Wahab
Norham Abdul Wahab Mohon Tunggu... -

Penyuka sastra dan teater. pernah belajar di sastra ugeem yogyakarta. pernah belajar nulis di beberapa media cetak. sekarang maasih ada rasa untuk menjadi penyuka sastra dan teater

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak-sajak tentang Kenangan-Cinta

6 Januari 2011   23:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:53 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/ kenang-cinta (1)

oleh Norham Abdul Wahab

kenang hujan

curahkan kisah ke langit basah

meremas hati

menyenggayutkan angan di pelepah malam

tutur buai

hempaskan bimbang ke karam gelombang

mengeletah kata

mengharumkan bunga, mekar di telinga

aku di sini

tersuruk di ceruk

mengumpul keberanian ucapkan cinta

kau di sana

tersimpuh di peluh

terkebat rindu yang membunuh

(412011)

/ kenang-cinta (2)

oleh Norham Abdul Wahab

dalam kenang

ada gigil di kelopak bibir

berkabar suara debar seribu halilintar

akan hati membunga yang terukir

tak ada kata, memang

pun senyum atau airmata

namun diamnya cinta

pasikan darah yang pernah merah

(412011)

/ kenang-cinta (3)

oleh Norham Abdul Wahab

cinta tak kata, tak
pun ditulis aksara dibaris
di lembar kertas mutiara pena

tak ada titik bernoda
di helai berputih hatinya
hingga rindu hendak bersungam cemburu

cinta tak kata, tak
pun dieja huruf dibaca
di rangkaian kitab emas permata

tak ada detik ungkai
dari hati berhumban puji
bersangkut di tiang Arsy

(512011)

/ kenang-cinta (4)

oleh Norham Abdul Wahab

rindu tumpah
membasah rahim di tanah
menyepih pori damba di hati

perih
darahkan cinta di tebas tajam hari

waktu murung

tercangkung di atap langit mendung

(412011)

/ kenang-cinta (5)

oleh Norham Abdul Wahab

kenang berlinang

menangis di kebun gerimis

menyimbah tempias hari yang mati

tumpah ke dahan waktu yang basah

aku merapah di situ

mengutip, pun merangkai

remah asa yang berderai

di hati bisu

membelai janji

cinta kan bertemu rindu merindu

berpandang pada bimbang

tatapan daun di jendela senja

membayang cinta yang berkemah

di cahaya suluh purnama

membiarkan diri dikecup embun

membuat rindu semakin rimbun

(512011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun